Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 27 September 2021 | 16:41 WIB
Sejumlah seniman Yogyakarta melakukan Melukis on The Spot di Sasana Hinggil Keraton Yogyakarta, Senin (27/09/2021). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Ada banyak cara dilakukan untuk membantu sesama menghadapi pandemi COVID-19 yang belum juga berkesudahan ini. Bagi seniman atau perupa, memberikan karyanya untuk disumbangkan bagi mereka yang membutuhkan adalah salah satunya.

Adalah sembilan perupa di Yogyakarta yang namanya sudah mendunia mencoba melukis bersama dalam acara Melukis on The Spot di Sasana Hinggil Keraton Yogyakarta yang bersamaan dengan vaksinasi Bhinneka Tunggal Ika, Senin (27/09/2021). Sebut saja Nasirun, Putu Sutawijaya, Bambang Heras, Made Toris Mahendra, Budi Ubruk dan Bayu Wardhana. Selain itu Astuti Kusumo, satu-satunya perupa perempuan yang ikut ambil bagian dari gerakan kemanusiaan ini.

"Kami kelompok seniman yang bertempat tinggal dan berkarya di Yogyakarta, terutama perupa merasa ikut handarbeni atau ikut nyengkuyung dan ikut terpanggil dalam penanganan pandemi dengan melukis bersama ini," papar Astuti.

Dengan tetap berkarya, menurut Astuti, para perupa ingin memberikan semangat kepada siapa saja agar tetap tangguh di masa pandemi. Tak perlu berputus asa, semua pihak harus tetap inovatif, tetap bergerak, tetap berkarya, tetap semangat mengantisipasi segala sesuatu permasalahan yang dihadapi.

Baca Juga: Usai Kalahkan PSIM Yogyakarta, PSCS Cilacap Dirundung Kabar Duka

Bagi para seniman, termasuk perupa yang tak perlu diragukan lagi daya juangnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berjilid-jilid ini tak boleh membuat putus asa. Dengan tetap melakukan kerja seni, mereka bisa menghadapi kondisi apapun.

"Dengan inovasi dari pemikiran baru memasuki paradigma baru bukan berarti kemudian kita diam tidak bergerak, tapi bagaimana bersikap dengan mengikuti sesuai aturan, sesuai prokes yang ada dengan menjalani segala ketentuan yang berlaku demi masyarakat Indonesia yang sehat," tandasnya.

Mereka sengaja melukis on the spot secara bersama-sama untuk merespon berbagai macam sudut pandang tentang pandemi, termasuk vaksinasi. Tema-tema yang tak jauh dari sudut-sudut Sasana Hinggil yang menjadi kekayaan dan tradisi Jawa dipilih dalam beragam genre lukisan mereka.

Menggunakan media kanvas berukuran 1x1,5 meter, lukisan-lukisan tersebut akan dipamerkan di Bale Raos. Rencananya lukisan akan dilelang seluruhnya pada 7 Oktober 2021 mendatang.

"Semua hasil lelang lukisan kami sumbangkan agar dapat ikut membantu berpartisipasi sebagai wujud kepedulian seniman di masa covid-19," jelasnya.

Baca Juga: Pertandingan Berjalan Seru, PSCS Cilacap Tundukan PSIM Yogyakarta di Stadion Manahan Solo

Sementara salah satu penggagas acara, Widihasto Wasana Putra mengungkapkan melukis on the spot mungkin merupakan kegiatan yang biasa dilakukan para perupa saat ini. Namun saat ini menjadi istimewa ketika tema herd immunity dipertemukan dengan kegiatan seni rupa. Sebab ada dua dimensi yang bertemu, yakni estetika dan kesehatan yang menjadi ciri khas Yogyakarta yang guyub dan penuh gotongroyong.

"Ini menjadi tanggung jawab bersama gotong royong kekompakan antar komponen bangsa untuk menghadapi pandemi ini dan tetap optimis tetap tercapainya herd immunity, juga memberikan multiplier effect khususnya pada kalangan seniman jika hasil karyanya ini diapresiasi. Ini seperti supply oksigen bagi mereka, nanti sisanya untuk aksi sosial," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More