SuaraJogja.id - Relokasi tahanan dan narapida perempuan dari Lapas Kelas IIB Wirogunan, Yogyakarta ke Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, yang ada di Wonosari, Gunungkidul, Rabu (10/3/2021), turut menyertakan terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veleso.
Bersama 87 warga binaan lainnya, Mary Jane akan menempati gedung lapas perempuan baru yang belum lama ini dibangun Kemenkumham.
Kepala Divisi Lapas Kantor Kemenkumham Yogyakarta Gusti Ayu mengatakan, pihaknya tidak memberikan perlakuan khusus untuk Mary Jane. Ia tetap akan dicampur dengan warga binaan lain supaya bisa berbaur.
Apalagi, kata dia, selama ini Mary Jane menujukkan perubahan perilaku yang sudah cukup baik.
Baca Juga: Bersama Penghuni Lain, Mary Jane Dipindah ke Lapas Wanita di Wonosari
"Jadi tidak ada perlakuan khusus, sama seperti warga binaan lain," ujar Gusti Ayu.
Mary Jane sendiri merupakan terpidana mati kasus narkoba asal Filipina yang ditangkap pada April 2010.
Kala itu ia terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Yogyakarta, Indonesia. Setibanya di Bandara Internasional Adisutjipto, Sleman, DIY, Mary Jane ditangkap dengan membawa tas berisi 2,6 kilogram heroin.
Penyelundupan narkotika itu kemudian membawanya pada hukuman mati yang dijatuhkan Pengadilan Negeri (PN) Sleman di Oktober 2010.
Memperkuat vonis mati dari PN Sleman, pada Desember 2010 Pengadilan Tinggi Yogyakarta juga membuat putusan banding, disusul putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) pada Mei 2011.
Baca Juga: Kabur Lewat Gorong-gorong, Napi Cai Ji Fan Gali Lubang Setiap Malam
Sempat mengajukan grasi, tetapi permohonan Mary Jane ditolak Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada Desember 2014.
Selain itu, permohonan Peninjauan Kembali (PK) juga ditolak MA pada Maret 2015. Lalu pda 24 April 2015, Mary Jane dipindah ke Lapas Nusakambangan. Tiga hari kemudian, pada 27 April 2015, mendekati hari eksekusi, permohonan PK untuk kali kedua diajukan, tetapi langsung ditolak PN Sleman karena PK hanya bisa diajukan satu kali.
Di hari yang sama, di sela-sela penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Ke-26 di Kuala Lumpur, Malaysia, presiden Filipina kala itu, Benigno Aquino III, menemui Jokowi secara langsung untuk meminta penundaan eksekusi kepada Mary Jane karena aktor utama kasus tersebut sudah menyerahkan diri ke polisi di Filipina.
Eksekusi mati terhadap Mary Jane, yang dijadwalkan pada 29 April 2015 dini hari bersama delapan terpidana mati lainnya di Pulau Nusakambangan, kemudian ditunda.
Namun, Jokowi membantah penundaan eksekusi Mary Jane karena dilobi Presiden Filipina. Menurut keterangannya, ada bukti baru yang menyatakan bahwa Mary Jane diduga korban perdagangan manusia
"Enggak, enggak ada lobi-lobi. Semalam Presiden Filipina enggak ada telepon ke saya. Penundaan, sekali penundaan ya, eksekusi Mary Jane itu karena ada bukti baru kalau dia korban perdagangan manusia. Kami menghargai proses hukum itu hingga selesai," kata Joko Widodo di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (29/4/2015).
Selain itu, Kejaksaan Agung menerima surat dari Menteri Kehakiman Filipina yang menjelaskan bahwa orang yang merekrut Mary Jane menjadi kurir narkotika, yakni Maria Kristina Sergio, telah menyerahkan diri kepada polisi Filipina. Karena itu, keterangan Mary Jane masih diperlukan untuk pengusutan kasus.
Mary Jane pun kembali ke Yogyakarta di hari ia seharusnya menjalani eksekusi.
Sampai saat ini, Mary Jane telah lebih dari 10 tahun menjalani kasus hukum. Di lapas di Yogyakarta, bersama dengan warga binaan lainnya, Mary Jane mendapat pelatihan, bimbingan, dan fasilitas yang sama.
Kendati begitu, hingga kini belum ada kepastian soal kelanjutan eksekusi Mary Jane.
Berita Terkait
-
Bebas dari Hukuman Mati, Mary Jane Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Ucap Terima Kasih ke Prabowo
-
Detik-detik Terpidana Mati Mary Jane Dipulangkan dari Bandara Soetta
-
Ucap Terima Kasih Terpidana Mati Mary Jane ke Presiden Prabowo dan Yusril: Tuhan Memberkati
-
Kenang-kenangan yang Dibawa Terpidana Mati Mary Jane Pulang ke Filipina, Ada Gitar hingga Rajutan
-
Dirjen Imigrasi Pastikan Proses Deportasi Telah Siap, Terpidana Mati Mary Jane akan Dipulangkan Rabu Dini Hari
Terpopuler
- Jabatan Mentereng Wahyu Hidayat, Pantas Ayah Dokter Koas Luthfi Ogah Damai dengan Pihak Lady Aurellia
- Ibunda Lady Biang Kerok Penganiayaan Dokter Ternyata Direktur Perusahaan Ternama
- Gus Iqdam Bela Miftah, Gus Arifin Ngaku Tak Suka: Maksudnya Apa Dam?
- Pendaftaran Pendamping Desa 2025 Resmi Dibuka! Cek Gaji dan Cara Daftarnya
- Alvin Lim Tuntut Teh Novi Ganti Rugi Rp 1 Triliun, Denny Sumargo Berkelakar Minta Bagian
Pilihan
-
Perusahaan Asing Gugat Waskita Karya Karena Nunggak Utang Rp976 Juta
-
4 Rekomendasi Laptop Gaming di Bawah Rp 15 Juta, Terbaik Desember 2024
-
Raksasa Ritel RI Terpuruk! Alfamart dan Matahari Berguguran
-
Resmi Dipecat PDIP, Jokowi: Waktu yang Akan Menguji
-
Usai Pelantikan PAW, Anggota DPRD Bontang Jalani Tes Urine, Apa Hasilnya?
Terkini
-
H-3 Nataru, Tol Klaten-Prambanan Dikebut: Penerangan Jalan Jadi Fokus Utama
-
Ruas Tol Klaten-Prambanan Dibuka Fungsional saat Nataru, Solo ke Prambanan hanya 30 Menit
-
Ormas Islam Geruduk DPRD Gunungkidul, Tuntut Wakil Ketua Dicopot Akibat Skandal Video Seks
-
Jual Beli Bayi oleh Dua Bidan di Jogja Berlanjut, Polisi Periksa Buku Registrasi, Orang Tua Terancam jadi Tersangka
-
Tol Yogya-Solo-YIA Segmen Klaten-Prambanan Diupayakan Buka 24 Jam Saat Nataru