SuaraJogja.id - Seorang warga asal Padukuhan Widoro RT 3, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Bantul ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror. Pria berinisial W (40) diduga terlibat jaringan teroris.
Ketua RT 3, Syafii (41) menerangkan sejak pukul 06.00 wib, dirinya sudah dihubungi aparat, jika ada salah seorang warganya diamankan karena diduga terlibat jaringan teroris.
"Ketika pukul 08.00 wib saya dikabari lagi akan ada penggeledahan. Lalu saya diminta sejumlah aparat Densus 88 untuk berdiam diri dan tidak boleh keluar rumah. Saat Jumatan juga harus izin dulu," terang Syafii ditemui wartawan di Padukuhan Widoro, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Jumat (2/4/2021).
Ia melanjutkan, penggeledahan dilakukan sekitar pukul 13.00 wib. Syafii menjelaskan penggeledahan berjalan tiga jam lamanya.
"Penggeledahan selesai sekitar pukul 16.00 wib, selanjutnya petugas satu persatu pergi," kata dia.
Lebih lanjut, Syafii menjelaskan terdapat sekitar 14 boks yang diisi barang-barang milik terduga W. Mulai dari buku, busur panah dan barang lain.
"Saya kurang hafal barangnya apa saja, tapi terlihat ada buku, saya tidak tahu buku apa lalu ada busur panah. Jumlahnya ada 14 boks itu," jelas Syafii.
Disinggung dimana terduga W diamankan Densus 88, Syafii menjelaskan jika terduga saat penggeledahan tidak ada di rumah.
"Saat penggeledahan tidak ada di rumah dia (W). Dari keterangan polisi yang berbicara dengan saya ditangkap pagi hari ini juga (Jumat) dan masih di sekitar Padukuhan Widoro," jelas dia.
Baca Juga: Terduga Teroris di Tuban Disebut Pernah Sebarkan Pesan Cara Merakit Bom
Terpisah, adik ipar W, Titik Nur Solehah (30) membenarkan jika kakak iparnya ditangkap oleh Densus 88.
"Informasi yang saya dapat dari istrinya, ada tiga mobil tadi. Densus 88 yang datang ke sini. Tapi kakak ipar saya (W) tidak ada di rumah. Katanya diamankan di luar, (rumah)," jelas dia.
Dirinya baru diberitahu oleh kakaknya sekitar pukul 15.30 wib. Sehingga baru bisa datang setelah pukul 16.00 wib.
W, kata Titik memiliki tiga orang anak. Satu anak sulungnya masih belajar di sebuah pondok pesantren. Sementara dua lainnya tinggal di rumahnya Padukuhan Widoro RT 3.
"Dia ini asli Wonosari, tapi sudah tinggal di sini. Anak pertamanya sudah umur 20 tahun. Ya sekitar itu sudah tinggal di rumahnya ini," ujar Titik ditemui di rumah W.
Disinggung soal pekerjaan W, Titik menjelaskan bahwa dia berjualan soto di sekitar sawah yang ada di Padukuhan Widoro.
"Dia juga sempat bekerja di lembaga penyalur bantuan, tetapi sepertinya sudah tidak kerja di sana lagi," terang Titik.
Terpisah, Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono saat dihubungi mengaku hanya mendengar informasi tersebut. Pihaknya tidak mau membeberkan secara jelas.
"Saya mendengar begitu, tapi saya tidak punya informasi apa-apa. Karena yg melaksanakan dari Densus 88," kata dia melalui pesan singkat.
Dari pantauan SuaraJogja, kondisi rumah terduga W masih terlihat aktivitas. Anak-anak W masih ada di dalam rumah. Kendati demikian, istrinya tak bisa ditemui dan masih shock setelah penggeledahan yang terjadi.
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- 15 Kode Redeem FF Hari Ini 2 Agustus, Klaim Hadiah Kolaborasi Naruto, Skin Kurama, & Emote Ninja!
Pilihan
-
Irak Mulai Panik, Ketar-ketir Lihat Perkembangan Timnas Indonesia
-
Tarif Trump Berlaku 7 Agustus 2025, IHSG Borpotensi Merana Hingga Akhir Tahun
-
Saham Terafiliasi Suami Puan Maharani Bergerak Abnormal, Langsung Kena Sentil BEI
-
Antam Tarik Utang Rp8 Triliun dari Bank Asing
-
Dirut Food Station Tersangka Tapi Beras Oplosan Terlanjur Beredar, Pramono Serukan Penarikan
Terkini
-
PSS dan PSBS Oke, PSIM? Pemkab Sleman Buka-bukaan Soal Nasib Stadion Maguwoharjo
-
Bye-bye Maguwoharjo? PSIM Jogja Mantap Bidik Stadion Sultan Agung Sebagai Kandang Super League
-
DPRD DIY Pasang Badan, Lawan Kebijakan PPATK yang Bekukan Rekening Warga Tanpa Bukti
-
Dampak Ekonomi Tol Jogja-Solo: 6 Exit Tol di Sleman Diharapkan Dongkrak Pariwisata dan Kuliner
-
Aksi Nekat Maling Sasar SD di Sleman, Uang Puluhan Juta Lenyap! Polisi Turun Tangan