SuaraJogja.id - Setelah meledaknya bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, aksi teror kembali terjadi di Mabes Polri. Seorang wanita ditembak mati di tempat setelah sempat melepaskan tembakan di pos penjagaan utama kepada anggota polisi yang berjaga. Sama seperti pelaku sebelumnya, polisi juga menemukan surat wasiat milik wanita tersebut.
Isi dari surat itu sendiri lantas beredar di luas di media sosial. Dalam suratnya, pelaku, yang dikenal bernama Zakiah Aini ini, berpamitan kepada keluarganya sembari memberikan sejumlah pesan, mulai dari melarang orang tuanya untuk berhubungan dengan bank hingga tidak mengikuti pemilu.
Meyakini bahwa aksinya melakukan penyerangan ke Mabes Polri tersebut merupakan amalan tertinggi yang diajarkan Nabi dan Rasul, sebelumnya pelaku yakin akan membawa syafaat untuk keluarganya di Surga. Zakiah juga berpesan kepada kakaknya untuk mengenakan jilbab serta menonton kajian dakwah dari para ustaz.
Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) Henry Subiakto sendiri dalam cuitannya ikut menyoroti mengenai apa yang disampaikan pelaku dalam surat wasiatnya. Ia menilai, orang-orang yang mengajarkan kesesatan harus bertanggung jawab atas tindakan pelaku.
Henry menjelaskan bahwa para pelaku teror seperti Zakiah ini menyakini jika meninggal saat menjalankan tugasnya akan masuk ke alam surga, bahkan bisa memberikan syafaat kepada keluarganya dan lantas berani melakukan bunuh diri.
"Karena teroris percaya jika mati saat 'amaliah' akan masuk surga, bahkan bisa beri syafaat pada keluarga, lalu sengaja 'bunuh diri'. Inilah kalau agama dipahami hanya untuk urusan akherat, tapi abaikan kebaikan di dunia. Orang-orang yang ajarkan kesesatan seperti ini harus dimintai tanggung jawab," tulis Henry dalam cuitannya.
Dalam unggahannya tersebut, Henry juga ikut mengunggah cuplikan surat wasiat milik Zakiah.
Sejak diunggah pada Kamis (1/4/2021), komentarnya mengenai surat wasiat teroris tersebut sudah disukai lebih dari 200 pengguan Twitter. Ada puluhan yang ikut membagikan ulang dan beberapa meninggalkan komentar.
"Pejabat HOAX juga merupakan teroris bagi pengguna sosmed," tulis akun @yw_ward****.
Baca Juga: Bandingkan UU ITE dengan Kitab Suci, Ini Penjelasan Prof Henry Subiakto
"Ini bisa ditelusuri. Tontonan kajian dakwah ulama/ustadz yang dijadikan rujukan," komentar akun @Heri_su****.
"Silahkan kalau ingin mati, tapi matilah sendiri jangan ngajak yang lain yang belum ingin mati. Jika anda mengajak mati orang kafir, apa bedanya dengan anda sendiri?," tanggapan akun @WMA**.
Sementara akun @greencl0*** mengatakan, "Karena dakwah sesat semacam itu terhapuslah kesadaran menghormati, menghargai dan mengasihi sesama manusia."
Berita Terkait
Terpopuler
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
Terkini
-
24 Ribu Jiwa di Gunungkidul Krisis Air Bersih: Data Belum Lengkap, Ancaman Membesar
-
Amnesti Prabowo di Jogja: Langkah Strategis atau Pembebasan Kontroversial Mirip Kasus Hasto?
-
KUR BRI Bantu Pengusaha Pakan Ternak Ponorogo Tingkatkan Kapasitas Produksi
-
Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya