Korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk menjalani otopsi. Ia sendiri tidak mengetahui apakah korban sudah dimakamkan atau belum. Karena korban bukan warga setempat melainkan warga Minggiran.
Pelaku dan Korban Sama-sama Mengalami Gangguan Jiwa
Sukirdi mengaku tak menyangka terjadi penganiayaan dan berakhir pembunuhan di wilayahnya bahkan sangat dekat dengan rumahnya. Sampai Rabu pagi, Sukirdi mengaku masih gemetar ketika mengingat darah yang cukup banyak di lokasi kejadian.
Sukirdi mengakui pelaku adalah warga asli Pelem Sewu sementara korban adalah warga Minggiran yang mengontrak kamar di rumah yang masih menjadi tetangganya tersebut. Korban dan pelaku tinggal selang satu rumah.
Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 di Bantul Diklaim Terus Menurun, Tinggal 680 Orang
"Keduanya itu tidak pernah berinteraksi. Kok bisa pelaku mendatangi kamar korban,"kata dia.
Hanya saja, ia mengakui jika pelaku dan korban adalah sama-sama menderita gangguan jiwa. Korban tinggal sendiri dan tidak memiliki pekerjaan. Korban hanya lebih banyak tinggal di dalam kamar dan baru keluar ketika siang hari untuk mencari makan menggunakan sepeda.
"Korban itu 'agak kurang' cuma tidak sampai dirawat di RSJ,"ungkap dia.
Sementara pelaku, lanjut Sukirdi diketahui juga mengalami gangguan jiwa. Bahkan sekitar 3 bulan lalu pernah dilarikan ke RSJ Grasia Pakem Sleman. Karena saat itu, jam 02.00 WIB dinihari tiba-tiba pelaku datang ke masjid dan adzan.
Warga yang tinggal di dekat masjid lantas berusaha menenangkannya namun NW justru berontak. Butuh 5 orang untuk menenangkan NW dan membawanya ke RSJ Grasia menggunakan Pick Up. NW (pelaku) dirawat di RS Ghrasia selama 4 hari.
Baca Juga: Masyarakat Pilih-Pilih Jenis Vaksin, Dinkes Bantul Ingatkan Semua Merek Vaksin Sama
"Setelah pulang, pelaku itu kayak sembuh. Normal gitu,"kata dia.
Namun dua hari yang lalu, pelaku sempat kabur dari rumahnya selama 24 jam. Sebelum pulang sendiri, keluarga pelaku sempat kelabakan mencari keberadaan pelaku.
Dua hari yang lalu, ketika tengah bekerja di pabrik gula Madukismo, pelaku pamit kepada mandornya untuk pulang karena sakit perut. Sampai di rumah, pelaku kembali lagi ke pabrik karena alasannya pakaian yang ia bawa tertinggal di pabrik.
Beberapa saat kemudian, rekan kerja pelaku terlihat mengantarkan NW ke rumah menggunakan pick up dan sepeda motor pelaku dibawa rekan yang lain. Rekan pelaku mengatakan yang bersangkutan 'kumat' saat di pabrik.
"Sampai di rumah langsung kabur, lari begitu saja,"tambahnya.
Tetangga dan keluarga bingung mencarinya hingga akhirnya Selasa (13/9/2021) pagi, pelaku terlihat pulang sendiri. Dan Selasa siang, pelaku kembali kabur dengan berlari. Keluarga pelaku berhasil menemukannya di kandang dan membawanya kembali ke rumah.
Berita Terkait
-
Putra Ahok Belum Diperiksa Kasus Penganiayaan Ayu Thalia
-
Kata Polisi soal Kelanjutan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual dan Penganiayaan Pegawai KPI
-
Kuasa Hukum Pegawai KPI Korban Penganiayaan Siapkan Sejumlah Bukti, Termasuk Hasil RS
-
Kelanjutan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual dan Penganiayaan Pegawai KPI, Begini Kata Polisi
Tag
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip