SuaraJogja.id - Nama Mark Zuckenberg semalam ramai jadi sorotan publik setelah tiga sosial media yang berada di bawah naungannya yakni Facebook, WhatsApp serta Instagram mengalami down. Entah kebetulan atau tidak, dua hari sebelum mengalami kendala, mantan karyawan Facebook Frances Haugen sempat membongkar keborokan perusahaan raksasa sosial media tersebut.
Frances Haugen yang sebelumnya menjabat sebagai Manajer Produk Facebook mengatakan, Facebook lebih memilih keuntungan daripada keamanan penggunanya dari ujaran kebencian dan misinformasi.
Hal itu disampaikan Haugen di program televisi CBS ’60 Minutes’ pada hari Minggu lalu, seraya mengungkap identitas bahwa dirinyalah yang memberikan dokumen yang mendukung penyelidikan Wall Street Journal dan Senat tentang bagaimana Instagram dapat memengaruhi mental remaja.
“Ada konflik kepentingan antara apa yang baik untuk publik dan apa yang baik untuk Facebook. Dan Facebook berulang kali memilih untuk mengoptimalkan untuk kepentingannya sendiri seperti menghasilkan lebih banyak uang,” kata Haugen dalam wawancara seperti yang diberitakan The New York Times.
Haugen mengatakan bahwa Facebook secara substansial lebih buruk daripada apa pun yang pernah dilihatnya sebelumnya.
“Facebook berulang kali telah menunjukkan bahwa mereka memilih keuntungan daripada keamanan. Itu seperti menyubsidi, membayar keuntungannya dengan keselamatan kita. Versi Facebook yang ada saat ini menghancurkan masyarakat kita dan menyebabkan kekerasan etnis di seluruh dunia,” ujar Haugen.
Lebih jauh, Haugen juga menjelaskan bagaimana algoritma yang digunakan Facebook dapat memicu reaksi lebih banyak pada konten yang tampil di halaman beranda pengguna.
“Facebook telah menyadari bahwa jika mereka mengubah algoritma menjadi lebih aman, orang akan menghabiskan lebih sedikit waktu di situs, akan mengeklik lebih sedikit iklan, mereka akan menghasilkan lebih sedikit uang,” tuturnya.
Haugen, yang sebelumnya bekerja di Google dan Pinterest, juga mengatakan bahwa Facebook telah berbohong kepada publik tentang kemajuan yang dibuatnya untuk menekan ujaran kebencian dan misinformasi di platform-nya.
Baca Juga: WhatsApp Down, Pengguna Ramai-ramai Beralih ke Telegram dan Signal
Dia menambahkan bahwa Facebook digunakan untuk membantu mengatur kerusuhan Capitol pada 6 Januari lalu, setelah perusahaan mematikan sistem keamanan setelah pemilihan presiden AS.
Facebook membantah tuduhan Haugen
Terpisah, pihak Facebook langsung membantah tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Haugen. Juru Bicara Facebook, Lena Pietsch mengatakan tuduhan soal Facebook menyarankan konten yang buruk itu sama sekali tidak benar.
“Kami terus melakukan perbaikan signifikan untuk mengatasi penyebaran misinformasi dan konten berbahaya. Untuk menyarankan agar kami mendorong konten yang buruk dan tidak melakukan apa-apa, itu tidak benar,” ujar Lena.
Sementara itu, Wakil Presiden Kebijakan dan Urusan Global Facebook, Nick Clegg, dengan keras menolak pernyataan bahwa platform-nya toxic untuk remaja.
NYT melaporkan, Clegg juga menulis memo dalam 1.500 kata kepada stafnya yang memperingatkan mereka tentang tuduhan menyesatkan. Dalam memo tersebut, ia menulis bahwa perubahan sistem peringkat algoritmik pada satu platform media sosial tidak dapat menjelaskan polarisasi masyarakat yang lebih luas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Empati Bencana Sumatera, Pemkab Sleman Imbau Warga Rayakan Tahun Baru Tanpa Kembang Api
-
Ini Tarif Parkir di Kota Jogja saat Libur Nataru, Simak Penjelasan Lengkapnya
-
Ironi Ketika Satu Indonesia ke Jogja, 150 Ton Sampah Warnai Libur Akhir Tahun
-
Bangkitnya Ponpes Darul Mukhlisin: Dari Terjangan Banjir hingga Harapan Baru Bersama Kementerian PU
-
BRI Komitmen Berdayakan Komunitas dan Raih Penghargaan Impactful Grassroots Economic Empowerment