SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menyelenggarakan seminar Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2022 di Hotel Grand Serela, Kamis (31/3/2022). Eliminasi Tuberkulosis (TBC) pada 2030 menjadi fokus komitmen bersama.
"Kita terus berfokus untuk eliminasi tbc pada 2030 ya. Jadi memang tidak bisa hanya dari Dinas Kesehatan saja tapi pasti harus lintas sektoral, dengan masyarakat," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati saat ditemui SuaraJogja.id, Kamis (31/3/2022).
Yuli, yang dalam seminar tersebut membacakan sambutan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Cahya Purnama, menerangkan bahwa tren pemeriksaan terduga serta penemuan kasus TB yang meningkat pada sebelum pandemi mengalami penurunan. Tercatat pada tahun 2020 penurunan menjadi 43,4 persen dan 32,4 persen di tahun 2021.
Lalu untuk temuan kasus TB pada tahun 2020 sebesar 45,5 pesen dan tahun 2021 sebesar 40,7 persen dengan di antaranya sebanyak 2,3 persen adalah TB RO (resisten obat).
Baca Juga: Menkes Ungkap Tiga Langkah Penting Advokasi Isu Tuberkulosis
"Hasil tersebut masih jauh dari harapan kita untuk bisa menemukan semua terduga TB dan mengobati warga yang terdiagnosa TB sampai sembuh," ungkapnya.
Salah satu faktor yang menjadi kendala di masa pandemi ini adalah keengganan warga untuk datang ke fasilitas kesehatan. Sebab masih ada anggapan dan merasa takut jika dilabeli terkena Covid-19.
Selain itu data yang masuk ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman bahwa hasil investigasi kontak terduga TB masih di dominasi secara pasif. Dalam artian bahwa kasus-kasus yang didapatkan oleh petugas kesehatan di Puskesmas atau di fasyankes itu masih secara pasif belum bisa dilakukan secara aktif dan hasilnya masih sangat rendah.
"Beberapa tantangan adalah metode pemeriksaan yang kurang diminati warga kontak erat terduga TB karena mereka merasa tidak punya gejala atau tidak ada keluhan batuk. Sehingga untuk memeriksakan TB-nya itu sendiri menjadi enggan," paparnya.
Disampaikan Yuli, sesungguhnya Kabupaten Sleman memiliki sumber daya yang cukup dan menjadi peluang peningkatan penanggulangan TB. Baik dari dokter, perawat, bidan, sanitarian, promkes di Puskesmas bahwa semua sudah mendapatkan pengetahuan tentang TB yang cukup.
Baca Juga: Hati-hati, Anak Terinfeksi Tuberkulosis Berulang Kali Berisiko Alami Resistensi Obat!
Dari segi jejaring tinggi pun di Sleman telah dibangun dengan menjalin kemitraan dengan berbagai sektor. Mulai dari organisasi profesi sendiri, kemudian tokoh masyarakat dan lembaga non pemerintah.
Dinas Kabupaten Sleman juga telah meluncurkan kampanye TB dengan jargon Perjaka 2M perangi gejala batuk kurang lebih 2 minggu. Dengan harapan seluruh lintas sektor yang terbaik mulai dari fasyankes, masyarakat semua semakin mengenali TB dan menyadari bahayanya hingga akhirnya mau untuk datang untuk periksa di fasyankes.
"Pada momen peringatan Hari TB sedunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret 2021 kemarin, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman ingin menguatkan kolaborasi interprofesi terutama di layanan primer. Dengan harapan agar penemuan terduga TB secara aktif di masyarakat bisa berjalan lebih solid, integrasi, cepat dan tuntas," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, pihaknya juga sangat mengapresiasi upaya dan kerja keras seluruh tenaga kesehatan dan kader TB yang tanpa kenal lelah, pantang menyerah dalam upaya kemanusiaan. Untuk yang utama melindungi masyarakat dari bahaya TB.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo berharap dari seminar tersebut akan dapat ditindaklanjuti dengan berbagai langkah strategis selanjutnya. Sehingga para tenaga kesehatan dapat semakin membantu Pemerintah Kabupaten Sleman dalam penanggulangan TB di wilayahnya.
"Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sleman dalam penanggulangan penyebaran kasus TB," ucap Kustini.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Menkes Ungkap Tiga Langkah Penting Advokasi Isu Tuberkulosis
-
Hati-hati, Anak Terinfeksi Tuberkulosis Berulang Kali Berisiko Alami Resistensi Obat!
-
Sebagian Besar Kasus Tuberkulosis Anak Ditularkan Oleh Orang Dewasa
-
Bukan Covid-19, Ahli Peringatkan Batuk Terus Menerus Bisa Jadi Pertanda Penyakit Mematikan Ini
-
Sebanyak 800 Warga Pamekasan Terserang TBC
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
5 HP Murah dengan Desain Mirip iPhone Juni 2025, Bukan iPhone HDC!
-
Pemain Keturunan Rp 112,98 Miliar Potensi Comeback Gantikan Teman Duet Bek Klub Serie B Lawan Jepang
-
5 Mobil Keluarga Rp70 Jutaan Juni 2025: Kabin Longgar Mesin Bandel, Irit Bahan Bakar
-
Eksklusif dari Jepang: Mulai Memerah, Ini Kondisi Osaka Jelang Laga Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
Terkini
-
Kisah Jemaah Haji 2025 Terlantar di Arafah hingga Makanan Tak Layak, DPR RI Bentuk Pansus
-
PN Sleman Tolak Intervensi Kasus Ijazah Jokowi: Langkah Mediasi Jadi Penentu
-
Diduga Sakit Hati Dagangan Tak Laku, Bocah di Sleman Nekat Gores Mobil dengan Cutter
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana