SuaraJogja.id - Cerita dramatis harus dilalui oleh anak-anak di kampung Mahiyut, Desa Loktanah, kecamatan Telagabauntung, Kalimantan Selatan.
Demi mengikuti kegiatan belajar online, mereka harus bersusah payah memanjat pohon setinggi 15 meter untuk bisa menjangkau sinyal internet.
“Perjuangan anak-anak belajar itu ya mencari titik-titik yang ada signalnya. Alhamdulillah sebagian ada di pasang penguat signal tapi perlu modal dan harga mahal,” ujar Yuana Karta Abidin, Camat Telagabauntung dilansir dari Kanalkalimantan.com jaringan Suara.com, Kamis (3/9/2020).
Menurut dia, kalau siswa yang naik pohon cari sinyal itu diketahui ketika ada rapat di desa ada aparat yang menyampaikan kepadanya bahwa anak-anak harus naik pohon untuk mendapatkan signal.
“Saya kira kemarin itu rendah atau di cabang aja, ternyata sampai ke pucuk pohon,” papar dia.
Dia mengatakan, sinyal yang paling kuat itu berada di paling atas, kalau di bawah pohon tidak terlalu bagus.
“Jadi para anak-anak sampai harus naik sampai dekat pucuk pohon demi mendapatkan sinyal yang lebih kuat, di banding di bawahl pohon nya,” katanya.
Berdasar pengamatan camat, ada banyak orang yang menaiki pohon untuk mendapatkan sinyal hp.
“Bukan hanya pelajar SMP atau SMA, dulu waktu ditetapkan kuliah secara daring para mahasiswa juga naik pohon untuk dapat signal hp. Dulu pernah di bikinkan tangga, tapi karena banyak yang makai, jadi tangga tersebut runtuh,” ujar dia.
Baca Juga: Positif Covid-19 di DIY Bertambah, 2 Kasus dari Klaster Soto Lamongan
Guru di sekolah, beber dia, sudah melarang para siswa naik pohon, dan bisa langsung datang ke sekolah. Namun para siswa tidak mau dikarenakan jalan menuju ke sekolah itu ditempuh lebih dari 10 kilometer.
"Biasanya para siswa ini mencari sinyal hp di mulai pukul 10:00 pagi. Para siswa naik ke atas pohon itu untuk di dampingi orangtuanya. Setelah daftar hadir, mereka mendonwload tugas yang di berikan guru. Setelah itu murid pulang untuk mengerjakannya,” ujar dia.
Setelah selesai mengerjakan tugas, sore hari para siswa kembali naik ke pohon untuk mengupload tugas yang sudah di selesai di kerjakan. Itu berlangsung setiap hari.
“Anak-anak tentu saja ingin sekolah kembali normal lagi, sekokah secara tatap muka lagi. Dan kami berharap signal internet bisa terpenuhi dan dapat terwujud,” harap dia.
Ketika ditanya bagaimana peran pemerintah dalam menyediakan sinyal, camat mengatakan, usul BTS sudah dimasukkan dalam musrenbang, dan sudah ditanggapi Diskominfo dan persandian.
“Menunggu hasil untuk 2021 nanti,” ungkap dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Bersama dengan Penerima Manfaat di Bandung, BRI Jalankan Program Menanam Grow & Green
-
Bidik Peningkatan Kunjungan Wisatawan Mancanegara, Pemkot Jogja Dorong Tambahan Direct Flight
-
Usai Viral Sebut Jokowi Bukan Alumni, Layanan LISA AI UGM Tak Bisa Digunakan
-
Gudeg Legend di Jogja Sediakan Makanan Gratis, Sajikan Menu Nusantara untuk Perantau Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!