Upaya menelusuri kontak pasien juga diintensifkan. Sekitar 11.000 pejabat kesehatan, guru dan mahasiswa kedokteran bergabung dalam "pemeriksaan medis semua penduduk secara intensif" di seluruh negara itu untuk mencari dan mengobati warga yang demam.
Namun, berbagai sektor bisnis tetap menjaga produksi dan konstruksi, meskipun harus menerapkan langkah pencegahan virus, kata KCNA.
Kim telah mengeluarkan perintah tentang aktivitas terbatas yang diizinkan di setiap kota dan desa.
Korsel Menunggu Respons
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa virus bisa menyebar cepat di Korut, yang selama ini tak melakukan program vaksinasi dan menolak bantuan internasional.
Banyak obat yang didistribusikan adalah penghilang rasa sakit dan pereda demam seperti ibuprofen, amoksilin, dan antibiotik lainnya, yang tidak mematikan virus tetapi kerap diresepkan untuk infeksi bakteri sekunder. Pengobatan di rumah seperti berkumur dengan air garam juga dianjurkan.
Korsel pada Senin menawarkan diri untuk mengirim bantuan obat-obatan, termasuk vaksin, masker dan alat tes, serta kerja sama teknis, tapi mengatakan Korut tidak menanggapi pesannya.
Seorang pejabat di Kementerian Unifikasi Korsel, yang menangani urusan lintas batas, mengatakan pada Selasa bahwa belum ada tanggapan dari Korut tetapi pihaknya berencana untuk "menunggu respons tanpa menekan".
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya mengkhawatirkan dampak wabah itu pada rakyat Korut, dan mendukung bantuan obat-obatan ke negara itu.
Baca Juga: Jokowi: Perjalanan Dalam dan Luar Negeri Tidak Perlu Tes Covid-19 kalau Sudah Vaksin Lengkap
"Kami sangat mendukung dan mendorong upaya AS dan organisasi bantuan dan kesehatan internasional untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran COVID-19… dan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dalam bentuk lain kepada kelompok-kelompok rentan di negara itu," kata seorang juru bicara.
Berita Terkait
-
Update Covid-19 Global: Tak Punya Vaksin dan Obat, Korea Utara Gunakan Antibiotik dan Herbal Untuk Tangani Infeksi
-
Korea Utara Laporkan 42 Orang Meninggal Akibat Wabah Covid-19 Pertama, 296.180 Orang Mengalami Demam
-
Kasus Terus Naik, Korea Utara Laporkan 42 Pasien Meninggal Akibat COVID-19
-
Terpopuler Kesehatan: Celana Dalam Khusus untuk Seks Oral, 21 Meninggal karena Demam di Korea Utara
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Remaja Dianiaya karena Dikira Klitih di Bantul, Pelaku Berjaket Ojol?
-
Kisah Pilu Transmigran Eksodus: Kembali ke Yogyakarta, Hadapi Jalan Rusak dan Longsor
-
Ingin Saldo DANA Gratis Hingga Rp500.000? Begini Cara Klaim DANA Kaget Khusus untuk Warga Jogja
-
Terungkap, Alasan Gelandangan dan Pengemis "Betah" di Jogja, Bikin Geleng Kepala
-
Hentikan Pemburu Rente, Guru Besar UGM Nilai Program MBG Lebih Aman Jika Dijalankan Kantin Sekolah