SuaraJogja.id - Anggota DPRD Bantul mengikuti rapid test yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Dari 45 anggota dewan yang terdaftar, sebanyak 13 orang tidak mengikuti rapid test tersebut.
Ketua DPRD Bantul Hanung Raharjo mengatakan bahwa memang semua anggota dewan diharapkan mengikuti kegiatan rapid test itu. Namun, sampai ditutupnya pelaksanaan rapid test tersebut, hanya 32 anggota dewan yang datang.
Hanung mengaku tidak mempersalahkan ketika disinggung mengenai cukup banyaknya anggota dewan yang tak hadir pada pelaksanaan rapid test pada hari ini. Menurutnya, sebagian dari mereka sudah melakukan rapid test secara mandiri.
“Tidak masalah, toh juga sudah ada yang melakukan secara mandiri,” ujar Hanung kepada wartawan usai mengikuti rapid test di lobi DPRD Bantul, Senin (13/7/2020).
Baca Juga: Wagub DKI Sampai DPR, Berikut Komentar Tarif Atas Rapid Test Rp 150 Ribu
Hanung menjelaskan, rapid test ini menjadi salah satu upaya untuk menekan penularan Covid-19, khususnya di lingkungan DPRD. Anggota dewan dianggap sebagai kelompok yang rawan tertular karena memiliki mobilitas yang tinggi, mulai dari menemui konstituen, bertemu dengan pemerintah, hingga yang paling berisiko tinggi yakni melakukan kunjungan kerja ke luar daerah.
“Ini juga untuk melihat kondisi kesehatan kita, ya karena tugas kita juga terbilang banyak dan membutuhkan mobilitas yang tinggi,” katanya.
Baru-baru ini diketahui bahwa DPRD Bantul telah melakukan kunjungan kerja ke Cilacap, Jawa Tengah. Menurut rencana yang sudah ada pada pertengah Juli ini, kunjungan juga akan dilakukan kembali ke Madiun dan Pacitan.
Jika hasil tes tersebut ada yang terindentifikasi reaktif, maka selanjutnya yang bersangkutan akan ditindaklanjuti dengan tes swab. Namun, hasil akhir dari 32 orang anggota dewan yang dites tersebut semuanya nonreaktif.
Melihat kasus penyebaran Covid-19 di Bantul yang cukup tinggi, Dinkes Bantul sebelumnya juga diketahui sudah melaksanakan rapid test massal kepada pedagang pasar tradisional. Hal tersebut sebagai upaya untuk terus memutus mata rantai penularan Covid-19 yang bisa terjadi di mana saja.
Baca Juga: Harga Rapid Test Masih di Atas Rp150 Ribu? Ini Kata Perhimpunan Rumah Sakit
Berita Terkait
-
Wagub DKI Sampai DPR, Berikut Komentar Tarif Atas Rapid Test Rp 150 Ribu
-
Harga Rapid Test Masih di Atas Rp150 Ribu? Ini Kata Perhimpunan Rumah Sakit
-
Meski Tarif Tertinggi Rp150 Ribu, RS Diduga Patok Rapid Test Lebih Mahal
-
Kemenkes Jelaskan Rincian Biaya Rapid Test Antibodi
-
Kemenkes Belum Terapkan Sanksi ke RS yang Rapid Test Lebih dari Rp 150 RIbu
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Nick Kuipers Resmi Tinggalkan Persib, Lanjut Karier ke Eropa atau Persija?
-
QRIS Bisa Digunakan di Jepang dan China! India, Korsel dan Arab Saudi Segera Menyusul
-
5 Rekomendasi HP Kamera 200 MP Mulai Rp3 Jutaan, Gambar Tajam Detail Luar Biasa
-
5 HP Murah Kamera 108 MP, Harga Mulai Rp1 Jutaan Hasil Foto Tak Ada Lawan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
Terkini
-
Link DANA Kaget Aktif Hari Ini Berjumlah Ratusan Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Sidang Ijazah Jokowi Ditunda, Kuasa Hukum Tergugat Tegas Tolak Intervensi Tak Sesuai Prosedur
-
Mediasi Sidang Ijazah Jokowi Gagal Digelar, Hakim Tunggu Permohonan Intervensi Pihak Ketiga
-
PN Sleman Gelar Sidang Perdana Polemik Ijazah Jokowi Hari Ini
-
Jangan Ketinggalan, Link DANA Kaget Aktif Hari Ini Rebutan Sekarang