Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 09 November 2021 | 13:40 WIB
Sosok Andika Indra Saputra. [solider.id]

“Sudah enam bulan ini, saya ikut sahabat saya, Joko berkeling di sekolah-sekolah TK yang berada di wilayah Yogyakarta, Bantul, dan Sleman. Jika Joko menjual mainan dan alat peraga edukatif, saya menawarkan dagangan saya. Lumayan. Berkat Joko, saya bisa bertahan hidup di masa pandemi,” terang Andika. 

Saat ini, Andika mengikuti pelatihan menjahit. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Boyolali, dan dipusatkan di Semarang. Pelatihan ini berlangsung selama satu minggu, harus tinggal di asrama.

"Dengan keterampian menjahit, aku yakin bisa meningkatkan pendapatan. Saya pengin pandemi ini cepat usai, cepat berakhir. Difabel yang punya usaha bisa bangkit dan berkarya lagi. Karya-karyanya dipasarkan bersama-sama para pengusaha lain. Jadi bisa saling belajar dan sharing,” ujarnya.

Andika pun menitip pesan bagi para difabel lainnya agar jangan merasa lelah, apalagi putus asa. Tetap semangat! Pandemi pasti akan berakhir, kita semua cepat bangkit meraih kesuksesan.

Baca Juga: 4 Penyebab Setelah Menikah Teman Menjadi Sedikit, Sadar Tidak?

Di akhir perbincangan, Andika membagikan cerita bahagianya yang lain dimana ia kini telah memiliki rumah sendiri. Sebuah rumah berukuran 6 x 10 meter. Di bangun di pekarangan mertua. Rumah tersebut adalah bantuan dari Komunitas Masyarakat Tawangsari (Komasta).

“Alhamdulillah, kami sudah dibuatkan rumah oleh warga desa. Komasta, mereka yang membantu ide dan mewujudkannya. Rumah kami berbahan batako, genteng, lantai semen. Ada 3 kamar tidur, dapur, kamar mandi, dan ruang keluarga. Sekarang tinggal pasang listrik, jendela dan daun pintu. Alhamdulillah, kami juga mulai dapat bantuan langsung tunai (BLT). Berupa uang sebesar Rp600 ribu per bulan, diterima tiap tiga bulan satu kali,” pungkas Andika.

Load More