SuaraJogja.id - Saat melakukan penyisiran di Desa Wadas, rupanya aparat tak pandang bulu dalam melakukan penangkapan. Dari anak di bawah umur hingga lansia, banyak warga Wadas yang kena ciduk polisi.
Perwakilan Solidaritas Perempuan (SP) Kinasih menyampaikan kabar tersebut dalam konferensi pers pada Kamis (10/2/2022) setelah tiga hari menemani warga Wadas menghadapi suasana mencekam di desanya.
Perempuan yang enggan disebutkan namanya ini mengatakan, selama tiga hari tinggal di Desa Wadas, segala aktivitas warga terhenti karena aparat dan preman tersebar di berbagai titik. Ia bersama para pendamping dan warga Wadas pun hanya makan persediaan seadanya.
"Tidak ada aktivitas ekonomi, makan apa adanya. Adanya beras dan cabai, ya kami makan itu, adanya mi instan, ya nasi dan mi instan," terangnya. "Apakah situasi ini sudah nyaman aman? Belum."
Baca Juga: Polemik Desa Wadas, Ini Alasan Warga Tolak Penambangan Andesit di Desa Wadas
Ketakutan pun makin menjadi karena bocah di bawah umur ikut ditangkap. Kejadian itu tak ayal mendatangkan trauma bagi anak-anak sebaya lainnya.
"Ada 13 anak-anak ditahan, dan itu memunculkan trauma pada anak-anak lain. Yang ditahan umurnya antara 15-17 tahun. Teman sebaya lainnya pun merasa tak aman karena penangkapan tak pandang bulu untuk anak dan lansia," tutur perwakilan SP Kinasih tersebut.
Selain itu, Direktur LBH Yogyakarta Yogi Zul Fadhli juga mengecam tindakan polisi tersebut. Menurut keterangannya, total warga yang ditangkap di Desa Wadas mencapai puluhan, termasuk anak-anak.
"Total kawan-kawan yang ditangkap di Polres Purworejo ada 67 orang. Mayoritas warga dan beberapa kawan-kawan jaringan, serta 1 pendamping dari LBH Jogja. Anak-anak di bawah umur juga seharusnya tidak diperlakukan seperti itu. Ini kesalahan besar polisi," imbuhnya, Kamis.
Baca Juga: Puluhan Akademisi Desak Pemerintah Tarik Pasukan Polisi dari Desa Wadas
Berita Terkait
-
Polemik Desa Wadas, Ini Alasan Warga Tolak Penambangan Andesit di Desa Wadas
-
Puluhan Akademisi Desak Pemerintah Tarik Pasukan Polisi dari Desa Wadas
-
55 Akademisi dari 31 Kampus Kecam Keras Tindakan Represif Negara Terhadap Warga Wadas
-
Prihatin Kasus Wadas, Ulama Purworejo Habib Hasan Bin Agil Baabud Serukan Warga Menolak Hoaks
-
Bahas Kebebasan Pers, Akun Instagram Presiden Jokowi Digeruduk Warganet: Jangan Buta Lihat Wadas!
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Merek Jepang di Bawah Rp100 Juta: Mesin Prima, Nyaman buat Keluarga
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
Terkini
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
-
Jemaah Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf Ungkap Penyebab Calon Haji Terlantar di Arafah
-
Beda dari Tahun Lalu, Ini Alasan Grebeg Besar 2025 Yogyakarta Lebih Tertib dan Berkah
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara