SuaraJogja.id - Prasasti Kedukan Bukit adalah prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut ditemukan oleh C.J Batenburg pada 29 November 1920, di Kampung Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan. Prasasti sendiri ditemukan di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi.
Prasati ini berbentuk sangat kecil, hanya sekitar 45 x 80 cm, yang ditulis dengan aksara pallawa dengan bahasa Melayu kuno. Saat ini, Prasasti Kedukan Bukit dipajang di Museum Nasional Indonesia.
Prasasti Kedukan Bukit diperkirakan dibuat pada 1 Mei tahun 683.
Tulisan yang terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit adalah:
- svasti r akavatta 605 ekda ukla-
- klapaka vulan vaikha apunta hiya nyik di
- smvau mangalap siddhaytra di saptam uklapaka
- vulan jyeha apunta hiya malapas dari minnga
- tmvan mamva ya vala dua laka dangan koa
- duaratus cra di smvau dangan jlan sarivu
- tlurtus sapulu dua vañakña dta di mata jap (mukha upa)
- sukhacitta di pañcam uklapaka vulan... (sha)
- laghu mudita dta marvuat vanua ...
- rvijaya jaya siddhaytra subhika nityakla
Tulisan ini bermakna:
- Selamat ! Tahun aka telah lewat 605, pada hari ke sebelas
- paro-terang bulan Waiakha Dapunta Hiyang naik di
- sampan mengambil siddhaytra. pada hari ke tujuh paro-terang
- bulan Jyestha Dapunta Hiyang berlepas dari Minanga
- tamwan membawa bala tentara dua laksa dengan perbekalan
- dua ratus cara (peti) di sampan dengan berjalan seribu
- tiga ratus dua belas banyaknya datang di mata jap (Mukha Upang)
- sukacita pada hari ke lima paro-terang bulan....(Asada)
- lega gembira datang membuat wanua....
- rwijaya jaya, siddhaytra sempurna..
Berikut terjemahan yang mudah dipahami:
Selamat! Tahun Saka telah lewat 605, pada hari ke sebelas paro-terang bulan Waisakha Dapunta Hiyang naik di sampan mengambil siddhayatra.
Pada hari ke tujuh paro-terang bulan Jyestha Dapunta Hiyang berlepas dari Minanga untuk membawa bala tentara 20.000 dengan perbekalan 200 peti di sampan dengan diiringi sebanyak 1312 orang berjalan kaki datang ke hulu Upang dengan sukacita.
Pada 15 hari pertama bulan asadha dengan lega gembira datang membuat benua…
Baca Juga: Sejarah Bahasa Indonesia, Bermula Sejak Zaman Kerajaan Sriwijaya
srivijaya jaya siddhayatra subhiksa nityakala!
Prasasti Kedukan Bukit merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang paling masyhur. Prasasti ini merupakan peninggalan Raja Dapunta Hyang atau juga dikenal dengan Raja Sri Jayanasa di Kerajaan Sriwijaya yang saat ini dikenal sebagai Palembang.
Prasasti ini menceritakan lahirnya Kerajaan Sriwijaya.
Maksud dari isi prasasti kedukan bukit adalah pada tanggal 11 Waisaka 604, Dapunta Hyang yang merupakan Raja Sriwijaya menaiki perahu ke suatu tempat untuk bertemu para pasukannya yang baru saja menaklukan Minanga.
Kemudian pada tanggal 7 Jesta, Dapunta Hyang membawa pasukannya dari Minanga kembali ke ibu kota dengan bahagia. Setelah itu, Dapunta Hyang memerintah mereka untuk membangun vihara sebagai bentuk rasa syukur dan kegembiraan kemenangan pasukannya.
Demikian penjelasan terkait Prasasti Kedukan Bukit. Selanjutnya diketahui bahwa prasasti ini merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Palembang. Prasasti Kedukan Bukit menceritakan sejarah kemenangan peperangan pasukan Kerajaan Sriwijaya.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
- Apa Isi Alkitab Roma 13? Unggahan Nafa Urbach Dibalas Telak oleh Netizen Kristen
Pilihan
-
Ledakan Followers! Klub Eropa Raup Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
Terkini
-
ITF Bawuran Genjot Kapasitas: Bakar Sampah Lebih Banyak, Biaya Juga Naik?
-
Profil Salsa Erwina, Perempuan Muda dari UGM yang Berani Tantang Debat Ahmad Sahroni
-
Guru Jadi 'Korban' Pertama? Terungkap Alasan Guru SMPN 3 Berbah Ikut Terpapar Keracunan Makanan Gratis
-
Trans Jogja Terancam? Subsidi Dipangkas, Bus Jadi Billboard Berjalan
-
Tragis! Warga Sleman Temukan Mayat Bayi di Bawah Pohon Beringin, Tali Pusar Belum Terpotong