SuaraJogja.id - Wisatawan yang hendak ke Hutan Pinussari Mangunan mengalami kendala sinyal ketika memindai kode batang (barcode) pada aplikasi PeduliLindungi. Seperti diketahui, objek wisata yang sedang melakukan uji coba pembukaan wajib menggunakan aplikasi tersebut sebagai screening awal.
Atas dasar hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul berupaya mencari solusinya. Salah satunya dengan alat penguat sinyal namun cara ini juga sulit direalisasikan.
Karena itu pemasangan jaringan kabel fiber optik (FO) bisa jadi solusi. Namun demikian, butuh biaya yang tidak sedikit untuk memasangnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Helmi Jamharis mengaku siap untuk mendukung pemasangan FO di Hutan Pinussari Mangunan. Menurutnya, hal itu bagian dari pemulihan ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Anak-anak Sudah Boleh Masuk Mall, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi
"Kami siap karena itu bagian dari pemulihan ekonomi masyarakat," kata Helmi, Senin (20/9/2021).
Dia mengatakan bahwa Kominfo akan mengajukan anggaran sekitar Rp260 juta untuk mendukung program itu. Meskipun demikian, pihaknya belum tahu detail anggaran yang diperlukan guna memasang kabel FO.
"Tapi sampai sekarang belum tahu berapa detailnya. Itu bagian dari pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19, kami pasti akan mendukung," paparnya.
Ketua Koperasi Notowono Mangunan, Purwo Harsono mengatakan, kendala paling utama adalah beberapa orang dari wisatawan ada yang tidak bisa masuk karena ditolak aplikasi PeduliLindungi. Bahkan saat uji coba pertama kemarin jumlah wisatawan yang masuk tidak mencapai 50 persen.
"Semisal satu mobil ada enam orang, empat bisa masuk dan yang dua tidak. Satu motor berboncengan dua orang, cuma satu orang yang bisa masuk," katanya.
Baca Juga: Hore Anak-anak Sudah Boleh Masuk Mall, Ekonomi Siap Bangkit
Pihaknya pun menawarkan bantuan kepada wisatawan yang tidak bisa mengakses PeduliLindungi dengan meminjamkan ponsel. Kendati demikian, karena terlalu banyak yang meminjam ponsel, akibatnya terjadi tumpang tindih data.
"Kami pinjami HP bagi yang tidak punya dan tak bisa akses tapi kadang sulit banyak karena verifikasinya banyak. Jadi banyak email dipakai untuk login malah masuk ke ponselnya. Sinyal di sini juga kadang naik turun," ungkapnya.
Akibatnya, wisatawan melampiaskan kemarahannya kepada pengelola lantaran sudah datang jauh-jauh ke Mangunan. Namun, pihaknya sudah berupaya memberi penjelasan kepada pengunjung bahwa ini adalah program dari pemerintah.
"Biasanya kalau ada masalah seperti itu, kami yang dimaki-maki dan dimarah-marahi. Sudah dijelaskan sebenarnya kami uji coba untuk kepentingan program pemerintah bukan keinginan kami," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Tempat Netral yang Lebih Cocok Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah: Harga Mulai Rp 60 Jutaan
- Striker Langganan STY Tak Dipanggil Patrick Kluiver Berakhir Main Tarkam
- 5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
Pilihan
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
-
Kisah Pilu dari Ngaran Krajan: Kampung Juru Kunci Candi Borobudur yang Digusur dan Dilupakan
-
Bau Busuk Pantura, Petani Tambak Demak Merugi Puluhan Juta: Limbah Pabrik Bunuh Ribuan Ikan!
-
Timnas Indonesia Dilumat Jepang, Media Korsel: Penak Jaman STY Toh?
-
Update Ranking FIFA Timnas Indonesia, Turun Usai Dibantai Jepang!
Terkini
-
Dikritik Seknas Fitra, Jogja Usulkan Pengembangan Empat Kampung Nelayan Merah Putih
-
Helm Jatuh Picu Tabrakan di Sleman, Ini Tips Aman Berkendara di Situasi Ramai
-
BSU Efektif Dongkrak Ekonomi? Ekonom UGM Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Dampak Jangka Panjang
-
PSIM Liga 1, Sultan Izinkan Stadion Maguwoharjo jadi Homebase
-
Sidang Ijazah Palsu Jokowi: Mediasi Berjalan, UGM Tolak Mentah-Mentah Serahkan Ijazah?