Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 10 Juni 2021 | 16:16 WIB
Ilustrasi Covid-19 (Unsplash/Adam Niescioruk)

SuaraJogja.id - Lonjakan kasus Covid-19 di Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir. Belasan santri di Pondok Pesantren Al Mujahidin Putri di Kalurahan Bandung dinyatakan terpapar Covid-19 dalam dua hari terakhir usai tracing dilaksanakan Puskesmas setempat.

Positifnya belasan santri tersebut menambah daftar panjang jumlah pasien positif Covid-19 yang berada di Playen. Sebelumnya ada puluhan karyawan pabrik tas Kalurahan Bandung dan Puluhan warga Kalurahan Dengok yang terpapar karena takziah.

Panewu Playen Setiyawan membenarkan adanya belasan santri Pondok Pesantren Al Mujahidin Putri yang terpapar Covid-19 tersebut. Seluruh santri yang dinyatakan positif tersebut berasal dari luar daerah, di antaranya Cilacap. Mereka baru tiba di Pondok Pesantren Al Mujahidin sekitar 12 hari atau dua minggu yang lalu.

"Kemudian baru dua hari ini mengalami gejala kehilangan indera pembau," terangnya, Kamis (10/6/2021), ketika ditemui di kantornya.

Baca Juga: Kasus Sodomi di Kabupaten Solok, Polisi Segel Kamar Ponpes M Natsir

Pihak Puskesmas I Playen pun melakukan tracing terhadap santri putri di Pondok Pesantren tersebut. Namun, tracing hari ini baru menyasar ke santri dan belum ke pengelola ataupun warga sekitar.

Setyawan menuturkan, kasus Covid-19 tersebut bermula ketika ada 5 orang santri yang mengalami gejala kehilangan indra pencium. Kemudian dilakukan rapid test antigen dua hari yang lalu dan hasilnya positif, sehingga dipastikan terpapar Covid-19.

Kelima santri tersebut telah disendirikan di ruang berbeda oleh pihak pengelola. Kemudian hari ini, pihaknya melaksanakan tracing terhadap 14 santri lainnya dan hasilnya ada 7 santri yang dinyatakan positif. Sehingga secara keseluruhan ada 12 santri putri yang terpapar Covid-19.

"Ke12 santri putri tersebut kami simpulkan positif Covid-19," tambahnya.

Menurutnya, kemungkinan jumlah yang terpapar dari Pondok Pesantren Putri Al Mujahidin akan bertambah. Karena tracing baru dilakukan terhadap santri dan belum menyasar ke pengelola pondok pesantren yang ada di tempat tersebut, juga warga sekitar.

Baca Juga: Muncul 800 Klaster Covid-19 di Jakarta Saat Lebaran, 1.400 Orang Positif Corona

Setiyawan menambahkan, pondok pesantren tersebut memang sudah menjalankan proses pembelajaran. Dan sebelum pembelajaran pihaknya selaku Sat Gas Penanganan Covid-19 telah melaksanakan pengecekan.

"Di sana semuanya sudah bagus. Baik pondok puteri ataupun putera," paparnya.

Setiyawan mengatakan dalam pengecekan tersebut protokol kesehatan sudah dijalankan dengan baik termasuk penataan ruang tidur dan pembelajaran lainnya. Sehingga kemungkinan adanya covid tersebut terpapar di luar daerah.

Karena saat tiba di pondok pesantren, para santri tersebut sudah membawa surat keterangan negatif swab antigen dari daerah asalnya masing-masing. Dan gejala baru muncul setelah lebih dari 10 hari di pondok pesantren.

"Kami belum menyebutnya sebagai klaster. Mudah-mudahan janganlah," pungkasnya.

Empat Klaster Baru

Empat klaster baru muncul di Kabupaten Gunungkidul pada Kamis (10/6/2021). Dengan begitu, penambahan kasus Covid-19 di Gunungkidul mencapai rekor jumlah terbanyak selama pandemi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty menuturkan, Kamis Gunungkidul mencatat penambahan tertinggi mencapai 86 orang. Sebelumnya, jumlah tertinggi di antara angka 50 kasus setiap hari.

"Sebagian besar klaster yang muncul adalah dipicu karena kegiatan sosial," terangnya, Kamis petang.

Dewi menyebutkan, secara keseluruhan jumlah pasien positif Covid-19 Gunungkidul mencapai 3.429 orang. Selain bertambah 86 orang, kasus sembuh bertambah 15 orang, sehingga total sekarang dari 3.429 orang yang positif, 2.879 orang di antaranya sudah sembuh.

Saat ini setidaknya ada 396 orang yang menjalani perawatan di rumah sakit dan sisanya menjalani isolasi mandiri di rumah mereka masing-masing dengan pengawasan dari tim Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat Kalurahan.

"Sebanyak 159 di antaranya meninggal dunia sebagian besar karena kormobid," tambahnya.

Menurutnya, lonjakan kasus Covid-19 tersebut karena ada penambahan klaster di beberapa kapanewon. Di antaranya adalah Kapanewon Playen, muncul klaster pondok pesantren meskipun 5 santri yang dinyatakan positif belum masuk dalam daftar penambahan positif Covid-19.

Selain itu, di Kapanewon Panggang ada klaster hajatan dan keluarga. Sementara itu, Karangmojo juga ada klaster tunangan. 

"Sebelumnya ada klaster pabrik tas dan takziah di Dengok, Playen," imbuhnya.

Hingga Kamis sore pihaknya masih menghitung secara detial berapa pasien positif dari masing-masing klaster. Sampai saat ini pihaknya masih berkonsentrasi melakukan tracing, padahal tenaga kesehatan juga sangat terbatas.

Pihaknya juga masih belum mengeluarkan zonasi penularan Covid-19. Dengan alasan peta zonasi penularan Covid-19 mereka rilis setiap hari Selasa. Ia berharap agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan.

Kontributor : Julianto

Load More