Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 24 Januari 2022 | 16:03 WIB
Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM Gunadi - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Kelompok Kerja (Pokja) Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM menyebut telah memeriksa sebanyak 33 sampel kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hasilnya sendiri direncanakan akan segera diketahui dalam waktu dekat.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM Gunadi menyatakan bahwa 33 sampel Covid-19 yang diperiksa menggunakan pengurutan keseluruhan genom atau Whole Genome Sequencing (WGS) itu berasal dari kabupaten dan kota di DIY kecuali satu kabupaten, yakni Gunungkidul, yang tidak diperiksa oleh FKKMK UGM.

"Ada 33 (sampel Covid-19). Dari lima kabupaten/kota kecuali Gunungkidul. Gunungkidul kirimnya ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta, kan punya juga sekarang mesin genome di sana," kata Gunadi kepada awak media, Senin (24/1/2022).

Dijelaskan Gunadi, sebenarnya pemeriksaan terhadap sejumlah sampel itu sudah selesai dilakukan. Namun, pihaknya masih terkendala sedikit masalah dengan data yang muncul.

Baca Juga: RSUP Persahabatan Pisahkan Ruang Perawatan Pasien Covid-19 Omicron dan Delta, Benarkah Pengobatannya Berbeda?

Hal itu membuat masih diperlukannya sejumlah pemeriksaan lagi untuk mengetahui hasilnya. Namun ia menyebut hasil pemeriksaan sampel itu hanya tinggal menunggu waktu.

"Hari ini selesai running cuma tadi itu ada sedikit masalah dengan datanya. Sehingga datanya mau dicoba dirunning di (Fakultas) MIPA supaya bisa dibaca. Kalau genomenya sudah selesai hari ini, kita coba convert tapi kalau kemudian apakah mungkin Omicron sudah ada di Jogja ya mungkin tinggal menunggu hasilnya saja ya," ungkapnya.

"Jadi (hasil resmi) belum keluar karena tadi sudah diextract dari mesinnya tapi kemudian harus perlu diconvert," sambungnya.

Gunadi mengungkapkan, saat ini juga masih ada kasus Covid-19 dari Cilacap, Jawa Tengah yang menjadi perhatian khususnya terkait penyebaran varian Omicron di wilayah DIY.

"Saya rasa kemarin yang ditracing dari Cilacap itu dia sempat di Stasiun Jogja ya, yang kemarin itu positif. Dia sempat dari Jakarta kalau tidak salah kan berhentinya di Stasiun Jogja. Sehingga kemarin concern dari pemerintah Jogja adalah kontak eratnya siapa saja karena dia sudah naik kereta," paparnya.

Baca Juga: Omicron Meningkat, Saniatul Lativa Minta Pemerintah Meninjau Kembali PTM di Sekolah

Ditanya terkait dengan selesainya target pemeriksaan sampel-sampel tersebut, kata Gunadi, diperkirakan pada pekan ini telah selesai. Sebab hanya tinggal menunggu alat untuk konversi hasil pemeriksaan tersebut.

"Harusnya minggu ini karena kan Kadinkes sudah diminta oleh Ngarso Dalem laporannya hari ini tapi ndilalahnya (kebetulan) mesinnya itu enggak bisa mengkonvert itu. Datanya tidak bisa dibaca, datanya keluar tapi tidak bisa dibaca huruf-hurufnya itu. Jadi kita tidak bisa mengintrepretasikan ini varian apa kalau huruf dalam genomenya itu tidak bisa terbaca," tandasnya.

Sementara itu Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan jumlah kasus Covid-19 dengan varian Omicron di Indonesia saat ini mencapai 1.600 orang. Namun dari ribuan kasus itu, yang membutuhkan perawatan dan angka kematiannya sangat kecil.

"Memang (yang) dirawat membutuhkan oksigen hanya sekitar 20 dan memang yang wafat dua ini masih jauh sangat rendah dibandingkan dengan kasusnya Delta," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/1/2022).

Budi mengungkapkan kalau kasus Covid-19 dengan varian Omicron secara global bakal naik dengan cepat dan angkanya pun tinggi. Namun, ia menegaskan kalau varian Omicron itu turunnya lebih cepat bahkan kasus rawatnya juga rendah.

Karena itu, Budi menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk tidak perlu panik tetapi tetap waspada dan hati-hati. Sebab laju penularannya yang tinggi.

Load More