SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menyebutkan, saat ini mayoritas pasien positif Covid-19 di Kabupaten Sleman berstatus orang tanpa gejala (OTG).
Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama menjelaskan, pasien Covid-19 saat ini mayoritas berstatus OTG sebab sudah banyak masyarakat yang divaksin, sehingga antibodi telah terbentuk.
"Namun tetap masih berbahaya. Apalagi sampai menularkan kepada orang yang belum vaksin. Karenanya, kami meminta bagi pasien yang dinyatakan positif agar mematuhi isolasi," ujarnya, Selasa (16/11/2021).
Cahya mengimbau agar pasien Covid-19 walaupun berstatus OTG agar menjalani isolasi di selter agar lebih aman. Selama ini, pihaknya mengaku sedikit kesulitan untuk mengarahkan pasien positif ke tempat isolasi terpadu (isoter).
"Babinsa, Bhabinkamtibmas, camat sudah turun untuk memotivasi ke isoter. [Tapi tidak mau] karena mereka merasa tidak sakit. Akhirnya pasien isoman, dengan perjanjian pengawasan ketat, baik lingkungan dan dari kelurahan," kata dia.
Tujuan pasien Covid-19 menjalani isolasi di isoter karena dinilai lebih aman untuk melokalisasi agar virus tidak menyebar.
Diketahui, saat ini kondisi isoter di Kabupaten Sleman sudah kosong, seluruh pasien sudah pulang, dinyatakan sudah sembuh.
Sementara untuk data kasus terbaru Kabupaten Sleman, tercatat ada sebanyak dua kasus dengan positif rate 0,12%. Akumulasi kasus konfirmasi menggunakan tes PCR ada sebanyak 43.149 kasus dan konfirmasi dengan tes antigen 11.562 kasus.
"Angka sembuh di Kabupaten Sleman 95 persen. Akumulasi konfirmasi meninggal ada 2.404 kasus," ungkap Cahya.
Baca Juga: Timses Lurah Terpilih Diduga Keroyok Timses Lawan di Sleman
Sejumlah Klaster Sebabkan Zona Merah
Adanya sejumlah klaster yang merebak di sejumlah wilayah, saat ini ada kalurahan di Kabupaten Sleman masuk zona merah.
Cahya Purnama mengatakan, empat kalurahan yang masuk dalam zona merah tersebut yakni Baturaden dan Nogotirto (Gamping), Lumbungrejo (Tempel), serta Sumberrahayu (Moyudan).
"Banyuraden dan Nogotirto karena ada klaster, Lumbungrejo klaster keluarga," ungkapnya.
Ia menuturkan, saat ini tracing klaster-klaster yang ditemukan sudah selesai. Pasalnya, hasil tracing lanjutan yang dilakukan sudah menunjukkan hasil negatif.
"Klaster takziah temuan terakhir 85 orang. Klaster pabrik tahu 12, klaster keluarga di Nogotirto ada empat kasus," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Bantul Tolak Sampah dari Luar Daerah: Fokus Benahi Sampah Sendiri, Ini Strateginya
-
Langit Jogja Akan Memerah, Gerhana Bulan Total Minggu Malam Bisa Dilihat Sempurna
-
3 Link DANA Kaget Aktif yang Bisa Diklaim Hari ini untuk Warga Jogja
-
Tol Jogja-Solo Padat Merayap, Lalin Naik Hampir 37 Persen Saat Libur Panjang Akhir Pekan
-
Populasi Kucing Liar Terkendali? Yogyakarta Gencarkan Sterilisasi Gratis di Gedung Pemerintah