Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 30 Maret 2022 | 17:51 WIB
Pipa gas di stasiun kompresor Atamanskaya, fasilitas proyek Power Of Siberia Gazprom di luar kota Svobodny, di Amur, Rusia, 29 November 2019. (ANTARA/Reuters/Maxim Shemetov/as)

SuaraJogja.id - Jerman pada Rabu mengumumkan "peringatan dini" kemungkinan darurat pasokan gas, seraya mengatakan tindakan itu dirancang untuk mempersiapkan risiko gangguan atau penghentian aliran gas alam dari Rusia.

Pengumuman itu menjadi tanda paling jelas bahwa Uni Eropa sedang bersiap menghadapi gangguan pasokan setelah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Moskow sebelumnya berencana untuk memperkenalkan mekanisme baru yang mengalihkan pembayaran untuk gasnya ke mata uang ruble.

Tuntutan itu telah ditolak oleh negara-negara G7, termasuk Jerman, dan memicu kekhawatiran terjadinya gangguan.

Baca Juga: Kisah Warga Sipil di Kota yang Dikuasai Rusia

Di bawah rencana darurat gas Jerman saat ini, peringatan dini adalah yang pertama dari tiga tahap dan belum menyiratkan intervensi negara dalam penjatahan gas.

Tapi Menteri Ekonomi Robert Habeck mendesak konsumen dan perusahaan untuk mengurangi konsumsi, seraya mengatakan bahwa "setiap kilowatt jam berarti".

Siapkan untuk "semua skenario"

Dia mengatakan pada konferensi pers bahwa pasokan gas masih aman untuk saat ini, dan bahwa Jerman sedang memantau secara seksama aliran pasokan dengan operator pasar.

"Namun, kita harus meningkatkan langkah-langkah kehati-hatian untuk bersiap menghadapi eskalasi di pihak Rusia," kata Habeck. "Dengan deklarasi tingkat peringatan dini, tim krisis telah bermusyawarah."

Baca Juga: Perundingan Rusia-Ukraina: Pesan Presiden Turki Erdogan Sebagai Tuan Rumah

Rusia menyumbang 55 persen dari impor gas Jerman pada 2021. Meskipun angka itu turun menjadi 40 persen pada kuartal pertama 2022, Habeck mengatakan Jerman tidak akan mencapai kemandirian penuh dari pasokan Rusia sebelum pertengahan 2024.

Load More