Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 28 Mei 2021 | 14:21 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Balai Kota Jakarta, Kamis (6/5/2021). [Dok. Partai Demokrat]

SuaraJogja.id - Sejumlah nama yang diprediksi terjun pada kontestasi Pilpres 2024 terus mencuat seiring menghangatnya isu pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Selain santer nama pasangan Prabowo-Puan, muncul pula sosok Anies Baswedan-AHY.

Nama pasangan Anies Baswedan-AHY berhembus kencang setelah putra mahkota mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut menyambangi Anies Baswedan awal Mei lalu di Balai Kota DKI Jakarta.

Meski AHY berkilah bahwa agendanya menemui Anies Baswedan bukan bicara soal politik praktis, tetapi nuansa pertemuan itu tampak kental terkait dengan agenda Pilpres 2024. Hal itu setidaknya berdasar penilaian Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari beberapa waktu lalu.

Munculnya pasangan calon Prabowo-Puan dan Anies-AHY yang belakangan kencang berhembus nyatanya juga disorot pegiat sosial media, Denny Siregar.

Baca Juga: Harmonis dengan Megawati, Gerindra Berpeluang Duetkan Prabowo-Puan di Pilpres 2024

Melalui kicauannya di Twitter, Denny menyentil bab munculnya dua pasangan itu ke permukaan.

"Gua ga kebayang calon Pilpres 2024 hanya ada 2 pasangan yang disodorkan...Prabowo-Puan vs Anies-AHY," tulisnya, Jumat (28/5/2021).

"Mending gua golput aja dan alih profesi jadi youtuber kaya Atta Halilintar, bikin konten receh...," lanjutnya.

Tiga skenario

Qodari mengemukakan, setidaknya adanya tiga skenario calon kandidat yang akan berlaga dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga: Pilpres 2024, Golkar Solid Usung Airlangga Hartarto

Kandidat yang masuk dalam skenario pertarungan politik tersebut masih melibatkan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak dipungkiri, bisa ikut kembali jika berpasangan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Qodari menjelaskan pasangan Jokowi-Prabowo bisa saja tercipta dan akan melawan kotak kosong. Lantaran, Jokowi masih bisa berupaya untuk memperpanjang masa jabatan presiden hingga tiga periode melalui amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945.

"Tentunya ini akan terjadi, apabila amandemen masa jabatan bisa tiga periode dan kalau ini terjadi akan melawan kotak kosong," jelas Qodari dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (8/5/2021).

Kemudian untuk skenario kedua, yakni Prabowo melawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut Qodari skenario itu sangat berpeluang besar, karena Prabowo hanya membutuhkan satu partai untuk memenuhi batas minimal kursi partai pengusung calon presiden.

Sementara, Anies pun kerap masuk peringkat tiga besar sebagai tokoh yang paling populer untuk kandidat Pilpres 2024.

"Dia Gubernur DKI Jakarta maka popularitas Anies ini akan bisa dipertahankaan secara ajeg, ada Covid-19, enggak ada Covid-19 itu dia akan terus tinggi publikasinya," jelasnya.

Sedangkan untuk skenario ketiga, adanya tiga calon presiden yakni Prabowo, Anies dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Ganjar ini menghadapi tantangan, karena naiknya nama Ganjar ketika ada Covid-19 dengan proses vaksinasi berjalan, maka publikasi kepada Ganjar akan turun."

Load More