Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 05 Maret 2021 | 15:33 WIB
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan (Dok. Humas Kemenko Marves)

SuaraJogja.id - Dukungan terhadap pariwisata DIY diberikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut menyatakan, DIY memiliki banyak potensi pariwisata dari tersedianya alam yang indah, antara lain Bukit Menoreh di Kulon Progo dan persawahan di sepanjang Pantai Selatan.

Ia pun mengatakan, potensi-potensi wisata tersebut perlu dimanfaatkan secara lestari.

"Kemenko Marves akan terus mendukung pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata di DIY," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Green Infrastructure, Pengembangan Wilayah, dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur di DI Yogyakarta, Kamis (4/3/2021).

Baca Juga: Menko Marves Targetkan Rehabilitasi Mangrove Seluas 620.000 Hektar

Dirinya juga meminta supaya pembangunan infrastruktur di DIY bisa rampung pada 2024.

"Kita perlu mengusahakan agar pembangunan-pembangunan ini dapat selesai tahun 2024 sekalipun nantinya memerlukan pengembangan lebih lanjut. Saya berpesan agar pembangunan infrastruktur harus mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan tetap menjaga lingkungan," kata Luhut.

Dilansir ANTARA, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (5/3/2021), terdapat sejumlah proyek infrastruktur yang penyelesaiannya tengah dikebut.

Proyek pertama yakni pengendalian banjir di sekitar Yogyakarta International Airport atau Bandara YIA. Kapasitas saluran drainase di kawasan bandara diketahui tidak mampu menampung debit banjir Sungai Bogowonto dan Serang.

Proyek tersebut diharapkan mampu melindungi dan mengamankan kawasan strategis Bandara YIA dari banjir seluas 600 hektare serta kawasan pertanian dan pemukiman seluas 2.000 hektare. Di samping itu, diperlukan penyediaan alternatif moda transportasi menuju Bandara YIA, yaitu kereta api bandara.

Baca Juga: Menko Luhut Sebut Potensi Gempa di Lampung di 2021 Patut Diwaspadai

Kedua adalah proyek jalan, di antaranya Jalan Tol Jogja-Bawen, Jalan Tol Solo-Jogja-Kulon Progo, Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS), Jalan Temon (Kulon Progo)-Borobudur, dan Jalan Prambanan-Gading.

Dengan proyek ini, diharapkan waktu tempuh lebih efisien. Selain itu, jalan tol juga diharapkan bisa menjadi konektivitas antarkawasan strategis pariwisata nasional di Yogyakarta dan sekitarnya, mendukung pertumbuhan dan membangkitkan ekonomi, serta mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Proyek ketiga yaitu Pelabuhan Perikanan (PP) Tanjung Adikarto. Proyek ini didesain supaya dapat memuat 400 kapal dengan 5 ribu nelayan setiap tahunnya, dengan produksi tangkapan sebesar 27,4 ribu ton per tahun atau senilai Rp276 miliar per tahun.

Pelabuhan tersebut dikerjakan sejak 2000 dan sudah selesai pada 2014, tetapi belum beroperasi akibat sedimentasi pasir yang menutupi pintu alur masuk pelabuhan.

Keempat, Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional, di antaranya Kamijoro, Kartamantul, dan Banyusoco. Dukungan pemerintah pusat diperlukan pada proyek ini untuk pengelolaan sebagian unit produksi dan jaringan distribusi, serta dukungan untuk unit air baku agar dapat beroperasi pada tahun 2025.

Yang kelima adalah penyelesaian revitalisasi tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). Nantinya, TPA itu akan melayani area kawasan perkotaan Yogyakarta, begitu juga Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul.

Sementara itu, proyek keenam yakni penataan Kawasan Aerotropolis, Kawasan Stasiun Tugu, Kawasan Stasiun Lempuyangan, dan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Gunung Merapi.

Load More