SuaraJogja.id - Tahun Baru Imlek dirayakan dengan cara yang berbeda di 2021 dibandingkan dari tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19.
Tak terkecuali di Kelenteng Gondomanan, Kota Yogyakarta, warga Tionghoa tak merayakan pesta pada Imlek kali ini.
Kegiatan sembahyang atau ibadah di Kelenteng Gondomanan, diberitakan ANTARA, dilakukan dengan pembatasan dan penerapan protokol kesehatan ketat.
"Kami hanya akan menyalakan lilin sebentar di detik-detik pergantian tahun. Setelah itu selesai. Tidak ada pesta, hanya mengucapkan selamat tahun baru saja," kata Ketua Pengurus Kelenteng Fuk Ling Miau Gondomanan Angling Wijaya di Yogyakarta, Kamis (11/2/2021).
Baca Juga: Libur Imlek, Kemenpan RB Wajibkan PNS Share Lokasi
Ia mengatakan, jumlah umat yang datang beribadah di kelenteng pada malam pergantian tahun tidak sebanyak tahun sebelumnya. Selain itu dipastikan, tidak ada kegiatan yang memicu kerumunan.
"Tidak ada kumpul-kumpul. Hanya beribadah sebentar saja, memanjatkan doa keselamatan semoga pandemi segera berakhir. Apalagi, ini tahun kerbau. Kerbau dikenal ‘ndablek’ tapi kuat," tutur Fuk Ling Miau.
Tahun lalu, kata dia, tepat pukul 00.00 WIB hingga 03.00 WIB, umat Tionghoa menghadiri doa bersama di kelenteng, dimeriahkan dengan pesta kembang api dan pertunjukan barongsai.
"Tahun ini beda. Sederhana saja. Kami pun sudah menyiapkan sarana pendukung protokol kesehatan. Ada empat wastafel dan pengecekan suhu otomatis. Ibadah dilakukan bergantian dan maksimal 30 persen," jelas Fuk Ling Miau.
Tak hanya itu, tahun ini juga tidak dilakukan kegiatan pembagian bahan kebutuhan pokok kepada warga kurang mampu tepat pada tahun baru.
Baca Juga: Tradisi Bagi Angpao saat Imlek, Syaratnya: Jangan Angka Ganjil
"Biasanya akan ada banyak warga kurang mampu datang ke kelenteng saat Imlek. Kami akan coba tertibkan supaya tidak berkerumun. Kalau tidak pakai masker akan kami tegur dan beri masker. Nanti juga ada pengawasan dari kepolisian terkait pelaksanaan ibadah di kelenteng," ujarnya.
Sementara itu, Vincent Eddy Kuncoro Hartono, salah satu warga Tionghoa, mengungkapkan, perayaan Imlek tahun ini dipastikan berbeda dibanding tahun lalu.
Biasanya ia beribadah dan berdoa di sejumlah kelenteng di luar daerah sebelum malam pergantian tahun dan berkumpul bersama keluarga besar
“Untuk tahun ini beda. Yang pasti, tidak keluar kota dan masih mempertimbangkan banyak hal untuk datang berdoa ke kelenteng. Bisa saja berdoa di rumah karena ada altar juga,” ungkap Vincent.
Dirinya yakin, keluarga Tionghoa lainnya yang merayakan Imlek juga menerapkan hal serupa.
"Imlek biasanya identik dengan kumpul keluarga besar. Banyak yang datang dari luar kota, tetapi karena masih pandemi, mungkin yang berkumpul hanya keluarga dekat saja,” jelas Vincent.
Berita Terkait
-
45 Ucapan Cap Go Meh 2024 Dibagikan ke Saudara atau Teman Kerja
-
Kemeriahan Festival Cap Go Meh di Kawasan SCBD Jakarta
-
Syahdu Perayaan Cap Go Meh di Vihara Amurva Bhumi: Doa, Hiburan, dan Lontong Khas
-
Meriahkan Tahun Naga Kayu di Jakarta, Bank Mandiri Ajak Nasabah dan Mitra Rayakan Imlek
-
Bisa Heboh Kalau di Indonesia, Starbucks China Rilis Kopi Rasa Daging Babi!
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
PR Poros Maritim Prabowo: Belajar dari Ketahanan ala Jenderal Soedirman
-
Fokus Isu Anak dan Perempuan, Calon Bupati Sleman Kustini Bahas Pembangunan Nonfisik dengan DPD RI
-
Dari Rumah Sakit Hingga Penggergajian Kayu: Reka Ulang Pengeroyokan Remaja Bantul Ungkap Fakta Mengerikan
-
Ferry Irwandi vs Dukun Santet: Siapa Surasa Wijana Asal Yogyakarta?
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar