Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 27 Juni 2022 | 20:25 WIB
Momen Indah Permatasari Lebaran Bareng Keluarga Arie Kriting (instagram/@indahpermatas)

SuaraJogja.id - Arie Kriting punya cerita kocak pernah dikira non-muslim oleh beberapa netizen. Hal ini diceritakannya pada saat menjadi bintang tamu di acara podcast Helmy Yahya.

Kisahnya berawal saat dia mulai menyukai ceramah-ceramah seorang ustaz yang menurutnya mendamaikan hatinya. Dia tak jarang mengunggah ceramah itu di sosial medianya.

Ternyata respons beberapa netizen senang karena menganggap suami Indah Permatasari ini sudah mendapatkan hidayah. Dia pun didoakan semoga segera menjadi mualaf.

"Banyak sekali yang nyuruh saya jadi mualaf," ucap Arie Kriting bingung.

Baca Juga: Biar Tak Ragu dengan Kehalalannya, Pedagang di Pontianak Namakan Usahanya dengan Kwetiau Sapi Mualaf Ahuang

Ini karena Arie Kriting memang beragama Islam sejak lahir, namun malah didoakan menjadi mualaf atau orang yang baru saja masuk Islam.

"Kan saya dari lahir sudah diadzanin gitu," bebernya.

Makanya dia malah iseng sampai menuliskan kalimat kontroversial di akun Twitternya yang bikin heboh waktu itu.

"Sampai meninggal saya tidak akan jadi mualaf," ucapnya membacakan isi tweetnya. "Wah marah semua," lanjutnya.

Saat itu Arie Kriting sampai dihujat karena seolah tak mau masuk Islam. Padahal stand up comedian ini beragama Islam sejak lahir.

Cerita itu sontak membuat Helmy Yahya ngakak dan Arie Kriting pun terbahak-bahas usai bercerita pengalaman kocaknya.

Beberapa netizen terlihat ikut ngakak saat melihat penggalan video Arie Kriting itu lagi setelah diunggah ulang akun gosip @nyinyir_update_official pada Minggu (26/6/2022).

"Ngakak banget tolong," komentar netizen.

"Begitulah netizen Indonesia selalu bawa-bawa agama," celetuk netizen lain.

"Naah yang coment di tweet malu tuh dibahas begini langsung. Wkwkkww," komentar yang lain.

"Biasalah warga ++62,,, banyak yang sumbu pendek,,, jadi gampang tersulut amarahnya," nilai lainnya.

Tonton videonya di sini.

Kontributor : Tinwarotul Fatonah

Load More