SuaraJogja.id - Pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menerapkan sistem kontrak penangkapan ikan sejak November 2021. Sistem kontrak penangkapan ini merupakan bagian dari kebijakan penangkapan terukur.
Selanjutnya konsep penangkapan terukur yang berbasis kuota tangkapan. Langkah itu sekaligus untuk mendorong Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) perikanan tangkap yang tahun ini ditargetkan Rp1 triliun dan menjadi Rp12 triliun pada 2024.
"Dengan kebijakan yang akan diterapkan ke depannya adalah penangkapan yang terukur dengan kuota ikan yang dibatasi," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono kala melakukan kunjungan kerja di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Bantul, Jumat (28/1/2022).
Dia menyampaikan, bila berdasarkan data dari Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan (Kajiskan) sebanyak 12,2 juta ton per tahun produksi ikan. Saat ini pihaknya hanya memberi izin bahwa jumlah ikan yang ada di laut yang boleh ditangkap sekitar 80 persen.
Baca Juga: Kronologi Perusakan Mobil Mercedes Benz di Kasihan Bantul, Berawal dari Cekcok
"Ikan yang diperbolehkan di tempat hanya 80 persen kira-kira sembilan juta ton," terangnya.
Menurutnya, jumlah tersebut tetap akan dikurangi lagi hanya 5,5 juta ton yang boleh ditangkap. Dengan demikian, kesinambungan dari ekonomi laut bisa untuk generasi-generasi yang akan datang.
"Itu yang akan kami terapkan, kontrak yang dilakukan adalah hanya boleh mengambil berdasarkan kuota. Nelayan tradisional di wilayah tersebut juga diberi kuota."
"Jadi hanya nelayan asli daerah situ yang boleh mencari ikan di wilayahnya. Karena kan sudah by name by address, misal mereka bukan warga sini tidak boleh mengambil makan di sini," katanya.
Upaya yang dilakukan agar tidak ada nelayan dairi luar daerah yang masuk ke perairan Indonesia akan diawasi dengan satelit, air surveillance, kapal yang patroli selama 24 jam.
Baca Juga: Terekam CCTV, Dua Remaja Diduga Gondol Ponsel di Piyungan Bantul
"Ini semua supaya laut kita bersih," ujarnya.
Sebagai informasi, dari sistem kontrak itu, pemerintah akan memungut PNBP untuk kegiatan pascaproduksi. Sistem kontrak ini juga dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
"Saya berharap industri perikanan dapat tumbuh di seluruh wilayah Indonesia dengan potensi perikanan yang besar dari Aceh hingga Papua," ujar dia.
Berita Terkait
-
Menteri KKP Pilih Maung Buatan Pindad Jadi Mobil Dinas, Ikuti Jejak Prabowo!
-
Aldi Satya Mahendra Sekolah di Mana? Cetak Sejarah Pembalap RI Pertama Juarai WorldSSP300
-
MAN 2 Bantul Meriahkan Expo Kemandirian Pesantren di UIN Sunan Kalijaga
-
Seru! MAN 2 Bantul Sukses Gelar Penerimaan Tamu Ambalan 2024
-
Langsung Kunjungi DPRD DIY, Siswa MAN 2 Bantul Belajar Demokrasi
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir