SuaraJogja.id - Belum lama ini kelompok relawan LaporCovid-19 mengungkap perbedaan yang cukup tinggi terkait data kematian COVID-19 antara pusat dengan daerah. Per Rabu (21/7), perbedaan data tersebut mencapai 20.431 kasus.
Data Analyst LaporCovid-19 mencatat total kematian akibat COVID-19 dari daerah mencapai 98.014 kasus per Rabu (21/7). Sementara, berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 total kematian pada hari yang sama sebanyak 77.583 kasus.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito tidak memungkiri hal tersebut.
Menurutnya perbedaan data itu hanya disebabkan kurangnya koordinasi antara pusat dan daerah saat melakukan input.
"Data ini lihat sendiri tadi, di sini [BPBD DIY] terupdate dengan baik ya. Mungkin ini [perbedaan data pusat dan daerah] terkait dengan input datanya yang kurang terkoordinasi saja," kata Ganip saat berkunjung ke Kantor BPBD DIY, Selasa (27/7/2021).
Ganip menegaskan tidak ada beda pemahaman antara pemerintah pusat dan daerah kaitannya dengan penanganan kasus Covid-19. Persoalan perbedaan data tersebut hanya persoalan teknis saja.
"Oh tidak itu [perbedaan pemahaman] kita satu komando untuk mengukur ini dari laju penularan, dari kapasitas respon, semua work satu suara," tegasnya.
Ditanya mengenai testing yang menurun, Ganip menjelaskan berdasarkan perintah dari Presiden koordinasi terkait testing dan tracing akan dilakukan oleh Panglima TNI. Hal itu bahkan sudah dimulai sejak beberapa hari lalu.
Namun Ganip memastikan bahwa testing dan tracing tetap dilakukan secara maksimal dalam pelaksanaannya. Mulai dari pemberitahuan hasil pemeriksaan di laboratorium hingga tracing yang dilakukan oleh puskesmas.
Baca Juga: Soal Kick-off Liga 1 dan Liga 2, PT LIB Tunggu Rekomendasi BNPB
"Mulai dari pemberitahuan lab, notifikasi ke puskesmas, puskesmas melakukan wawancara kemudian ke tracing digital terus tracing digital wawancara ke kontak erat melalui komunikasi hp. Kalau tidak terlacak melalui tracing lapangan dengan masif nantinya. Harapannya supaya kita nanti bisa memisahkan itu," terangnya.
Berita Terkait
-
Peneliti Ungkap Bagaimana Virus Corona Covid-19 Masuk dan Merusak Paru-paru
-
Epidemiolog UI: Vaksinasi Lengkap Bisa Kurangi Kasus COVID-19 di Jakarta
-
Polisi Meredam Penolakan Pemulasaran Jenazah Covid-19 di RSUD dr Moch Saleh Probolinggo
-
Penjelasan Dokter Tentang Tes Antigen Positif di Air Kran dan 4 Berita Kesehatan Lain
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik