SuaraJogja.id - Penyerangan terhadap ustaz beberapa kali terjadi belakangan ini, dan tak jarang si penyerang adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Contohnya adalah insiden baru-baru ini yang menimpa Ustaz Abu Syahid Chaniago di Masjid Raya Baitusy Syakur, Jodoh, Batam, Kepulauan Riau, Senin (20/9/2021).
Sebelumnya di Tangerang, terjadi pula penyerangan terhadap Ustaz Arman. Ia ditembak usai salat Magrib hingga akhrinya meninggal dunia. Kemudian belum lama ini, Ustaz Jamil dibegal di Bekasi, sampai harus duel dengan 6 begal.
Penyerangan terhadap ustaz pun menuai sorotan publik, apalagi tak sedikit yang kemudian disusul pernyataan bahwa pelaku penyerangan mengalami gangguan jiwa.
Pengamat militer dan intelijen, Fahmi Alfansi Pane mengatakan, dari segi waktu, penyerangan sih tidak berpola, dengan kata lain, dilakukan kapan saja.
Baca Juga: Ustaz Diserang, Anwar Abbas Bosan Dengar Pelaku Disebut Alami Gangguan Jiwa
Fahmi menganalisis segi lainnya yang patut jadi perhatian, yaitu aspek sasaran, lokasi penyerangan, latar belakang penyerang, alat yang dipakai menyerang, sampai dampak dari serangan.
Dari aspek sasaran, Fahmi melihat cukup banyak korban serangan yang merupakan ustaz baik nasional maupun lokal, seperti pada 13 September 2020 lalu. Mendiang Syekh Ali Jaber ditusuk orang tak dikenal, kemudian pada Juli tahun lalu imam masjid Al Falah Pekanbaru ditusuk juga.
“Sasarannya berlatar ustaz, dan lokasi biasanya tempat mengajar atau masjid,” ujar Fahmi kepada Hops.id--jaringan SuaraJogja.id, Kamis (23/9/2021).
Terkait latar belakang penyerang ustaz, Fahmi mengatakan, biasanya penyerang ustaz yang sudah-sudah adalah orang yang secara psikologis tidak normal, artinya punya masalah kejiwaan.
“Orang-orang ini terlihat bisa hidup normal, tapi mudah dipengaruhi atau dikendalikan tanpa menyadarinya,” jelasnya.
Baca Juga: Terungkap! Pelaku Penyerangan Ustaz di Batam Dua Kali Kabur dari RSJ
Dari aspek senjata atau alat untuk menyerang ustaz, Fahmi memerhatikan, pada kasus yang sudah-sudah penyerang menggunakan alat sederhana, misalnya pisau. Walaupun sederhana, penyerangan tersebut berisiko melukai dan bisa fatal kalau mengenai organ vital korban.
Fahmi menganalisis, ada arti di balik pola penyerang yang mengalami gangguan kejiwaan dengan alat sederhana ini.
“Ini membuat pelaku dapat mengoperasikan serangan secara mandiri (dengan alat sederhana) sehingga bisa lebih mudah memutus hubungan jika ada yang mempengaruhinya,” jelas Fahmi.
Berita Terkait
-
Mario Dandy Senyum-senyum Sendiri di Persidangan, Beneran Tanda Stres dan Calon ODGJ?
-
Rusak Kamar Mandi RSKD Makassar, Tujuh Pasien ODGJ Kabur
-
Belajar dari Sosok Tiko, Begini Cara Tepat Merawat ODGJ
-
Kemensos Fasilitasi Pembebasan 2 Orang Gangguan Jiwa dari Pasung, Mensos: Mereka Jangan Dikucilkan
-
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2022: Indonesia Masih Dibayangi Pemasungan ODGJ
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
Pilihan
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
Terkini
-
Diikuti Ratusan Kuda Seharga Miliaran Rupiah, Keponakan Presiden Prabowo Gelar Pacuan Kuda di Jogja
-
'Beli Mercy Harga Becak': Mantan PMI Bangkit dari Nol, Kini Kuasai Pasar Kulit Lumpia Nasional
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI