SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menyebut belum ada lonjakan pengunjung yang berwisata di wilayahnya. Malah, lebih banyak pengunjung yang harus ditolak ketimbang yang diperbolehkan masuk ke destinasi wisata tertentu.
Hingga saat ini baru ada tujuh destinasi wisata yang telah diperbolehkan untuk uji coba pembukaan. Di antaranya adalah Kebun Binatang Gembira Loka, Tebing Breksi Prambanan, Kawasan Candi Boko, Hutan Pinus Mangunan, Hutan Pinus Pengger Bantul, Seribu Batu Bantul dan Merapi Park Sleman.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Suparmono mengatakan, tiga destinasi wisata di Bumi Sembada yang telah resmi diberikan izin kembali buka itu semuanya masih tergolong landai. Belum ada lonjakan jumlah wisatwan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
"Belum ramai sih. Breksi masih sekitar 400an ya sedikit-sedikit, Ratu Boko maksimal 200an, Merapi Park sekitar 150 pengunjung," kata Suparmono saat dihubungi awak media, Senin (4/10/2021).
Baca Juga: Benarkah Pil Molnupiravir Menurunkan Risiko Kematian akibat COVID-19? Ini kata Pakar
Pria yang akrab disapa Pram itu justru mengaku melihat banyak wisatawan harus mengurungkan niatnya berwisata guna menyesuaikan aturan yang masih ditetapkan pemerintah.
"Jadi malah antara yang masuk dan yang ditolak itu banyak yang ditolak," ujarnya.
Penolakan itu salah satunya terkait dengan aturan yang belum memperbolehkan pengunjung anak-anak untuk masuk ke destinasi wisata uji coba. Padahal tidak dipungkiri justru anak-anak yang sebenarnya menginginkan untuk piknik.
"Misalkan satu keluarga satu mobil. Terus ada satu anak kecil nah itu kan enggak bisa masuk, ya akhirnya satu keluarga enggak jadi piknik. Jadi antara yang masuk dan kemudian ditolak banyak yang ditolak. Karena itu tadi anak kecil belum boleh masuk," tuturnya.
Pram juga tidak memungkiri sudah ada beberapa tempat wisata yang kemudian secara mandiri menerima pengunjung. Dispar Sleman sendiri mengaku agak sulit memilah tempat wisata tersebut sebab kebanyakan berhimpitan juga dengan restoran atau rumah makan.
Baca Juga: Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi di Sorong, Jokowi: Segera Dihabiskan, Jangan Ada Stok Vaksin!
"Ada beberapa tapi di situ ada rumah makan, yang buka rumah makannya, ya sulit kriterianya. Tapi yang penting kalau mereka tetap jaga protokol ya tidak berkerumun banget ya tidak apa-apa lah," ujarnya.
Pram mengimbau kepada sejumlah destinasi yang belum diizinkan secara resmi untum uji coba itu selalu menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 secara ketat. Baik dari kapasitas penerimaan pengunjung hingga protokol kesehatan di tempat.
Sebelumnya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meminta pengelola wisata di wilayahnya untuk bersabar menunggu izin resmi dari pemerintah pusat terkait dengan pembukaan destinasi wisata.
Permintaan itu sebagai respon atas sudah banyaknya destinasi wisata di Bumi Sembada yang telah diserbu pengunjung padahal belum diperbolehkan buka.
"Saya minta agar kita semua menunggu karena pembukaan destinasi wisata tidak bisa asal. Ada beberapa prosedur dan pertimbangan dari kementrian yang dilakukan agar tidak beresiko," kata Kustini.
Kustini menyebut bahwa nantinya izin itu akan diberikan langsung dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Mengingat saat ini kebijakan PPKM masih berada di Level 3 untuk wilayah DIY.
Ia menilai, masyarakat juga perlu untuk lebih menahan diri agar tidak terlarut dalam euforia penurunan jumlah kasus Covid-19 saat ini. Diperlukan kehati-hatian bersama untuk tetap menjaga kasus Covid-19 tetap atau bahkan semakin melandai lagi.
"Kita kan sudah mulai bagus, tapi jangan euforia lepas, ini bahaya. Saya khawatir berdampak pada kenaikan kasus lagi dan wisata bakal ditutup lagi. Dampaknya tentu akan semakin luas," pungkasnya.
Berita Terkait
-
5 Destinasi Wisata Sejuk di Indonesia, Lengkap dengan Pilihan Outfit yang Menghangatkan
-
10 Surga Tersembunyi di Lombok, Wisata Lombok yang Lagi Hits
-
Tugu Keris Siginjai, Destinasi Wisata Ikonik di Tengah Kota Jambi
-
Prediksi Besaran Upah Minimum Jogja 2025 dan Tanggal Penetapannya
-
Night Drive Maut Mahasiswa di Jogja, Dari Buka Celana Sampai Berakhir di Penjara
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir