Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 14 Juni 2021 | 14:15 WIB
Seorang petugas berjaga di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta, Pakem, Sleman, Senin (14/6/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Penyebaran kasus Covid-19 di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta, Pakem, Sleman diduga berasal dari seorang petugas lapas yang terlebih dulu dinyatakan positif Covid-19. Diketahui salah seorang petugas itu sempat pulang kampung.

"Mungkin ini yang bawa ini petugas yang pulang kampung, kemudian mungkin tidak melaksanakan prokes. Setelah dites antigen dia positif tapi sempat masuk kantor gitu akhirnya ditracking lah," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) DIY Gusti Ayu Putu Suwardani saat dihubungi awak media, Senin (14/6/2021).

Ayu menyatakan, penyebaran virus di lingkungan lapas tersebut terdeteksi sejak sepekan yang lalu.

Berdasarkan tracing yang dilakukan dari salah satu orang petugas yang dinyatakan positif tadi. Ditemukan ada tiga warga binaan yang ternyata juga mengalami gejala demam.

Baca Juga: Wali Kota Salatiga Terpapar Covid-19, Sekda: Stop Kunjungan Luar Daerah dan Studi Banding

Setelah dilakukan tes swab PCR ternyata benar tiga warga binaan tersebut turut dinyatakan terpapar corona. Bahkan ada petugas lain yang juga terkonfirmasi positif Covid-19.

"Jadi dari situ kita coba langsung isolasi ternyata ada tiga pegawai dan tiga warga binaan yang itu terdeteksi oleh dokter [terkonfirmasi positif Covid-19]," ujarnya.

Setelah temuan tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan tracing selanjutnya. Sekitar 400 PCR turut dialokasikan untuk membantu tracing kasus di lapas tersebut.

"Benar ternyata begitu kita langsungkan tes PCR banyak yang positif, mayoritas sih tapi tanpa gejala memang," ungkapnya.

Ayu menyampaikan saat ini tercatat ada sebanyak 430 warga binaan yang ada di lapas narkotika. Jumlah warga binaan tersebut ada di lima blok dan tersebar.

Baca Juga: 275 Orang di Lapas Narkotika Sleman Positif Covid-19

"Jadi masing-masing blok kapasitas berbeda-beda isinya berbeda-beda. Cuma intinya kemarin yang sudah sempat di PCR, itu blok Bougenvil, Edelweiss, Dahlia atau Blok B, E, dan D itu yang mayoritas ternyata positif," terangnya.

Disebutkan Ayu, masih ada sekitar 200 orang warga binaan yang masuk sasaran dalam tracing kasus ini.

"Masih ada sekitar 200 narapidana lagi yang harus kita tes, kayaknya hari ini atau besok akan dilaksanakan lagi. Itu untuk antisipasi penyebaran saja," tandasnya.

Ayu menambahkan untuk saat ini masih diberlakukan pembatasan interaksi secara ketat. Baik bagi para sipir atau petugas lapa kepada warga binaan yang ada di lapas.

Pihaknya kini juga telah memisahkan sebanyak 52 warga binaan yang dinyatakan belum terpapar corona ke tempat blok lain. Sementara ini hanya tim dokter dan medis dengan APD lengkap yang diperbolehkan untuk melakukan mobilitas di area lapas.

"Sementara memang kami sendirikan dari blok. Ada 52 warga binaan,itupun belum swab. Sementara kami pisahkan karena tidak mungkin dipindahkan,"

"Jadi mungkin 52 orang yang negatif sementara itu kita coba ungsikan untuk kita pisahkan dengan yang lain. Kalau yang lain tetap di sana dengan pengawasan ketat dan mungkin regu penjagaan juga tidak bisa masuk. Yang hanya boleh masuk sekarang ke blok itu hanya tim dokter dan medis dengan APD lengkap untuk menindaklanjuti dari dinkes dan satgas Covid-19," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan ratusan orang di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta, Pakem, Sleman dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Slema Joko Hastaryo. Pihaknya mencatat saat ini total ada 275 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang telah terdeteksi di lingkungan lapas.

Dari total ratusan orang tersebut terdiri dari sejumlah karyawan dan warga binaan.

"Karyawannya 13 [terkonfirmasi positif Covid-19] Sisanya [dari 275 kasus] warga binaan," kata Joko.

Joko menuturkan hingga saat ini penelurusan kontak erat dalam kasus ini masih terus berlangsung.

"Tracing masih karena itu blok-blok. Blok yang belum kita ambil kita tracing sekalian," tuturnya.

Load More