SuaraJogja.id - Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) DI Yogyakarta cukup lega dengan adanya penghapusan syarat swab PCR atau antigen bagi pelaku perjalanan dan wisatawan. Namun begitu pihaknya belum mendapat peningkatan bisnis di sektor travel dan biro perjalanan yang ada di Kota Pelajar.
Ketua DPD Asita DIY, Hery Setyawan mengatakan bahwa penghapusan ini perlu waktu untuk mengembalikan usaha biro perjalanan kembali stabil. Meski sudah ada kelonggaran sejak tahun 2021, dampak yang dirasakan masih kecil.
"Belum langsung ya, karena kan Asita sendiri ini biro perjalanan wisata yang transaksinya melalui beberapa titik. Harus membuka komunikasi dulu, membuka dengan agen travel mereka ya, masih melakukan presentasi lagi apakah mau melalui Jogja atau tidak, jadi belum langsung," kata Hery dihubungi wartawan, Kamis (10/3/2022).
Ia menjelaskan meski belum ada peningkatan pendapatan, biro perjalanan tak lagi kerepotan. Sebab selama swab PCR ini masih diberlakukan bagi pelaku perjalanan, banyak wisatawan yang membatalkan perjalanan karena positif Covid-19.
"Dimana orang sudah pegang tiket tapi pada hari H-1 dan 1x24 jam ternyata mereka positif. Mereka jadi harus cancel juga kan gitu, baik konsumen dan agen travel juga repot," kata dia.
Kondisi ini tak menjadi alasan bagi pengusaha biro perjalanan mengendurkan prokes dan fasilitas di setiap armada. Hery mengatakan pelaku usaha perjalanan sepakat untuk tetap mengetatkan prokes.
"Kalau syarat kan vaksinasi harus lengkap. Untuk masalah kesehatan kita tak bisa kaku ke wisatawan, yang jelas masih dalam batas merasa aman. Karena bebas ya mau gimana, misal satu orang flu di dalam bus ya gimana lagi, yang jelas pakai masker. Itu kan bentuk pencegahan," kata dia.
Penghapusan syarat PCR itu juga sebagai angin segar bagi pelaku usaha di sektor wisata untuk mengembalikan ekonomi yang lumpuh sejak 2 tahun lalu. Bahkan wisatawan asing yang tiba dari Bali, sudah menjadi sasaran pelaku perjalanan untuk melayani ketika ke Jogja.
"Iya tentu, karena Bali dan Jogja itu saling berhubungan, biasanya yang dari Bali akan melihat Jogja dengan penerbangan 1 hari mereka sudah bisa. Tahun-tahun lalu seperti itu, jadi sebelum pandemi itu turis yang di Jogja dijualkan paket bali, begitupun sebaliknya. Bali itu kan pion ya, banyak dari situ juga," jelas dia.
Baca Juga: ASITA Sulsel Menunggu Penerbangan Langsung Makassar-Lombok Menyambut MotoGP
Berita Terkait
-
Pandemi Covid-19, Wisatawan Indonesia Lebih Pilih Staycation di Tempat Privat
-
Tanggapi Video Orang Nyaris Ditabrak Saat Foto di Tugu Jogja, Satpol PP Sempat Sidak ke Lokasi dan Ingatkan Wisatawan
-
VIral Wisatawan Nyaris Ditabrak Pengendara Saat Foto di Tugu Jogja, Sutrisno: Banyak yang Ngeyel
-
Kangen dengan Kuliner Asli Jepang? Coba Kunjungi Japan Dining Festival
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
PHK 'Makin Gila', Kemiskinan Mengancam RI Akibat Ekonomi Melambat!
-
4 Rekomendasi HP Murah Infinix dengan NFC, Fitur Lengkap Tak Bikin Dompet Jebol
-
Siap Taklukan Super League, Ini Daftar Lengkap Pemain Bhayangkara Presisi Lampung FC
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
Terkini
-
Kejari Sleman Buka Kemungkinan Penggeledahan, Kasus Korupsi Dana Hibah Pariwisata Semakin Serius
-
Berlanjut, Kejari Sleman Sita Ponsel dan Dokumen Penting Kasus Korupsi Dana Hibah Pariwisata
-
Kejati DIY Segera Panggil Saksi Baru Kasus Dugaan Korupsi Internet Diskominfo Sleman
-
Sawah Kulon Progo Tergerus Tol: Petani Terancam, Ketahanan Pangan Dipertaruhkan?
-
Bantul Genjot Pariwisata: Mampukah Kejar Target PAD Rp49 Miliar?