SuaraJogja.id - Sambil menyeka liur yang menetes keluar dari mulut sapi ternaknya, mata Nuning tampak berkaca-kaca. Sesekali jemarinya mengelus wajah hewan ternak yang dibelinya dari hasil menabung bersama sang suami itu.
Tengah hari itu, Rabu (22/6/2022), warga Bimomartani, Ngemplak, Sleman tersebut untuk kesekian kalinya mengecek kondisi dua sapinya yang diletakkan di kandang kelompok Mulya Sari. Kepada SuaraJogja.id, Nuning mengungkapkan kondisi dua sapinya urung bergas lantaran masih dalam masa pemulihan seusai terpapar Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK.
Ya, seusai dihantam pandemi Covid-19, sejumlah daerah, salah satunya di Sleman dihantam virus mulut dan kuku atau PMK yang menyerang secara masif terhadap hewan ternak.
Berdasarkan data siagapmk.id, DIY tercatat masuk dalam urutan ke-7 perihal jumlah kasus PMK tertinggi secara nasional. Wilayah Sleman menjadi penyumbang paling besar berkait kasus PMK di DIY yakni mencapai 2.759 kasus per 21 Juni 2022 kemarin.
Nuning menjadi satu diantara sekian peternak yang terdampak akibat serangan PMK tersebut. Ia sempat kaget saat harus menerima kenyataan ketika sapi limosin yang dibelinya seharga Rp14,5 juta terpapar PMK.
Ia mengungkapkan sapinya mulai terpapar PMK sejak dua pekan sebelumnya. Mulanya ia mengira sapinya hanya mengalami flu biasa hingga belakangan diketahui telah terpapar virus mulut dan kuku.
"Saya kira itu hanya flu biasa. Tapi belakangan baru tahu kena PMK setelah dicek petugas dari Puskeswan Ngemplak," terangnya.
Nuning mengaku masih terbawa suasana sedih lantaran dua sapinya saat ini meski sudah berangsur sembuh masih terlihat lesu. Bagi Nuning dua sapinya itu selain sebagai investasi juga telah menjadi bagian dari keluarganya.
"Iya masih sedih, mereka itu kan kami besarkan sudah sejak dua tahun lalu dan sudah seperti membesarkan anak kami sendiri. Jadi kalo melihat sakit begitu ya gimana ya," katanya.
Baca Juga: Jadwal Piala Presiden 2022 Hari Ini, Ada Laga PSIS Semarang vs PSS Sleman
Sebagai tindakan perawatan, Nuning saat ini rutin memberikan olahan empon-empon agar cepat pulih dan mengembalikan nafsu makan hewan ternaknya.
"Sekarang sudah berangsur pulih, ini sambil saya kasih olahan empon-empon untuk menjaga imunitas tubuhnya dan cepat sembuh," tambahnya.
Pemangku Wilayah Kewalahan
Serangan PMK yang masif di Sleman membuat pemangku wilayah kewalahan menanganinya. Hal tersebut secara blak-blakan diungkap Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman drh. Nawangwulan.
Ia mengungkap, sebetulnya Indonesia sudah dinyatakan bebas PMK pada 1986. Dengan munculnya kembali kasus PMK di tahun ini menjadi situasi pertama yang harus dihadapi timnya.
Merujuk pada kondisi tersebut, seluruh orang yang berada di DP3 belajar dari awal dalam mengenali, menyelami dan menangani PMK.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Ini Kata Kemenag Soal Keamanan Bangunan Ponpes di Jogja Pasca Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
-
Kerja di Luar Negeri Aman? BP3MI DIY Beri Peringatan Penting Sebelum Tergiur Gaji Tinggi
-
Jalan Sedogan-Balerante 'Dikepung' Portal! Pemkab Sleman Ambil Tindakan Tegas Atasi Truk Galian C yang Meresahkan Warga
-
Siap Taklukkan Menoreh? BiosfeRun 2025 Suguhkan Rute Baru Berstandar Internasional
-
Aliansi Jogja Memanggil Bongkar Kekerasan Aparat, Tuntut Pembebasan Aktivis hingga Reformasi Polri