Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 15 September 2021 | 10:38 WIB
Ilustrasi penganiayaan. (Unsplash/Ari Spada)

Korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk menjalani otopsi. Ia sendiri tidak mengetahui apakah korban sudah dimakamkan atau belum. Karena korban bukan warga setempat melainkan warga Minggiran. 

Pelaku dan Korban Sama-sama Mengalami Gangguan Jiwa

Sukirdi mengaku tak menyangka terjadi penganiayaan dan berakhir pembunuhan di wilayahnya bahkan sangat dekat dengan rumahnya. Sampai Rabu pagi, Sukirdi mengaku masih gemetar ketika mengingat darah yang cukup banyak di lokasi kejadian.

Sukirdi mengakui pelaku adalah warga asli Pelem Sewu sementara korban adalah warga Minggiran yang mengontrak kamar di rumah yang masih menjadi tetangganya tersebut. Korban dan pelaku tinggal selang satu rumah.

Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 di Bantul Diklaim Terus Menurun, Tinggal 680 Orang

"Keduanya itu tidak pernah berinteraksi. Kok bisa pelaku mendatangi kamar korban,"kata dia.

Ilustrasi gangguan jiwa. (Shutterstock)

Hanya saja, ia mengakui jika pelaku dan korban adalah sama-sama menderita gangguan jiwa. Korban tinggal sendiri dan tidak memiliki pekerjaan. Korban hanya lebih banyak tinggal di dalam kamar dan baru keluar ketika siang hari untuk mencari makan menggunakan sepeda.

"Korban itu 'agak kurang' cuma tidak sampai dirawat di RSJ,"ungkap dia.

Sementara pelaku, lanjut Sukirdi diketahui juga mengalami gangguan jiwa. Bahkan sekitar 3 bulan lalu pernah dilarikan ke RSJ Grasia Pakem Sleman. Karena saat itu, jam 02.00 WIB dinihari tiba-tiba pelaku datang ke masjid dan adzan.

Warga yang tinggal di dekat masjid lantas berusaha menenangkannya namun NW justru berontak. Butuh 5 orang untuk menenangkan NW dan membawanya ke RSJ Grasia menggunakan Pick Up. NW (pelaku) dirawat di RS Ghrasia selama 4 hari.

Baca Juga: Masyarakat Pilih-Pilih Jenis Vaksin, Dinkes Bantul Ingatkan Semua Merek Vaksin Sama

"Setelah pulang, pelaku itu kayak sembuh. Normal gitu,"kata dia.

Namun dua hari yang lalu, pelaku sempat kabur dari rumahnya selama 24 jam. Sebelum pulang sendiri, keluarga pelaku sempat kelabakan mencari keberadaan pelaku. 

Dua hari yang lalu, ketika tengah bekerja di pabrik gula Madukismo, pelaku pamit kepada mandornya untuk pulang karena sakit perut. Sampai di rumah, pelaku kembali lagi ke pabrik karena alasannya pakaian yang ia bawa tertinggal di pabrik.

Beberapa saat kemudian, rekan kerja pelaku terlihat mengantarkan NW ke rumah menggunakan pick up dan sepeda motor pelaku dibawa rekan yang lain. Rekan pelaku mengatakan yang bersangkutan 'kumat' saat di pabrik.

"Sampai di rumah langsung kabur, lari begitu saja,"tambahnya.

Tetangga dan keluarga bingung mencarinya hingga akhirnya Selasa (13/9/2021) pagi, pelaku terlihat pulang sendiri. Dan Selasa siang, pelaku kembali kabur dengan berlari. Keluarga pelaku berhasil menemukannya di kandang dan membawanya kembali ke rumah.

Load More