Scroll untuk membaca artikel
Rima Sekarani Imamun Nissa | Rosiana Chozanah
Rabu, 25 November 2020 | 09:53 WIB
Menu Makanan Vegan (Instagram/Burgreens)

SuaraJogja.id - Diet vegan atau pola makan yang cuma mengonsumsi makanan nabati, sedangkan vegetarian mengonsumsi makanan nabati tetapi masih dapat memakan produk turunan hewan, seperti susu, telur, dan keju. Sayangnya, keduanya belakangan disebut lebih berisiko mengalami patah tulang.

Berdasarkan studi longitudinal yang terbit di jurnal BMC Medicine, Minggu (22/11/2020) lalu, orang vegan dan vegetarian dikatakan memiliki kepadatan mineral tulang yang lebih rendah.

Menurut Institut Kanker Nasional AS, kepadatan tulang adalah ukuran jumlah mineral (kebanyakan kalsium dan fosfor) yang terkandung dalam volume tulang tertentu.

Tidak hanya itu, pemakan non-daging juga memiliki asupan kalsium dan protein yang jauh lebih rendah, CNN melaporkan.

Baca Juga: Jadi Tanda Ketidakseimbangan, Ini Arti Mimpi Patah Tulang

Hasil ini didapat setelah peneliti menganalisis beberapa kelompok, yakni pemakan daging, pemakan ikan (pescatarian), vegetarian, dan vegan.

Ilustrasi diet vegetarian. (Shutterstock)

Penulis menemukan, dibanding pemakan daging, orang vegan dengan asupan kalsium dan protein rendah rata-rata memiliki risiko 43% lebih tinggi mengalami patah tulang, terutama pada bagian pinggul, tungkai, dan tulang belakang.

Sedangkan vegetarian dan pescatarian berisiko tinggi alami patah tulang pinggul. Namun, risiko ini sebagian berkurang saat peneliti mempertimbangkan indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) dan konsumsi kalsium serta protein yang cukup.

Meski begitu, risiko masih tetap tinggi pada vegan setelah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.

"Temuan studi mendukung penelitian tentang kesehatan tulang dengan asupan protein dan kalsium serta BMI. Protein dan kalsium adalah dua komponen utama tulang," ungkap Lauri Wright, ahli gizi dan ketua departemen nutrisi dan dietetika di Universitas Florida Utara.

Baca Juga: Ingatkan Pakai Masker, Seorang Perawat Dianiaya hingga Patah Tulang

Hanya saja, keterbatasan penelitian ini adalah sebagian besar peserta studi adalah orang Eropa kulit putih dan perempuan.

"Hasil dari ini, mengingat peserta terbatas, tak bisa digeneralisasikan untuk populasi lain dan studi lebih lanjut diperlukan," ujar Katherine Tucker, seorang profesor epidemiologi nutrisi di Universitas Massachusetts, Lowell.

Para penulis juga tidak mempunyai data tentang suplementasi kalsium atau penyebab patah tulang. Selain itu, dari BMI juga sudah dapat menjelaskan temuan itu, kata penulis studi.

Vegan dan vegetarian cenderung memiliki BMI lebih rendah yang telah dikaitkan dengan risiko patah tulang. Potensi meningkat karena beberapa faktor, misalnya bantalan sendi yang kurang kuat saat mereka jatuh.

Load More