Kemuning Kembar
Setelah Kemuning Kembar berdiri pada 2006 silam, Gamayanti pun semakin mengembangkan program-programnya agar tak berhenti ketika membuat pojok dolanan saat gempa Jogja di Bantul.
Melalui Kemuning Kembar yang sudah beranggotakan 18 orang, ia menerima terapi dan asesmen psikologi yang lebih banyak pada anak-anak, remaja hingga dewasa.
Mereka menangani anak-anak dengan autism, gangguan pemusatan perhatian, down sindrome hingga anak-anak yang memiliki berbagai macam trauma, seperti pelecehan seksual, sakit kronis dan lainnya.
Pada remaja, mereka menangani masalah emosi, gangguan belajar dan lain sebagainya. Selain itu, mereka juga menangani masalah orang dewasa yang paling banyak menghadapi masalah depresi, kecemasan, rumah tangga.
Baru-baru ini, Kemuning Kembar juga bekerja sama dengan Nivea untuk mendampingi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus selama 3 tahun. Melalui program ini, Kemuning Kembar mendorong orangtua untuk menjadi berdaya dalam mengasuh anaknya.
"Kita melakukan asesmen pada orangtuanya, seperti mencari tahu kebutuhan mereka dan kebutuhan anaknya yang berkebutuhan khusus. Setelah asemen, kami menyusun modul dan melakukan pelatihan," jelas Gamayanti.
"Iya kita melakukan beberapa sesi pelatihan, mendampingi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dan menjadi peer konselor untuk sesama mereka," ujar Anggiastri H. Utami, psikolog dan Co Founder Kemuning Kembar.
Konsisten dengan fokusnya yang ingin mengombinasikan psikologi, pendidikan, kesehatan, dan budaya, Kemuning Kembar juga selalu menambahkan unsur kesenian dan budaya pada setiap program yang dijalankan.
Baca Juga: Kisah Ibu Punya 3 Anak Waria: Mereka Dibuat Tuhan
Begitu pula, program-programnya di Omah Perden sebagai rumah stimulasi untuk anak-anak yang dibentuk oleh Kemuning Kembar.
Pandemi Virus Corona Covid-19
Bahkan Kemuning Kembar juga sempat membuka konsultasi psikologi gratis pada tiga bulan pertama pandemi virus corona Covid-19 di Indonesia.
Kemuning Kembar membuka konsultasi gratis sebagai bentuk peran aktifnya untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi. Langkah ini juga sekaligus bentuk pengabdian masyarakat.
Melalui konsultasi gratis tiga bulan awal pandemi itu, mereka berupaya meningkatkan kesehatan psikologis agar terbentuk individu dan masyarakat yang sehat, kuat dan tenang menghadapi situasi yang sedang berlangsung.
Konsultasi psikologi gratis ini dilakukan secara daring untuk masyarakat umum yang membutuhkan, tenaga kesehatan, ODP, PDP hingga pasien Covid-19 yang butuh penguatan psikologis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Deadline Proyek di Gunungkidul Dikejar: DPRD Tak Ingin Hujan Jadi Alasan
-
Setelah Diperiksa Intensif, Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Resmi Ditahan Terkait Kasus Korupsi
-
WNA Tiongkok 'Nakal' di Yogyakarta: Alih-Alih Pelatihan, Malah Kerja Ilegal?
-
Trauma Mendalam, Terdakwa Kecelakaan Maut BMW Menangis di Persidangan: 'Saya Bukan Pembunuh'
-
Raih Saldo Gratis? Ini Trik Jitu dan 4 Link Aktif untuk Klaim DANA Kaget buat Warga Jogja