Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 22 Desember 2021 | 17:39 WIB
Peringatan Hari Ibu Nasional yang dipusatkan di Gedung Mandala Bhakti Wanitama Yogyakarta, Rabu (22/12/2021). [kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Ibu Negara, Iriana Joko Widodo (jokowi) hadir secara virtual dalam peringatan Hari Ibu Nasional yang dipusatkan di DIY, Rabu (22/12/2021). Dalam kesempatan ini, Iriana meminta semua pihak berperan dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Kita harus bergerak bersama elemen bangsa untuk menurunkan angka stunting dan kematian ibu melahirkan dan menekan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak serta memperkuat ekonomi keluarga dengan menggerakkan semangat kewirausahaan," ungkapnya.

Peran serta semua pihak di momen Hari Ibu kali ini, menurut Iriana sangat penting. Dengan demikian bisa membangkitkan semangat perempuan untuk lebih berani berbicara dan menunjukkan potensinya agar semakin berdaya membangun kesetaraan dan kehidupan yang sejahtera.

Mereka pun bisa semakin berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Apalagi selama pandemi COVID-19, perempuan dan ibu telah membuktikan ketangguhan dan daya juang mereka dalam bertahan dari kesulitan, melndungi anak anak dan keluarga serta orang disektar agar tetap sehat, tenang dan produktif.

Baca Juga: Hari Ibu Nasional 22 Desember: Momentum Perjuangan Pergerakan Perempuan

"Situasi ini semakin menguatkan keyakinan bawa perempuan adala pilar dan penggerak pembangunan bangsa. Karenanya
saya mengajak ibu dan perempuan untuk tidak berhenti berjuang demi kemajuan perempuan dan indonesia. Perempuan harus menjadi berdaya, terdepan dalam pembentukan karakter dalam menyiapkan generasi masa depan yang kuat dan tangguh," ungkapnya.

Sementara Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengungkapkan perjuangan perempuan untuk mencapai kesetaraan sudah dimulai jauh sebelum kemerdekaan. Namun, salah satu titik penting perjuangan gerakan perempuan adalah diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.

Dalam kongres tersebut, 30 organisasi perempuan dan sekitar 1.000 peserta berkumpul untuk menyatukan agenda perjuangan perempuan menjadi agenda perjuangan perempuan sekaligus agenda perjuangan Bangsa Indonesia. Kongres Perempuan Indonesia Pertama ini menandai babak baru bangkitnya gerakan perempuan Indonesia untuk berorganisasi secara demokratis tanpa membedakan agama, etnis, dan kelas sosial.

"Semangat perjuangan inilah yang kemudian menjadi warisan yang ditinggalkan untuk terus dilanjutkan hingga saat ini sampai masa yang akan datang,"paparnya.
  
Kongres Perempuan memiliki tujuan sangat mulia, yaitu untuk membuka jalan seluas-luasnya bagi perempuan Indonesia agar dapat berperan sebagai Ibu Bangsa. Yaitu perempuan yang turut melahirkan, merawat dan mendidik bangsa melalui generasi muda berkualitas yang dilahirkannya maupun peran-peran aktifnya dalam pergerakan nasional dan pembangunan.

Oleh karenanya, esensi Peringatan Hari Ibu bukan merupakan peringatan untuk mengucapkan terima kasih atas jasa ibu yang memang begitu istimewa bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun lebih dari itu, bertujuan mendorong semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas untuk memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Juga: Kocak! Bukan Karena Hari Ibu, Ternyata Ini Alasan Joshua Suherman Menikah Hari Rabu

"Peringatan hari ibu sesungguhnya merupakan suatu bentuk apresiasi bagi semua perempuan Indonesia, atas peran, dedikasi, serta kontribusinya bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More