"Jumlah penumpang yang terkumpul di bandara, akan meningkat jauh di atas biasanya," kata dia.
Sementara untuk tes antigen, pada umumnya penumpang lakukan tes satu sampai dua hari sebelum keberangkatan dan dilakukan di luar bandara, sehingga tidak terjadi konsentrasi penumpang di bandara.
"Selisih biaya Antigen dengan GeNose signifikan, bisa sekitar Rp100.000 hingga Rp210.000. Godaan untuk berbondong-bondong pakai GeNose cukup besar," tambahnya.
Alvin menilai, pada umumnya orang akan menjalani tes sekedar untuk memenuhi persyaratan. Bukan soal pencegahan COVID-19, seperti juga banyak orang pakai masker agar tidak kena sanksi. Bukan soal tular-menular COVID-19. Maka, mereka pakai masker asal-asalan saja. Tidak menutup hidung, diplorot ke dagu dan sebagainya.
Alvin merasa ngeri membayangkan terjadi penumpukan penumpang di bandara jelang mudik. Ia meyakini, penumpang pasti stress dan ada tensi tinggi di sana, karena mereka tidak ingin ketinggalan pesawat.
"Lebih bijak bila implementasi GeNose tidak pada masa Peak Traffic. Pasca Idulfitri lebih rendah risikonya," ucapnya.
Sebelumnya diketahui, sebanyak empat bandar udara (bandara) di Indonesia, akan melakukan uji coba layanan GeNose C19. Layanan Genose C19 akan diberikan bagi penumpang yang akan ikut penerbangan lewat empat bandara tersebut.
Ketua Tim Pengembang Genose C19, Prof. Kuwat Triyana menyebutkan, empat bandara tersebut adalah Yogyakarta International Airport, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Mahmud Badarudin Palembang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung.
"Layanan GeNose C19 ini resmi akan diberlakukan per 1 April mendatang," ucapnya.
Baca Juga: Alasan Pesawat Antonov Mendarat di YIA dan 4 Berita Top SuaraJogja
Uji coba layanan pemeriksaan GeNose C19 di bandara ini tidak berbeda dengan layanan pemeriksaan GeNose yang ada di stasiun kereta api. Terkait aturan dan prosedur alur pemeriksaan GeNose bagi penumpang di bandara, masih menunggu aturan resmi dari Kementerian Perhubungan dan Satgas COVID-19.
"Mudah-mudahan dalam dua hari ini sudah keluar,” tuturnya.
Soal jumlah alat GeNose yang digunakan di masing-masing bandara, Kuwat mengatakan jumlah tersebut menyesuaikan jumlah pengunjung di setiap bandara.
Dalam hitungannya, setiap bandara minimal bisa menggunakan sekitar 8-10 unit GeNose. Sebab, dalam satu hari, satu alat GeNose bisa memeriksa sekitar 250 orang sekaligus. Jika ada 10 unit maka memeriksa sekitar 2.500 orang dalam sehari. Kuwat menyarankan agar penumpang yang ingin melakukan pemeriksaan GeNose C19 datang ke bandara lebih awal.
Kuwat menyebut, timnya telah memproduksi sebanyak 3.000 unit alat GeNose. Belakangan permintaan dari lembaga pendidikan, sekolah, kantor hingga perhotelan, permintaan akan GeNose hingga bulan Agustus mendatang mencapai 50.000 unit.
Namun begitu, kapasitas produksi GeNose saat ini di UGM mampu memproduksi hingga 15.000 unit per bulan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal
-
Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?
-
Rejeki Nomplok Akhir Pekan! 4 Link DANA Kaget Siap Diserbu, Berpeluang Cuan Rp259 Ribu
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag