SuaraJogja.id - Memperingati Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei, puluhan pekerja yang tergabung dalam Jaringan Advokasi Melindungi Pekerja Informal DIY (Jampi) mendesak pemerintah segera memberikan aturan mengenai adanya jaminan perlindungan.
Ketua Jampi Warisah menuturkan, komunitasnya yang terdiri dari para Pembantu Rumah Tangga (PRT), pekerja rumahan, buruh gendong, hingga jamu gendong telah membuktikan kemampuan serta etos kerja dan kemampuannya.
"Mayoritas dari para pekerja ini adalah perempuan yang juga memiliki beban ganda sebagai ibu dan anggota masyarakat. Beban ganda ini tak akan hilang jika kesetaraan gender belum berlaku di segala lapisan masyarakat," jelas Warisah pada bakti sosial pembagian paket Sembako bagi pekerja informal di Yayasan Annisa Swasti, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Minggu (2/5/2021).
Koordinator acara, Ernawati menerangkan selain pembagian sembako kepada PRT dan juga anggotanya, Jampi menggelar diskusi terkait kisah inspiratif perempuan pekerja informal yang justru hadir sebagai garda depan saat krisis ekonomi dan kesehatan sebagai dampak dari Pandemi Covid-19.
Baca Juga: Peringati Hari Buruh, SBSI DIY Soroti Perlindungan Pekerja di Masa Pandemi
Lebih lanjut, peringatan hari buruh kali ini setelah ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak 8 tahun lalu merupakan kelegaan.
Terkait Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari setahun, para pekerja informal masih bisa bertahan meski harus melalui perjuangan berat. Dengan demikian hal ini menjadi sesuatu yang harus diapresiasi.
"Terlepas dari masalah pandemi, kondisi kaum buruh masih berada di garis rentan. Kami berharap para pekerja informal yang belum diakui keberadaannya segera mendapatkan jaminan perlindungan," ujar dia.
Ia menegaskan belum adanya perhatian kaum perempuan dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut tata kelola negara ini akan berpengaruh secara langsung dan tidak langsung pada pekerja informal.
Ia menyebut, fluktuasi harga kebutuhan pokok, kenaikan harga listrik, ketersediaan pangan, papan dan transportasi turut menyumbang angka dalam penentuan standar kehidupan layak.
Baca Juga: Ganjar Gelar Curhat Virtual Bareng Buruh, Ini yang Dibahas
Di sisi lain, kata Ernawati, perempuan dalam segala kondisi kerentanannya memberi sumbangan besar bagi devisa negara dan pesta elektoral negeri ini.
"Maka sudah selayaknya kami, buruh, pekerja menjadi sektor yang harus diperhitungkan suaranya dalam menentukan kemajuan bangsa ini," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Peringati Hari Buruh, SBSI DIY Soroti Perlindungan Pekerja di Masa Pandemi
-
Ganjar Gelar Curhat Virtual Bareng Buruh, Ini yang Dibahas
-
Peringati Hari Buruh, Ganjar Kunjungi Rusun dan Bagi Sembako
-
Hari Buruh, Aliansi BEM Soloraya Sentil Penerapan Undang-undang Cipta Kerja
-
Aksi May Day di Jakarta Ricuh, 30 Orang Dibawa ke Polda
Terpopuler
- Review dan Harga Skincare NAMA Milik Luna Maya: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- Nasib Pemain Keturunan Indonesia Cucu Sultan Kini Berstatus Pengangguran
- 5 Mobil Murah Mulai 10 Jutaan: Tampilan Mewah, Cocok untuk Keluarga
- Rahasia Kulit Sehat Dr Tompi: 3 Langkah Skincare yang Bisa Kamu Ikuti di Rumah
- 3 Motor Cruiser Murah Bertampang Ala Harley-Davidson: Gunakan Mesin V-Twin, Harga Setara Honda PCX
Pilihan
-
BYD Kembali Pangkas Harga, Bos GWM Geram: Bagaimana Kualitas Mobil Bisa Terjamin?
-
Nasib Miris Rafael Struick: Andalan Timnas Indonesia, Malah Dibuang Brisbane Roar
-
BREAKING NEWS! Persija Jakarta Tunjuk Eks MU Sebagai Pelatih
-
5 Rekomendasi Serum Vitamin C Terbaik: Cerahkan Kulit, Tameng Radikal Bebas
-
Karyawan PT Timah Bobol SDN 3 Mentok, Program AKHLAK Erick Thohir Dipertanyakan
Terkini
-
Mahasiswa UGM Tewas di Jalan Palagan, Ini Pertimbangan Polisi Jadikan Pengemudi BMW Tersangka
-
Jeritan UMKM Korban Covid-19, Geruduk DPRD DIY Tuntut Penghapusan Hutang
-
BREAKING NEWS!: Pengemudi BMW yang Tewaskan Mahasiswa UGM di Jalan Palagan Jadi Tersangka
-
Mahasiswa UGM Tewas Ditabrak BMW: Saksi Ungkap Kecepatan Mengerikan di Jalan Palagan
-
Mahasiswa Tewas Ditabrak BMW di Sleman, UGM Angkat Bicara Soal Proses Hukum