SuaraJogja.id - Berkunjung ke Kebumen, Seniman Butet Kartaredjasa tunjukkan salah satu warung legendaris yang sering dikunjungi para supir trek. Warung itu sering jadi tempat persinggahan para supir truk yang bekerja membawa kendaraannya mengelilingi Pulau Jawa.
Terletak di Jalan Raya No 126 Kutowinangun, Kebumen, rumah makan ini menyediakan menu-menu sederhana seperti nasi rames dan berbagai camilan lainnya. Tengah melakukan perjalanan menunuju Yogyakarta, Butet menyempatkan diri berkunjung ke tempat itu seperti yang biasa ia lakukan.
"Reguler saya lakukan. Karena warung ini juga sudah cukup berusia," ujarnya berdiri di depan Warung Asli Kutowinangun.
Warung Asli Kutowinangun ini disebut Butet sudah berdiri sejak tahun 1960. Sudah 60 tahun berdiri menjadi salah satu destinasi kuliner di tanah Kebumen. Sejak lama, Butet sendiri sudah sering transit di tempat makan ini, karena makanannya dinilai keren-keren.
Butet menjelaskan, bukti kelegendaan warung ini terletak pada kalender yang menempel di sekeliling warung. Ada banyaknya kalender yang tertempel di warung itu merupakan tanda bahwa tempat tersebut sudah dikunjungi oleh banyak orang.
Hal spesial yang ada di warung-warung ini adalah makanan ringan yang disajikan. Mulai dari jenang, krasikan, wajik, cucur, jadah dan banyak makanan tradisional khas Jawa lainnya. Dicetak di atas nampan dari bambu, aneka jajanan itu kemudian dipotong dan dikemas dalam plastik, cocok jadi buah tangan.
"Rasanya si jadah ini keren banget," terang Butet.
Sebagai buah tangan, sampai di rumah jadah ini bisa dipanggang dan disantap selagi hangat. Sementara kue cucur yang berwarna merah muda tersebut disebut Butet sangat cocok untuk valentine atau hari kasih sayang. Sambil tertawa, Butet nampak bahagia menjelaskan menu yang tersaji.
Selanjutnya, Butet menjelaskan bahwa di warung tersebut pengunjung melayani diri mereka sendiri. Pembeli bisa mengambil sendiri nasi dan lauk sesuai keingin mereka. Sayurnya sendiri merupakan khas daerah setempat. Lauk yang disajikan juga bermacam, ada yang berbasis daging, tahu, tempe dan sebagainya.
Baca Juga: Gempa Pangandaran Terasa sampai Jateng dan Yogyakarta, Ini Penjelasan BMKG
Lihat keseruan Butet di Kebumen DISINI
Untuk satu potong camilan dihargai Rp 2000. Sementara untuk ukuran satu nampan senilai Rp 260.000. Untuk peyek sendiri dihargai Rp 2.500. Sedangkan nasi sayur dijual seharga Rp 5000. Lauk daging seharga Rp 15.000, kemudian lauk telur Rp 8000, bandeng Rp 7.500 sama seperti tempe dan sop Rp 7000.
"Jadi kalau berkunjung ke Kebumen jangan lupa mampir ke kedai-kedai tempat trasnsit para sopir truk. Temukan kelezatan dan kenyamanan khas masing-masing daerah," imbuh Butet.
Sejak diunggah Jumat (23/10/2020), video itu sudah ditonton lebih dari 24 ribu kali. Ada 600 orang yang menekan tanda suka dan puluhan lainnya berkomentar. Mereka mengaku suka dengan video-video Butet yang menunjukkan makanan khas di berbagai daerah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Yayasan Pengelola SPPG Jogotirto Berbah Buka Suara Soal Operasional Berhenti, Dana Belum Turun
-
SPPG di Sleman Terpaksa Dihentikan, Siswa Kembali Bawa Bekal? Ini Penjelasan Pemkab
-
Sultan HB X Cuek Mobilnya Disalip Pejabat saat di Lampu Merah: 'Wong Saya Bisa Nyupiri Sendiri Kok!'
-
Menara Kopi Mati Suri: PKL Eks TKP ABA Terancam Gulung Tikar, Pemerintah Diduga Cuek
-
Jogja Bergerak Lawan Kanker Payudara, 3.000 Perempuan Ikut Skrining, Wali Kota Beri Edukasi