SuaraJogja.id - M Aan Mansyur tentu sudah bukan nama yang asing di dunia sastra Indonesia. Terbaru, panyair asal Bone, Sulawesi Selatan itu akan kembali merilis karya terbarunya dalam waktu dekat.
"Jadi buku sajak ini, bahan dasarnya adalah pertanyaan-pertanyaan tentang hilangnya imajinasi hidup bersama," kata Aan Mansyur kepada awak media, Senin (4/10/2021).
Setidaknya akan ada 36 judul sajak yang Aan Mansyur tulis sendiri di dalam buku terbarunya itu. Sajak-sajak itu lahir selama masa pandemi Covid-19 ini berlangsung.
Menurutnya ada sangat banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan dalam sajak-sajak itu. Dengan berbagai isu yang juga begitu beragam di dalam setiap sajaknya.
"Hilangnya banyak 'kita', kita dalam sajak ini bukan hanya kita manusia, tapi juga berarti bahwa manusia hanya bagian kecil dari kita yang lebih besar," ujarnya.
Tak hanya isu dan pertanyaan, menilik secara bentuk pun, kata Aan, juga bakal terasa sangat beragam. Ia menyebut bahwa puisi tidak hanya dilihat sebagai satu genre saja tetapi sebagai sistem penyampaian atau medium yang digunakan.
"Ini bisa digambarkan oleh kutipan Aurde Lorde di awal buku 'Tidak ada itu perjuangan isu tunggal, karena kita tidak menjalani masalah hidup tunggal'. Kira-kira begitu," tuturmya.
Serupa dengan setiap karya Aan Mansyur sebelumnya, frasa-frasa yang dituangkan dalam karya terbaru ini begitu hidup dan cerdas. Dalam bukunya ini ia menggandeng Wulang Sunu untuk menafsirkan secara visual sajak-sajak yang tertuang di bukunya.
Dari sebuah ilustrasi itu lalu menambah nyawa dan kekuatan tersendiri atas apa yang telah ditulis. Ada gambar gajah sebagai salah satu ilustrasi yang muncul dalam buku ini.
Baca Juga: Penyair Joko Pinurbo: Bahasa Sehari-Hari Bisa Jadi Bahan Menulis Puisi
"Setiap kali melihat gambar-gambar hewan yang besar, seperti gajah, saya sedih. Mereka itu binatang paling menyedihkan menurut saya, susah sekali menghindari moncong senjata. Dan itu metafora yang pas banget dengan sajak-sajak di buku ini," tandasnya.
"apakah kita adalah kata benda atau kata kerja? apakah kita adalah kata kerja yang berhenti bekerja dan kini berusaha bertahanhidup sebagai kata benda?," setidaknya begitu sedikit penggalan dari sajak yang ditulis oleh Aan Mansyur dalam buku terbarunya.
Karya terbaru dari Aan Mansyur yang direncakan rilis pada bulan Oktober ini bertajuk "Waktu yang Tepat untuk Melupakan Waktu". Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Shira Media itu sendiri sudah masuk dalam masa prapesan yang berlangsung dari tanggal 1-31 Oktober 2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Ramai Klaim Penerus Tahta, Adik Paku Buwono XIII Ungkap Syarat jadi Raja Keraton Surakarta
-
Kenangan Masa Muda yang Tak Terlupakan: Adik PB XIII Ungkap Kebiasaan Unik Sang Raja
-
Masyarakat Antusias, Adik Paku Buwono XIII Sampaikan Terima Kasih Mendalam: Penghormatan Terakhir Sang Raja
-
Proyek PSEL DIY Dikritik, Akademisi Ingatkan Jangan Jadikan Proyek untuk Pelarian Darurat Sampah
-
Dompet Digitalmu Bisa Lebih Tebal: Trik Jitu Dapat Saldo DANA Kaget Setiap Hari