Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 13 Oktober 2021 | 16:04 WIB
Seorang pengendara melintas di depan pembangunan Benteng Wetan Keraton Yogyakarta, Jalan Brigjend Katamso, Gondomanan, Kota Jogja, Rabu (13/11/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Belasan pekerja terlihat keluar masuk dari pintu berbahan seng di Jalan Mangunnegaran Wetan, Kalurahan Panembahan, Kemantren Gondomanan, Kota Yogyakarta, Rabu (13/10/2021) siang. Hari itu sejumlah alat berat merobohkan bangunan rumah warga yang akan dipakai untuk proyek revitalisasi Benteng Wetan Keraton Yogyakarta.

Tepat berada di utara bangunan yang dirobohkan, masih ada bangunan warga yang berdiri kokoh. Nampak etalase berisi bermacam merek rokok tertata di depan pintu masuk rumah bercat biru putih itu. Tak hanya rokok, puluhan makanan ringan dan juga kebutuhan mandi dan mencuci menggantung rapi.

Seorang wanita paruh baya terlihat sedang melayani pembeli yang datang ke toko sekaligus rumahnya itu. Usai menerima uang, dirinya lalu kembali menata barang-barang di dalam toko untuk dikemas.

Surtijah, warga Panembahan yang tergusur saat memberi keterangan pada wartawan, di Jalan Mangunnegaran, Panembahan, Gondomanan, Kota Jogja, Rabu (13/10/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Surtijah namanya, warga asal Panembahan yang sejak lahir tinggal di tanah berstatus Magersari yang berada di timur Benteng Keraton Yogyakarta. Selama 63 tahun dirinya tinggal di kampung tersebut, mantan pegawai percetakan ini harus segera angkat kaki dari tempat tinggalnya.

Baca Juga: Laga Lawan PSIM Yogyakarta Berakhir Imbang, Suporter Persis Solo Singgung Liga 1

Pada Mei 2021 lalu, Surtijah dan suaminya mendapat undangan dan sosialisasi terkait revitalisasi Benteng Wetan Keraton Yogyakarta yang akan dilanjutkan.

"Dulu sebelum ada pertemuan pada Mei 2021 itu kita diberitahu kalau pembangunan Benteng dimulai 2025 nanti. Kami pikir masih lama, eh kok sekarang mendadak," ujar Surtijah ditemui SuaraJogja.id, Rabu.

Masih sambil menata barang dagangannya, Surtijah kembali berkisah. Ia cukup terkejut ketika Pemda DIY bersama jajaran perangkat Kelurahan dan Kecamatan meminta harus segera mengosongkan rumahnya sampai Desember 2021 mendatang.

"Ya jadinya ndadak, saya ya kaget. Bisa secepat ini diminta pindah," kata nenek 3 cucu itu.

Tinggal di rumah sederhana seluas lebih kurang 20 meter persegi, Surtijah ditemani suami dan juga 3 cucu ditambah dua anaknya. Meski demikian, rumah anaknya juga masih satu deretan di Jalan Mangunnegaran Wetan.

Baca Juga: Magnitudo Cuma 4,8, Mengapa Gempa Yogyakarta Terasa Sangat Kuat?

Sebanyak 8 rumah yang berada di sisi utara tergusur, kata Surtijah. Dirinya sudah mencari lokasi lain untuk tinggal sementara bersama 8 orang keluarganya.

"Dapatnya kontrakan. Kemarin sewa Rp18 juta pertahun. Ya sekarang bisa tinggal dan bisa tidur dulu di sana," katanya.

Surtijah menggantungkan hidupnya dengan berdagang barang kelontong dan rokok. Suaminya terpaksa dirumahkan karena terdampak pandemi Covid-19. Sehingga di tempat baru Surtijah memutuskan berjalan lagi untuk memenuhi kebutuhannya.

Tinggal di atas tanah berstatus Magersari, Surtijah tak mampu berbuat banyak. Pasalnya tanah tersebut hanya Pinjaman saja dari Raja Keraton terdahulu. Sehingga bisa diminta sewaktu-waktu ketika raja membutuhkan.

"Ya bagaimana, kita tinggal di atas tanah raja kan. Kalau mau diminta kita tidak bisa apa-apa, jadi pasrah saja. Padahal waktu zaman Sri Sultan HB IX, warga yang tinggal di atas tanah Magersari bisa dicarikan ke daerah Gunung Sempu, Bantul. Sekarang (Sri Sultan HB X) kan beda to, sonsoyo meneh dijaluki," katanya.

Sebuah pintu berbahan seng (warna hijau) menutup lokasi pembangunan Benteng Wetan Keraton Yogyakarta di Jalan Mangunnegaran, Kelurahan Penembahan, Kemantren Gondomanan, Kota Jogja, Rabu (13/10/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Ke-8 rumah warga yang terdampak sudah menerima kompensasi. Surtijah mengatakan mendapat sekitar Rp60 juta. Saat ini pihaknya masih berupaya membereskan rumahnya untuk segera berpindah sebelum Desember 2021.

Berbeda dengan Surtijah, warga lain yang berada di Jalan Brigjend Katamso, Gondomanan yang juga memiliki toko bahan roti, Afin juga terdampak dari pembangunan Benteng Wetan Keraton. Saat ini bangunan rumah tokonya sudah dibongkar.

Afin mengatakan pihaknya juga sudah menerima kompensasi yang dia anggap ganti untung. Saat ini dirinya berpindah ke lokasi yang masih di Jalan Brigjend Katamso.

"Ya kemarin termasuk cepat ya saya pindah sekitar Agustus 2021  lalu bulan Oktober ini dibongkar," katanya.

Lebih lanjut dirinya tak banyak mempersoalkan dengan kepindahannya. Hingga kini dirinya masih bisa beraktivitas seperti biasanya.

Sosialisasi sejak 2020

Terpisah, Camat Gondomanan, Subarjilan mengaku telah melakukan sosialisasi sejak 2020 lalu. Semua warga juga sudah membuat kesepakatan.

"Sejak tahun lalu kami sosialisasi, termasuk juga ada Dinas Kebudayaan DIY dan pamong kemantren lain. Warga juga sudah sepakat," katanya.

SuaraJogja.id mencoba menghubungi Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, namun belum merespon. Didatangi ke kantor Disbud DIY, pihaknya masih rapat dan belum bsia memberi keterangan.

Load More