SuaraJogja.id - Rasanya memang enak, tapi umumnya, nama makanan inilah yang kali pertama membuat hati orang terpikat. Dia adalah tolpit, atau adrem, jajanan yang mungkin sudah banyak orang tahu karena namanya saja.
Kenapa namanya? Karena, walaupun sudah ada di KBBI, kepanjangan dari tolpit terkesan nyeleneh, vulgar, kasar, dan jorok; enggak biasalah dipakai sebagai nama untuk sesuatu yang dilahap, digigit, dikunyah, dan ditelan.
Tolpit adalah akronim dari kontol kejepit. Betul, kata pertama dari kepanjangan kudapan yang termasuk janjanan pasar ini memiliki makna seperti yang termuat dalam KBBI.
Namun, ada nama yang lebih "sopan" dan memang nama asli dari makanan ringan ini, yaitu adrem. Lantas, kenapa lebih populer dengan sebutan yang jorok, ya? Enggak usah dipikirkan, kayak enggak tahu tabiat warga masyarakat saja.
Baca Juga: Kopi Pasir Jogja, Tempat Minum Kopi sambil Bakar-Bakar di Pinggir Sawah
Nama itu sendiri disematkan pada adrem lantaran bentuknya yang unik dan disebut-sebut mirip bagian dari alat kelamin laki-laki--lebih tepatnya skrotum--yang terjepit. Makanya, biar sedikit lebih sopan, jadilah kependekannya, tolpit.
Walaupun mungkin membuat sebagian orang mengernyitkan alis sambil merapatkan kedua bibir, justru namanya yang jorok itu yang membuat tolpit menarik, sehingga tak jarang ketika mendengar ada orang yang mengaku dari Jogja, atau Bantul, bakal ada celetukan, "Wah, tolpit enak, nih."
Bagi penyuka kudapan manis, tolpit memang terasa sangat enak. Jajanan tradisional khas Bantul ini merupakan paduan harmonis antara teung beras dengan gula jawa. Sudah bisa dibayangkan belum?
Agak lebih detailnya, selain tepung beras dan gula jawa yang dilelehkan, ada juga campuran kelapa parut dalam kue adrem ini. Ketiga bahan itu lalu ditumbuk jadi satu.
Nah, langkah selanjutnya inilah yang menciptakan daya tarik si tolpit. Adonan tadi dituang dengan sendok besar bulat ke dalam minyak panas sampai berbentuk bulat dan sedikit menggembung.
Baca Juga: Menyantap Hidangan Tradisional dengan Pemandangan Alam di Pawon Jinawi
Masih di dalam minyak panas, calon tolpit yang menggembung tadi kemudian dijepit menggunakan tiga sumpit atau tongkat bambu kecil, tapi tidak sepenuhnya sampai bawah.
Kalau dari atas, tolpit terlihat seperti kerucut yang terbagi jadi tiga bagian. Lalu setelah digoreng sampai berwarna cokelat keemasan, adrem diangkat, dan biasanya ditata melingkar serta bertumpukan di atas tampah.
Sama seperti gorengan pada umumnya, tolpit paling sedap disantap saat masih hangat, dan makin nikmat untuk mendampingi teh atau kopi, atau es degan alias kelapa muda juga tak kalah enak, kok.
Menurut beberapa orang, rasa tolpit tak jauh berbeda dari kue cucur karena bahan-bahannya pun juga hampir sama, hanya bentuknya saja yang lain--lebih "nyeni".
Sudah bahannya tak sulit didapatkan, cara membuatnya pun tak begitu rumit, dan rasanya juga enak, meskipun "tak sopan", tolpit membantu para pelaku UMKM berdagang kuliner.
Seperti yang sudah disebutkan di atas tadi, Bantul adalah kabupaten kelahiran tolpit. Ibu-ibu di sana, khususnya di Sanden, banyak yang melakoni usaha memproduksi dan menjual tolpit di pasar-pasar.
Bukan cuma di pasar, dengan ciri khasnya yang unik, tolpit juga sering menjadi salah satu bintang tamu di event jajanan pasar tradisional seperti Pasar Tani Jogja di area Dinas Pertanian DIY.
Di luar event, biasanya tolpit paling gampang dicari antara lain di Pasar Sanden, Pasar Celep Srigading Bantul, dan Pasar Bantul. Selain itu, kue adrem ini juga bisa didapatkan di Kota Jogja, salah satunya di Pasar Kotagede.
Kalau sedang berlibur di Bantul, atau Jogja saja, tak ada salahnya membawa pulang tolpit sebagai oleh-oleh karena ada yang sudah dikemas memang sebagai buah tangan dan tentu saja tahan cukup lama.
Dengan harganya yang murah pun, yaitu sekitar Rp1.000 setiap biji dengan ukuran cukup besar, kalian bisa memberi banyak tolpit sebagai oleh-oleh untuk kerabat dan sanak saudara.
Namun, sebelum memutuskan untuk membeli adrem alias tolpit, ada tips yang perlu kalian tahu. Pilih tolpit yang cenderung berwana cokelat kehitaman. Warna tersebut mengindikasikan kematangan sempurna tolpit. Selamat mencoba!
Berita Terkait
-
5 Spot Berburu Takjil Murah dan Enak di Jogja, Ada yang Gratisan Juga!
-
Lezat dan Lumer! Ini 3 Rekomendasi Tempat Makan Cheesecake Enak di Jogja
-
Penikmat Manis Merapat! Ini 4 Cafe Dessert di Jogja yang Enak dan Aesthetic
-
Jelajah Rasa Betawi yang Asli: 6 Kuliner Wajib Coba di Setu Babakan
-
5 Rekomendasi Tempat Makan Seafood Enak dan Murah di Jogja, Bikin Nagih!
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
-
Klasemen Terbaru: Timnas Indonesia U-17 Selangkah Lagi Lolos Piala Dunia U-17
-
Laptop, Dompet, Jaket... Semua 'Pulang'! Kisah Manis Stasiun Gambir Saat Arus Balik Lebaran
Terkini
-
Kurangi Kendaraan Pribadi Saat Arus Balik, Menhub Lepas 22 Bus Pemudik di Giwangan
-
Puncak Arus Balik H+3 dan H+4, 350 Ribu Kendaraan Tinggalkan DIY
-
Gunung Merapi Masih Luncuran Ratusan Lava, Simak Aktivitas Terkini Sepekan Terakhir
-
Tren Kunjungan Meningkat, Jip Wisata Lereng Merapi Masih Jadi Alternatif Liburan saat Lebaran 2025
-
Harga Kebutuhan Pokok di Kota Yogyakarta Seusai Lebaran Terpantau Stabil