SuaraJogja.id - Sejarah Perjanjian Saragosa. Maluku pernah menjadi lokasi pertempuran dua negara penjelajah dunia yaitu Portugis dan Spanyol. Perseteruan yang turut melibatkan kerajaan Ternate dan Tidore ini kemudian berakhir lewat Perjanjian Saragosa.
Portugis dan Spanyol merupakan dua negara Eropa yang memiliki armada perang tangguh. Pasukan dari dua negara ini berkelana ke penjuru dunia untuk menemukan peradaban baru.
Peradaban yang tentu saja bertujuan untuk mencari keuntungan. Keuntungan itu tak hanya berupa mencari emas, namun juga rempah-rempah. Rempah merupakan komoditas bernilai tinggi di Eropa.
Maluku menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang pernah menjadi lokasi perseteruan dua negara ini. Pada masa kepemimpinan Raja John III, Portugis menemukan lebih dahulu potensi yang dimiliki Maluku.
Dalam Explore, Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk SMP/MTs Kelas VIII, sebelum memasuki Maluku tahun 1512, Portugis yang dipimpin Alfonso de Albuquerque lebih dahulu memasuki Malaka tahun 1511. Malaka kala itu merupakan bandar hasil bumi dan rempah-rempah yang besar. Namun setelah mengetahui potensi Maluku, Portugis melebarkan sayap, dipimpin Antonio de Abreu.
Portugis senang dengan Maluku karena kualitas rempah-rempah yang bagus, serta harganya yang masih murah. Portugis pun tak sekadar ingin berdagang, melainkan ingin memonopoli perdagangan dan mendapatkan untung sebanyak-banyaknya.
Bertahun-tahun kemudian, tepatnya tahun 1521, Portugis mulai terusik dengan kehadiran Spanyol. Mereka tak senang Spanyol mengganggu monopoli perdagangan rempah yang sudah dirasakan keuntungannya. Spanyol kala itu memasuki perairan Maluku dari Filipina.
Perairan Maluku kala itu memang belum secara detail masuk dalam area Perjanjian Tordesillas yang ditandatangani pada tahun 1494. Perjanjian itu merupakan kesepakatan kedua negara untuk membagi negara di luar Eropa menjadi dua bagian.
Perjanjian Tordesillas ditentukan dengan menetapkan satu garis meridian di Kepulauan Cape Verde. Ketika dua pelaut masing-masing negara sudah sampai pada batas garis akhir, bertemulah mereka di Perairan Maluku.
Baca Juga: Para Keluarga Mie Instan, Keluarga Pasca Rempah
Bertahun-tahun Spanyol dan Portugis berperang untuk memperebutkan wilayah Maluku yang kaya akan rempah-rempah. Kedua negara akhirnya ikut terlibat dalam persaingan kerajaan Ternate dan Tidore, lewat perjanjian yang disepakati di awal.
Portugis bersekutu dengan kerajaan Ternate dan Spanyol bersekutu dengan kerajaan Tidore. Perang ini berlangsung bertahun-tahun, meski sempat ada upaya untuk mengakhirinya.
Akhirnya, setelah delapan tahun berseteru, tepatnya tahun 1529, Portugis dan Spanyol menyelesaikan permasalahan di Maluku. Terbitlah Perjanjian Saragosa. Perjanjian ini diambil dari nama kota tempat tanda tangan berlangsung, yakni Kota Zaragoza, Spanyol.
Perjanjian Saragosa berisi tentang pembagian wilayah lagi, tepatnya menyempurnakan isi Perjanjian Tordesillas. Portugis pada akhirnya tetap berada di Maluku. Sementara Spanyol harus meninggalkan Indonesia dan pulang ke Filipina, yang sebelumnya telah didatangi pasukan serta pedagangnya.
Demikian ini sejarah Perjanjian Saragosa, yang menjadi bagian dari cerita panjang negara Portugis dan Spanyol.
Kontributor : Lukman Hakim
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik