SuaraJogja.id - Forum Komunikasi Buruh Bersatu (FKBB) DIY-Jateng melalui juru bicaranya, Ali Prasetyo mendukung Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Korwil DIY dan juga Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) DIY untuk tak terlibat dengan Partai Buruh. Pasalnya SK yang diterbitkan Executive Committee (Exco) Nasional dinilai janggal.
Dua organisasi buruh yang tergabung dalam FKBB DIY itu diperbolehkan mengambil keputusan. Namun aksi perjuangan buruh, katanya, jangan sampai ditinggalkan.
"Kami dukung jika keduanya tidak akan terlibat dengan Partai Buruh. Jika ada friksi silahkan mengambil keputusan. Namun perjuangan buruh harus tetap dilakukan," terang Ali saat konferensi pers di Resto Gudeg Mataram, Sleman, Jumat (29/10/2021).
Pihaknya menyayangkan keputusan SK yang memilih nama Ersad Ade Irawan sebagai Ketua Exco Partai Buruh DIY. Padahal sejak kongres Partai Buruh dilakukan 4-5 Oktober diketahui Dani Eko Wiyono menandatangani sebagai ketua.
Baca Juga: Mantan Caleg Ini Pimpin Partai Buruh Sumut
FKBB DIY-Jateng, ujar Ali, sama sekali tidak mengenal orang yang bernama Ersad Ade Irawan, yang mengaku sebagai Ketua Exco Partai Buruh DIY.
"Jadi dia (Dani) sudah hadir dalam kongres dan ditunjuk untuk mewakili DIY, tetapi ketika ada keputusan atau SK itu keluar, nama yang seharusnya menjadi ketua berubah. Kami tidak kenal dengan ketua yang saat ini menjabat (Exco Partai Buruh DIY)," ujarnya.
FKBB DIY-Jateng menegaskan tidak terlibat politik praktis, sehingga keputusan 2 ketua serikat buruh untuk mengundurkan diri sebagai anggota Partai Buruh dalam persoalan ini menjadi pilihan masing-masing.
"Perjalanan masih panjang untuk mengawal buruh di Indonesia. Apalagi menghadapi persoalan upah minimum di akhir tahun," katanya.
Ia mengungkapkan sebelum aktivitas dan kegiatan Partai Buruh berjalan, pihaknya juga mendorong serikat dan aliansi pekerja di DIY tetap mengawal isu perburuhan.
Baca Juga: Kecewa dengan SK Exco Nasional, SBSI dan KSPSI Tak Mau Terlibat di Partai Buruh
"Visi dan misi tetap sama untuk buruh. Kita berharap semuanya tetap dalam satu jalan yang sama terlepas dari persoalan yang terjadi di Partai Buruh," kata dia.
Persoalan yang terjadi di Exco Partai Buruh DIY dijelaskan Ketua SBSI Korwil DIY, Dani Eko Wiyono. Tidak ada keterlibatannya di Partai Buruh bukan berarti tak mendukung partai berlambang padi itu. Ia memilih untuk tidak melebur dalam kegiatan partai.
"Kami bukan menolak atau tidak mendukung Partai Buruh. Tentu adanya partai ini baik untuk rekan pekerja dan buruh di Indonesia. Hanya saja kami memilih tak akan terlibat dulu," terang Dani.
Alasan SBSI tak ingin terjun dalam aktivitas partai yang digawangi Said Iqbal itu, salah satunya karena SK Exco Partai Buruh DIY dinilai tidak sesuai koordinasi sebelumnya.
"Ada yang perlu kami soroti dalam surat yang dimandatkan kepada Exco Provinsi Partai Buruh (DIY). Kepengurusan yang ditetapkan tidak sesuai dengan koordinasi yang ada sebelumnya," kata dia.
Ia menambahkan sebelum SK penetapan turun, awal Oktober lalu, muncul rilis yang menyatakan sudah terpilih Ketua Exco Partai Buruh DIY secara tiba-tiba.
"Munculnya pernyataan itu tanpa koordinasi di (Exco Partai Buruh) DIY. Padahal SK belum turun sama sekali. Sehingga, kami sangat menyayangkan cara-cara sesama serikat buruh yang tidak beretika itu," terang Dani.
Meski sudah ada nama Ersad Ade Irawan sebagai Ketua Exco, Partai Buruh di DIY belum bertemu untuk koordinasi kembali. Hingga kini Dani mengaku belum ada arahan dari Ketua Exco Partai Buruh DIY.
"Sampai sekarang tidak ada komunikasi sama sekali. Ketua saat ini juga tidak pernah menghubungi apa langkah selanjutnya pergerakan partai di DIY," kata dia.
Hal sama juga dijelaskan Ketua KSPSI DIY, Ruswadi. Pihaknya memutuskan tidak akan berperan dengan kegiatan-kegiatan ke dalam Partai Buruh.
Selanjutnya ia juga segera membuat surat pengunduran diri sebagai pengurus Exco Partai Buruh DIY.
"Perlu diketahui kami tegas tidak akan terlibat dalam kepartaian ke depan. Sehingga kami memilih mundur dari kepengurusan partai. Kami tidak ingin jika partai ini berjalan dengan kondisi pimpinan yang tidak memiliki etika," katanya.
Berita Terkait
-
KSPI Sebut Badai PHK Gelombang kedua Berpotensi Terjadi, 50 Ribu Buruh Terancam
-
Kena PHK Massal, Serikat Pekerja PT Sritex Minta Perusahaan Penuhi Hak Mereka
-
KSPSI Soroti Nasib Buruh di Era Pemerintah Prabowo
-
Jelang Bulan Suci Ramadan, Ribuan Buruh Sritex Bersiap di PHK
-
Pembersihan Brutal USAID Berlanjut: 2.000 Karyawan Terdampak, Serikat Pekerja Meradang
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia