Jika menemui Mahkamah Konstitusi adalah jalur hukum, Rocky Gerung menilai, maka masyarakat sipil juga bisa menempuh jalur nonpolitik. Ia mengungkapkan, saat ini pameran kesombongan terbagi menjadi dua, yakni ditumpuknya relawan di BUMN dan diselundupkannya Omnibus Law UU Cipta Kerja ini pada malam hari.
Rencana kejahatan Omnibus Law ini sendiri tidak berjalan dengan lancar bagi Rocky Gerung. Sebab, baru delapan jam sejak diunggah di situs pemerintah, masyarakat sudah berpikir kritis, begitu juga dengan awak media, dan langsung menemukan kejanggalan.
Secara hukum sosiologis, sambung dia, keadaan ini tidak akan mungkin bisa dikembalikan kepada keadaan semula, sehingga masyarakat harus mulai membiasakan hidup dalam kondisi yang tidak biasa. Rocky Gerung juga menilai bahwa posisi Presiden Jokowi sendiri sudah dalam keadaan lemah.
"Bukti bahwa dia lemah, dia tunduk pada tekanan kuasa. Bukti dia lemah, dia tunduk pada tekanan oligarki," ujarnya.
Baca Juga: Akibat Hujan Deras, Belasan Makam di TPU Minomartani Amblas
Rocky Gerung menilai, sebagai presiden, tugas Jokowi sudah selesai. Hanya saja, ada satu menteri kecil yang berbicara nyeleneh dan memberi sinyal bahwa kabinet sudah berantakan.
Dirinya menjelaskan bahwa apa yang ia sampaikan bukanlah keinginannya. Ia hanya melakukan prediksi berdasarkan ilmu pengetahuan yang ada dan bahwa semua perubahan sosial terjadi dengan cara yang sama. Jika legitimasi sudah turun, maka kekuasaan sudah goyah, katanya.
Dengar percakapan lengkap mereka DI SINI.
Turunnya legitimasi, kata Rocky Gerung, tidak hanya dilihat dari oposisi yang memperpendek dan sebagainya. Namun, yang menujukkan justru awak media yang menampilkan legitimasi turun; kepercayaan turun melalui survei. Secara metodologi, menurutnya, masyarakat sudah tiba pada kesimpulan bahwa kekuasaan istana sudah menurun.
"Tidak perlu lagi badai untuk menumbangkan pohon, hanya butuh angin sepoi-sepoi," ujarnya.
Baca Juga: Bus TransJogja Kecelakaan di Sleman, Mobil Partai yang Jadi Lawan Disoroti
Rocky Gerung juga mengakui bahwa dirinya tidak lagi melakukan kritik terhadap Presiden Jokowi lantaran periode kritik itu sudah selesai; hanya tinggal menunggu periode pembusukan.
Ia menilai, tidak akan bisa lagi akar yang sudah membusuk untuk kembali ditegakkan. Menurutnya, bahkan buzzer pun tidak akan lagi mampu membela Presiden Joko Widodo. Tidak akan bisa lagi pohon tumbuh subur karena permasalahannya terletak di akar.
Sejak diunggah pada Selasa (3/11/2020), perbincangan antara Rocky Gerung dan Hersubeno Arief tersebut sudah ditonton lebih dari 74 ribu kali. Ada 2.000 lebih warganet yang menekan tanda suka dan 60 lainnya menekan tanda tidak suka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Terkini
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Klik Link, Langsung Cuan di Sini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional