SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman mengimbau masyarakat untuk bisa menjalankan tradisi padusan di rumah saja.
Padusan merupakan tradisi yang berlaku di Jogja dan sejalan dengan ajaran Islam, menyucikan diri dengan mandi besar saat menyambut datangnya Ramadan. Biasanya padusan dilakukan pada H-1 Ramadan.
Padusan biasanya diselenggarakan secara beramai-ramai seperti di pantai, kolam renang hingga masjid. Agenda itu juga tak dipungkiri berlangsung pula di Sleman.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, saat ini sebetulnya sudah banyak umat Islam yang memilih padusan di rumah, tak terkecuali muslim di Sleman.
"Kalau ada yang mau melestarikan tradisi silakan saja. Ada yang di kolam renang, sungai, tentunya itu jangan berkerumun," ungkapnya, Rabu (7/4/2021).
Ungkapan itu sekaligus diikuti dengan pernyataan dirinya, yang meyakini bahwa saat padusan dipastikan pesertanya akan melepas maskernya.
Joko mengatakan, virus penyebab COVID-19 tidak menular lewat air. Hanya saja, penularan bisa saja terjadi bila setelah mandi, para peserta kemudian ngobrol.
"Itu bisa saja [tertular]," kata dia.
Sementara itu, sehari sebelumnya, Kasubag TU Kemenag Sleman Tulus Dumadi menyatakan, tradisi padusan tak dipungkiri masih berkembang dan masih ada di Sleman dan beberapa daerah lainnya.
Baca Juga: Piala Menpora, Persebaya Siapkan Amunisi Muda Jelang Duel Lawan PSS Sleman
Menurut dia, sepanjang kegiatan itu menerapkan protokol kesehatan secara ketat, masyarakat dipersilakan melakukannya.
"Karena itu [dalam Instruksi Bupati] termasuk [kategori] kegiatan sosial keagamaan kemasyarakatan. Artinya, penyelenggara harus memberitahukan kepada gugus tugas setempat untuk melakukan itu dan memastikan bahwa acara itu diselenggarakan dengan protokol kesehatan," ujarnya.
Ia tak menafikan bahwa besar kemungkinan peserta padusan di lapangan akan melepas maskernya saat ikut padusan. Hal itu jelas menjadi kendala. Namun ia tetap berharap, peserta bisa tetap menggunakan masker di lokasi dan tak berkerumun.
"Supaya tidak terjadi penularan [COVID-19]. Jangan sampai pelaksanaan padusan menimbulkan klaster baru," kata dia.
Suasana Ramadan kali ini diperkirakan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, khususnya bagi jamaah Masjid Pathok Negoro Ploso Kuning.
Masjid tersebut dikabarkan meniadakan tradisi padusan, yang pada Ramadan sebelumnya diselenggarakan di masjid. Bahkan, diketahui pada 2020 lalu, padusan di kolam kompleks masjid itu tetap digelar.
"Untuk tahun ini tidak ada. Karena COVID," ujar Takmir Masjid Pathok Negoro, Ploso Kuning Kamal singkat, kala dikonfirmasi.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
Danais DIY Dipangkas Setengah Miliar! Sultan Tolak Lobi Prabowo
-
Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas: Polisi Buru Bukti CCTV, Ada Kelalaian?
-
Sultan Legawa Danais Dipangkas, DPRD DIY Meradang! Apa yang Terjadi?
-
Guru Jadi Garda Depan! Strategi Kemenko Polkam Internalisasi Pancasila di Dunia Pendidikan
-
Korban Tewas Ditabrak Trans Jogja, Polisi: Belum Bisa Simpulkan Siapa yang Lalai