SuaraJogja.id - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kian merebak dan terus membayangi aktivitas perdagangan hewan ternak menjelang Hari Raya Idul Adha kali ini. Para pedagang dan pembeli was-was dengan kondisi yang tidak menentu ini.
Para pedagang atau peternak sendiri banyak yang khawatir untuk membawa hewan ternak mereka ke pasar. Karena tak sedikit sapi yang dibawa ke pasar dalam keadaan sehat namun selang beberapa waktu justru terjangkit PMK.
Akibatnya semenjak dibuka kembalu usai ditutup selama 2 pekan, aktivitas pasar hewan di Gunungkidul kembali menggeliat. Kendati demikian, suasana pasar cenderung sepi jauh lebih sepi dibanding ketika ada isu virus antraks.
Edi Susanto, pedagang sapi asal Kapanewon Playen mengaku memang was-was atau takut membawa sapinya ke pasar. Ia kini lebih memilih menyimpan sapinya di kandang daripada dibawa ke pasar. Karena khawatir ketika dibawa ke pasar justru terjangkit PMK.
"Takut lah bawa hewan ke sini (pasar hewan). Saya sendiri ke sini hanya mau lihat-lihat. Mau beli juga takut,"kata dia, Jumat (17/6/2022) di pasar hewan Siyonoharjo Playen.
Sepinya aktivitas ini juga berimbas pada sepinya transaksi jual beli. Karenanya, para pedagang juga kesulitan mencari pembeli usai semakin merebaknya PMK di Gunungkidul dan juga wilayah lainnya saat ini.
Imbas lain yang dirasakan adalah turunnya harga jual hewan ternak mereka. Para pedagang kini lebih berpikir untuk cepat menjual dagangan mereka ketimbang memeliharanya lebih lama agar harganya lebih tinggi.
"Sekarang pedagang banting harga. Yang penting cepat laku daripada nanti malah kena PMK,"kata dia.
Edi menambahkan, saat harga sapi di pasaran turun rata-rata Rp 2 juta hingga Rp 6 juta perekor. Kondisi ini berbanding terbalik dengan saat menjelang Idul Adha tahun-tahun sebelumnya yang selalu mematok harga tinggi.
Wawan (42), pembeli sapi asal Mulo, Wonosari juga belum berani membeli sapi. Hari Jumat ini ia hanya datang ke pasar untuk melihat-lihat. Padahal biasanya, ia bisa membeli hingga 3 ekor sapi dalam sekali kunjungan.
"Terus terang saya takut dengan merebaknya PMK ini,"kata dia.
Sebab selain pada kesehatan ternak, penghasilannya pun sebagai pembeli juga ikut terdampak. Ia mengaku juga kesulitan untuk menjual sapi miliknya karena saat ini yang bersedia membeli juga sedikit.
Pengelola Pasar Siyonoharjo di Kapanewon Playen, Isnaning Suindarti juga mengakui jika transaksi di pasar terbesar di Gunungkidul ini juga tergerus isu merebaknya PMK. Saat ini aktivitas jual belinya turun hingga separuhnya.
Baik pembeli maupun pedagang yang datang ke sini turun sampai 50 persen. Ia menilai sepinya kondisi pasar tak lepas dari keresahan pedagang dan pembeli berkaitan dengan PMK.
" virus penyebab penyakit ini menular begitu cepat dan bisa mengenai ternak yang ada di rumah mereka,"kata dia.
Berita Terkait
-
Wabah PMK Meluas, 293 Hewan Ternak di Kabupaten Tangerang Diduga Tertular
-
Resmi! MUI Keluarkan Fatwa Sapi Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku Boleh Disembelih, Ini Syaratnya
-
Fatwa MUI Perbolehkan Hewan Terinfeksi PMK Ringan Dijadikan Kurban
-
Dompet Dhuafa Kerja Sama dengan Petani Lokal untuk Cegah Penyebaran PMK
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Deadline Proyek di Gunungkidul Dikejar: DPRD Tak Ingin Hujan Jadi Alasan
-
Setelah Diperiksa Intensif, Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Resmi Ditahan Terkait Kasus Korupsi
-
WNA Tiongkok 'Nakal' di Yogyakarta: Alih-Alih Pelatihan, Malah Kerja Ilegal?
-
Trauma Mendalam, Terdakwa Kecelakaan Maut BMW Menangis di Persidangan: 'Saya Bukan Pembunuh'
-
Raih Saldo Gratis? Ini Trik Jitu dan 4 Link Aktif untuk Klaim DANA Kaget buat Warga Jogja