SuaraJogja.id - Meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat belum resmi diperpanjang, sejumlah pekerja di DI Yogyakarta menolak jika kebijakan itu akan diterapkan kembali.
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Korwil DIY menganggap bahwa PPKM Darurat yang dilaksanakan sejak 3-19 Juli tak memberikan solusi bagi masyarakat.
"Tidak adanya solusi selama PPKM ini, tentu kami menolak jika PPKM Darurat akan diperpanjang lagi. Banyak yang terdampak termasuk pekerja dan buruh," ungkap Ketua SBSI Korwil DIY Dani Eko Wiyono dihubungi wartawan, Senin (19/7/2021).
Ia menerangkan dengan tak dilanjutkannya PPKM Darurat, akses jalan masuk harus kembali dibuka. Selain itu bagi aparat tidak melakukan kekerasan pada rakyat dan memberikan jaminan hidup pada rakyat.
"Termasuk mulai melakukan percepatan pemulihan ekonomi yang lumpuh dengan menggunakan standar protokol kesehatan," ujar Dani.
Ia menambahkan bahwa situasi pandemi rawan bagi perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sehingga pemerintah harus menjamin kepada pekerja tidak menjadi korban PHK dari perusahaan tempatnya bekerja.
"PHK atau istilah dirumahkan jangan sampai terjadi. Kaki tahu kondisi saat ini memang chaos. Tapi perusahaan tak bisa seenaknya melakukan itu," kata dia.
SBSI DIY sebelumnya juga memberikan sejumlah opsi kepada pemerintahan untuk menyewa sejumlah motel dan penginapan. Hal itu mengingat jumlah RS dan selter di Yogyakata penuh, bahkan tak menerima pasien Covid-19.
"Jangan sampai terjadi lagi, kami memberikan masukan agar menjadi pertimbangan dalam menyelesaikan persoalan ruang isolasi yang penuh. Ketika memang di RS masih ada ruangan untuk pasien Covid-19 ya harus diprioritaskan," kata Dani.
Baca Juga: Antisipasi Takbiran Keliling, Polisi Sekat 110 Titik Jalan di Medan Malam Ini
Sejalan untuk menekan angka penyebaran Covid-19, pemerintah juga terus memberikan vaksinasi kepada warga. Munculnya vaksinasi berbayar yang baru-baru ini mencuat, Dani juga meminta agar hal itu tak dilakukan.
"Warga sudah cukup terseok-seok karena kebijakan pemerintah. Lalu ada vaksinasi berbayar, bagaimana masyarakat tidak tertekan. Apalagi penghasilan mereka tak maksimal selama PPKM kemarin," ujarnya.
Berita Terkait
-
Antisipasi Takbiran Keliling, Polisi Sekat 110 Titik Jalan di Medan Malam Ini
-
Aji Mumpung, Pengurus Truk Merak Jual Surat Antigen Palsu di Pelabuhan Merak
-
Tertangkap! Ini Sosok Pengunggah Ajakan Demo Protes PPKM Darurat di Banyumas
-
Curhatan Pengacara Surabaya Setelah PPKM Darurat Diperpanjang Hingga Akhir Juli
-
Klaim Sudah Vaksin dan Rapid Antigen, Penumpang Pelabuhan Merak Cekcok Gegara Putar Balik
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
PAD Mandek, Belanja Membengkak: Bantul Cari Jurus Jitu Atasi Defisit 2026
-
MJO Aktif, Yogyakarta Diprediksi Diguyur Hujan Lebat, Ini Penjelasan BMKG
-
Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya
-
PTS Akhirnya Bernapas Lega! Pemerintah Batasi Kuota PTN, Yogyakarta Jadi Sorotan
-
Kisah Diva Aurel, Mahasiswi ISI Yogyakarta yang Goyang Istana Merdeka