SuaraJogja.id - Infeksi ulang terhadap pasien Covid-19 yang sudah sembuh sering menjadi pertanyaan lantaran dikabarkan fenomena ini terjadi di beberapa wilayah. Selain itu, di antara mereka ada yang mengalami sejumlah gejala, seperti demam, dedak napas dan nyeri.
Hal tersebut diamini Dr Susan Kline, seorang profesor kedokteran di divisi penyakit menular dan kedokteran internasional di Fakultas Kedokteran Universitas Minnesota. Menurut keterangannya, memang banyak orang mulai mempertanyakan kemungkinan pasien sembuh dari virus corona akan terinfeksi ulang setelah dinyatakan pulih.
"Orang-orang mulai mempertanyakan kemungkinan infeksi ulang terjadi tidak lama setelah terinfeksi atau tidak. Laporan yang telah keluar ini membuat kami mempertanyakan berapa banyak lagi infeksi virus corona yang telah terjadi," jelas Dr Susan, dikutip dari CNN.
Dr Susan mengatakan, biasanya beberapa keluarga virus menjadi laten dan aktif kembali. Misalnya, virus varicella-zoster, yang bisa menyebabkan cacar air pada anak-anak yang tidak aktif dan bisa aktif kembali sebagai herpes zoster.
Baca Juga: Virus Corona Covid-19 Bisa Picu Penyakit Misterius, Ini Kata CDC
Sedangkan, virus corona Covid-19 sebelumnya seperti SARS, MERS, dan kutu musim dingin cenderung bersifat seperti itu.
Selain itu, tampaknya virus corona Covid-19 tidak mungkin aktif kembali pada orang yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi.
"Kami tidak memiliki bukti bagus untuk kondisi itu. Tapi, kami tidak bisa mengesampingkan kemungkinan itu," jelasnya.
Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengeluarkan panduan baru yang menjelaskan bahwa orang yang sudah pernah terinfeksi virus corona dan sudah sembuh tidak perlu karantina atau diuji ulang hingga 3 bulan. Dalam banyak kasus, masih belum jelas pasien virus corona yang sudah sembuh bisa terinfeksi dua kali atau tidak.
Rekomendasi itu berdasarkan pada sains terbaru tentang virus corona Covid-19 yang menunjukkan bahwa orang bisa positif terinfeksi lagi hingga 3 bulan setelah dinyatakan pulih dan tidak menginfeksi orang lain. Panduan CDC ini muncul setelah sejumlah penelitian ilmiah menghasilkan bukti bahwa kekebalan terhadap virus corona tidak bertahan lama.
Baca Juga: Awas, Ruam Kulit akibat Virus Corona Bisa Bertahan Berminggu-minggu!
Satu penelitian mengatakan antibodi mungkin mulai memudar hanya 20 hingga 30 hari setelah gejala Covid-19 pertama kali muncul.
Berita Terkait
-
Hari Ini, Kasus Covid-19 Kota Bogor Tembus 1.400
-
Sakit Tenggorokan yang Seperti Ini Bisa Jadi Gejala Covid-19
-
Stres Bisa Bikin Kondisi Pasien Covid-19 Tambah Parah? Ini Kata Dokter
-
Di Atas Target Jokowi, IDI Desak Tes Corona 50 Ribu Orang per Hari
-
Awas, Ruam Kulit akibat Virus Corona Bisa Bertahan Berminggu-minggu!
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Nick Kuipers Resmi Tinggalkan Persib, Lanjut Karier ke Eropa atau Persija?
-
QRIS Bisa Digunakan di Jepang dan China! India, Korsel dan Arab Saudi Segera Menyusul
-
5 Rekomendasi HP Kamera 200 MP Mulai Rp3 Jutaan, Gambar Tajam Detail Luar Biasa
-
5 HP Murah Kamera 108 MP, Harga Mulai Rp1 Jutaan Hasil Foto Tak Ada Lawan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
Terkini
-
Jelang Idul Adha, Penjualan Hewan Kurban di Sleman Lesu? Wabup Ungkap Penyebabnya
-
Modal dari KUR BRI, Kelor Disulap Jadi Peluang Bisnis Kuliner Menggiurkan
-
Link DANA Kaget Aktif Hari Ini Berjumlah Ratusan Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Sidang Ijazah Jokowi Ditunda, Kuasa Hukum Tergugat Tegas Tolak Intervensi Tak Sesuai Prosedur
-
Mediasi Sidang Ijazah Jokowi Gagal Digelar, Hakim Tunggu Permohonan Intervensi Pihak Ketiga