Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 13 Oktober 2021 | 17:23 WIB
Seorang pengendara melintas di depan pembangunan Benteng Wetan Keraton Yogyakarta, Jalan Brigjend Katamso, Gondomanan, Kota Jogja, Rabu (13/11/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Revitalisasi Benteng Wetan Keraton Yogyakarta di Jalan Brigjend Katamso, Gondomanan, mulai dikerjakan. Sejumlah bangunan yang berada di selatan Benteng mulai dirobohkan oleh alat berat, Rabu (13/10/2021).

Salah seorang warga yang sebelumnya menempati bangunan yang dirobohkan, Afin mengaku pihaknya sudah mendapat pemberitahuan sejak tahun lalu.

"Sebenarnya Maret itu mau dibongkar. Tapi karena pandemi covid-19 akhirnya diundur. Nah baru saat ini dibongkarnya," terang Afin ditemui Suarajogja.id di toko baru miliknya.

Afin menjelaskan sejak Agustus 2021 lalu pihaknya sudah berpindah lokasi. Toko barunya, tidak jauh dan masih berada di Jalan Brigjend Katamso.

Baca Juga: Laga Lawan PSIM Yogyakarta Berakhir Imbang, Suporter Persis Solo Singgung Liga 1

Pengusaha toko bahan roti itu menerangkan sosialisasi dilakukan oleh Pemda DIY, yakni Dinas Kebudayaan (Disbud DIY), pamong lurah dan mantri (camat) Gondomanan.

"Kalau tidak salah tahun lalu sudah disosialisasikan. Intinya tempat saya akan dibeli dan nantinya saya dapat ganti untung," terang Afin.

Dirinya tak begitu detail menyebut nominal ganti untung yang diberikan Pemda DIY. Namun begitu, jumlahnya  cukup guna membeli dan menempati lokasi baru untuk berjualan.

"Semuanya cukup untuk pindah dan membangun toko yang baru," katanya.

Sementara, pemilik toko besi dan ubin/tegel di Jalan Brigjend Katamso, Novi (30) mengaku memang sudah ada rencana pembangunan Benteng Wetan Keraton Yogyakarta. Kendati demikian belum ada informasi jika harus menggusur pengusaha di sepanjang jalan setempat.

Baca Juga: Magnitudo Cuma 4,8, Mengapa Gempa Yogyakarta Terasa Sangat Kuat?

"Kalau rumornya memang ada bakal dibangun (benteng) sampai ke selatan nanti. Hanya saja kami belum dapat informasi atau sosialisasinya," kata Novi.

Hingga kini, ia dan keluarganya masih tetap berjualan seperti biasa. Belum ada dari Pemda DIY mendatangi tempatnya terkait revitalisasi benteng.

"Belum ada, karena tidak ada informasi, saya tetap berjualan saja," kata dia.

Berbeda dengan warga di Jalan Brigjend Katamso, warga Panembahan di Jalan Mangunnegaran yang berada di barat jalan setempat hanya bisa pasrah.

Surtijah (63) warga Panembahan yang sejak lahir tinggal di selatan Benteng Keraton harus segera angkat kaki sebelum Desember 2021.

"Ada 8 rumah ke selatan yang tergusur. Mei 2021 kemarin sudah dipanggil dan diberi uang kompensasi. Kalau saya dapat Rp60 juta untuk satu bangunan itu," jelas Surtijah ditemui di kediamannya.

Lebih lanjut, Surtijah bersama 8 orang keluarganya sudah mendapat tempat baru. Namun dia hanya mengontrak karena uang senilai Rp60 juta tidak akan cukup membeli rumah atau tanah.

"Per tahun Rp18 juta di kontrakan yang baru ini, ya sekarang yang penting bisa tinggal dulu," kata dia.

Wanita yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di toko kelontong itu sudah mulai berkemas. Awal November 2021 nanti dia dan keluarga baru akan berpindah.

Terpisah, Camat Gondomanan, Subarjilan mengatakan bahwa aktivitas di Benteng Keraton Wetan itu hanya perataan bangunan yang sudah dibeli pihak Pemda DIY.

"Iya itu dibongkar setelah bangunan dibeli. Kalau selanjutnya akan dibangun ke selatan atau bagaimana? saya tidak begitu paham, bisa ditanyakan ke Dinas Kebudayaan DIY," kata dia.

Hingga berita ini ditulis, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakhsmi Pratiwi saat dihubungi belum memberi tanggapan. Suarajogja.id yang mendatangi kantor Dinas Kebudayaan belum mendapat respon karena yang bersangkutan belum berkenan diwawancarai.

Load More