
SuaraJogja.id - Indria Laksmi Gamayanti (58), namanya sudah besar sebagai Ketua Psikolog Klinis Indonesia (IPK). Tak hanya itu, ia juga seorang pendiri Kemuning Kembar, sebuah lembaga pengembangan diri dan komunitas yang bertempat di Yogyakarta.
Kepeduliannya terhadap persoalan pendidikan, psikologis, kesehatan dan budaya membuatnya tertarik mendirikan Kemuning Kembar, sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
Kemuning Kembar sendiri terbentuk ketika Gamayanti terjun ke lapangan membantu anak-anak korban gempa Jogja pada Mei 2006 silam. Saat itu, Gamayanti dibantu oleh anak-anak muda yang tak lain para mahasiswa psikologi.
Ia juga bekerja sama dengan para mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) untuk membantu pemulihan kondisi psikologis anak-anak korban gempa di Bantul. Kala itu, Gamayanti bersama para mahasiswa psikologi dan seni membuat pojok dolanan untuk anak-anak korban gempa.
Baca Juga: Kisah Ibu Punya 3 Anak Waria: Mereka Dibuat Tuhan
"Kita kalau nggak salah ada 3 titik di Bantul. Waktu itu kita bikin pojok dolanan di sana. Di pojok dolanan itu kita melakukan intervensi pada anak-anak dan juga orangtuanya," kata Gamayanti melalui Google Meet pada Rabu (23/12/2020), karena tidak ingin tatap muka di masa pandemi virus corona Covid-19.
Gamayanti dan para mahasiswa sukarelawan yang dulunya belum memiliki nama, melakukan edukasi dan penyuluhan tentang cara mendampingi anak-anak korban gempa pada orangtua.
Mereka juga melakukan intervensi dan terapi pada anak-anak melalui media bermain. Gamayanti juga menangani anak secara individu ketika ada yang memiliki masalah khusus.
"Pojok dolanan tidak hanya menyasar anak, tetapi juga edukasi kepada orangtua dan lingkungan sekitar," ujarnya.
Usaha Gamayanti yang dibantu oleh mahasiswa psikologi dan ISI dalam menangani anak-anak korban gempa Jogja pun berjalan baik dan berhasil. Sampai akhirnya, kelompok ini semakin berkembang dan memiliki nama Kemuning Kembar.
Baca Juga: Komunitas Penyanyi Dangdut Palembang Ini Lahirkan Talenta Profesional
Gamayanti sebagai pendiri atau koordinatornya bercerita nama Kemuning Kembar ini terinspirasi dari dua pohon kemuning besar di depan rumahnya ketika mereka sedang musyawarah mencari nama untuk kelompoknya.
Berita Terkait
-
R.A. Kartini dalam Sorotan Psikologi Humanistik
-
Silaturahride with Mas Pram, Ratusan Pesepeda Bersepeda 39 Km Bersama Gubernur
-
Dari Perpustakaan Keliling ke Gerakan Literasi: Perjalanan Busa Pustaka Nyalakan Harapan Lewat Buku
-
Duka yang Diabaikan: Remaja Kehilangan Orang Tua, Siapa Peduli?
-
Dukungan Sosial atau Ilusi Sosial? Realita Psikologis Ibu Baru
Terpopuler
- Alumni UGM Speak Up, Mudah Bagi Kampus Buktikan Keaslian Ijazah Jokowi: Ada Surat Khusus
- 3 Klub Diprediksi Jadi Labuhan Baru Stefano Cugurra di BRI Liga 1 Musim Depan
- HP Murah Itel A90 Lolos Sertifikasi di Indonesia: Usung RAM 12 GB, Desain Mirip iPhone
- Paula Verhoeven Positif HIV sebelum Menikah dengan Baim Wong?
- Akal Bulus Demi Raih Piala Asia U-17 2025: Arab Saudi Main dengan '12 Pemain'?
Pilihan
-
Cerita Pria 57 Tahun di Mataram Akhirnya Dapat SK PPPK Tapi Setahun Lagi Pensiun
-
Rafael Struick Ditendang vs Adelaide United, Brisbane Roar Kini Diamuk Netizen Indonesia
-
Tak Hanya Barang Bajakan dan QRIS, AS Juga Protes Soal UU Produk Halal RI
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Lancar Main FF, Terbaik April 2025
-
Polres Sukoharjo Ungkap Kasus Peredaran Narkoba, Dua Residivis Kembali Diamankan
Terkini
-
Resmi Berdiri, XLSMART Jadi Kekuatan Baru Masa Depan Digital Indonesia
-
Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
-
Komitmen BRI Holding Mikro Untuk Kesejahteraan Gender, 14,4 Juta Pengusaha Dapat Dukungan
-
Haedar Nashir Berharap Pengganti Paus Fransiskus Bisa Suarakan Perdamaian di Gaza
-
Disomasi, Produsen Anggur Orang Tua Resmi Hentikan dan Tarik Peredaran Miras Label Kaliurang