Selain itu, pandemi Covid-19 juga berdampak pada pengurangan karyawan yang sebelumnya bekerja bersama. Dari total lima orang yang masih bisa bekerja bersama Sihono sebelum pandemi, kini hanya ada satu orang yang diminta untuk tetap membantu produksi kerajinan itu.
"Sebelumnya ada lima karyawan, setelah pandemi hanya ada satu saja. Sempat dua bulan berhenti, baru ada pesanan yang masuk lagi beberapa bulan ini, dan itu terus berlangsung sampai sekarang," sebutnya.
Sihono menjelaskan, memang saat ini produksinya telah kembali berjalan, tetapi sekarang sudah sangat menurun. Bahkan hanya beberapa produk saja yang memang dikerjakan langsung di rumahnya.
Jika dulu semua bisa dikerjakan sendiri, kini Sihono hanya mengerjakan beberapa produk saja. Sisanya mulai dari produksi awal hingga sentuhan akhir kadang digarap oleh satu karyawannya yang datang ke rumah atau beberapa karyawan di rumahnya masing-masing.
Baca Juga: Dampak Covid-19, Omset Penjualan Pernak-Pernik Natal Turun
Begitu juga dengan bahan baku kerjainan itu, dulu ia masih sanggup membeli kayu satu truk dalam setahun sekali, kini bahan baku menyesuaikan pesanan yang masuk.
"Pesanan kita untuk kerajinan memang jalan untuk produk seperti tempat lilin kayu, salib dinding, salib duduk, hingga pernak-pernik yang terbuat dari kuningan atau alumunium. Beberapa masih bisa kami ambilkan ke tempat yang memang sudah bekerja sama. Ada yang produksi gitu di rumah," terangnya.
Menjelang perayaan Natal tahun ini, diakui Sihono, memang tren pemesanan sudah naik. Namun, hal itu sudah terjadi terhitung sejak beberapa bulan lalu, atau tepatnya saat setelah produksi kembali berjalan seusai lockdown sementara.
Beberapa pesanan yang masuk itu sekarang tak ayal malah membuat pihaknya sedikit kewalahan. Keterbatasan jumlah orang yang melakulan produksi tidak sebanding dengan permintaan yang datang.
"Ada beberapa pesanan yang masuk terus, bahkan ada satu yang menghubungi terus, tapi belum sempat dilayani. Pesanan berapa pun sebenarnya kita terima, tapi memang sekarang kita yang sudah pelan-pelan karena terbatas tenaga itu tadi," tuturnya.
Baca Juga: New York Bersolek Menyambut Natal
Suplai kerajinan dan pesanan kebanyakan masih didominasi dalam pulau dan lokal saja. Padahal sebelumnya, hasil kerajinan tersebut dapat disuplai ke toko peribadatan yang kemudian dijual kembali ke gereja-gereja di seluruh Indonesia.
Berita Terkait
-
Habis Imlek, Hiasannya Dibuang Ke Mana? Mal Ini Punya Jawabannya!
-
Panen Cuan Jualan Pernak-pernik Tahun Baru 2025, Pedagang Bisa Raup Jutaan dalam Semalam
-
Kayu Salib Yesus Terbuat dari Apa? Ini 4 Teori Asal-usulnya
-
Dari Rp 5 Ribu Sampai Rp 4 Juta! Intip Pernak-pernik Hiasan Natal di Pasar Asemka
-
Buat Rumahmu Meriah! Berikut Surga Pernak-pernik Natal di Medan
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
Terkini
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada
-
Miris, Pasar Godean Baru Diresmikan Jokowi, Bupati Sleman Temukan Banyak Atap Bocor
-
Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta
-
Arus Balik Melandai, Tol Tamanmartani Resmi Ditutup, Polda DIY Imbau Pemudik Lakukan Ini