Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Kamis, 23 September 2021 | 08:20 WIB
Antrean kendaraan di Jembatan Kenet, tepatnya di Jalan Raya Jogja-Panggang KM 22, Pedukuhan Siluk, Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul. - (SuaraJogja.id/HO-Warga Selopamioro)

SuaraJogja.id - Viral di media sosial antrean kendaraan di Jembatan Kenet, tepatnya di Jalan Raya Jogja-Panggang KM 22, Pedukuhan Siluk, Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul. Informasi yang dihimpun, pembangunan jembatan tersebut hingga kini belum rampung.

Seperti diketahui, tiang penyangga jembatan sementara roboh akibat tanah longsor usai hujan deras pada 16 Juni 2021 silam.

Warga Selopamioro, Anang, mengatakan, jembatan itu dapat mempersingkat waktu perjalanan. Jembatan itu menghubungkan antara Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Gunungkidul.

"Kalau lewat situ lebih cepat, karena kalau lewat jalur lain memakan waktu lebih lama," papar Anang pada Rabu (22/9/2021).

Baca Juga: Selain Banjir, Ibu Kota Provinsi Kaltim juga Punya Masalah Lain, Apa Itu?

Melihat panjangnya antrean kendaraan membuat warga membantu mengatur arus lalu lintas. Sebab, tidak ada petugas yang semestinya melakukan hal itu.

"Warga secara swadaya tergerak untuk membantu arus lalu lintas. Mayoritas kendaraan yang lewat adalah sepeda motor," ungkapnya.

Anggota Komisi C DPRD DIY Amir Syarifuddin menyampaikan bahwa jembatan itu sudah ditutup selama tiga hari terakhir. Ia pun mendesak kepada pemborong untuk segera menyelesaikan pembangunan jembatan tersebut.

"Jadi pemborong harus memperhatikan waktu penyelesainnya. Ini kan jembatan yang vital menghubungkan antara Bantul dan Gunungkidul," katanya.

Terlebih saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan. Sehingga kondisi itu dikhawatirkan dapat mencelakakan pengguna jalan.

Baca Juga: Seharian Terputus, Kini Jalan Lintas Pagaralam-Lahat Bisa Dilintasi

"Apalagi ini sudah musim hujan dan tadi saya dapat laporan ada orang yang terpeleset. Kalau dilewati anak-anak yang mau berangkat sekolah bisa membahayakan mereka," tegasnya.

Ia menyebut, pembangunan jembatan tersebut menghabiskan anggaran sekitar Rp9-10 miliar. Untuk itu, harapannya pembangunan bisa segera diselesaikan.

"Semoga cepat selesai, karena kalau pengguna jalan harus lewat rute lain nanti jarak tempuhnya lebih panjang sekitar tiga kilometer," ujarnya.

"Saya kira tidak ada alasan untuk tidak segera menyelesaikan karena anggaran juga ada. Kalau ada masalah bisa dirembug dengan kami," katanya menambahkan.

Load More