Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 08 Juli 2022 | 15:12 WIB
[ILUSTRASI] Suasana Stadion Stadion Maguwoharjo, Sleman, saat Persija Jakarta menang telak atas Borneo FC dengan skor 5-0 dalam ajang Piala Presiden 2019. (Bolatimes/Irwan Febri Rialdi)

SuaraJogja.id - Seorang wartawan perempuan diduga terkena pelecehan seksual oleh salah seorang oknum suporter PSS Sleman. Peristiwa itu dialami saat korban melakukan liputan leg 1 semifinal Piala Presiden 2022 PSS Sleman, yang menjamu Borneo FC di Stadion Maguwoharjo, Kamis (7/7/2022) malam.

Mawar, nama yang disamarkan, menuturkan bahwa pelecehan seksual itu didapatnya saat berada di tribun biru Stadion Maguwoharjo.

Saat itu, ia datang terlambat sebelum menuju ke tribun media. Sedangkan kondisi di tribun biru sendiri sudah cukup penuh dengan suporter.

"Pas mau masuk ke tribun media kan ada pintu dijaga panpel. Itu pelaku ada di sana gelantungan (di pagar besi pembatas tengah) psywar ke pemain Borneo. Nah saat masuk agak miring posisi badanku dengan pelaku berhadapan," kata Mawar saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Jumat (8/7/2022).

Baca Juga: PSS Petik Hasil Minor di Leg Pertama Semifinal Piala Presiden, Seto Harapkan Pemain Tetap Punya Motivasi Tinggi

Ketika itu, kata Mawar, dirinya kaget sebab salah satu bagian tubuhnya dicolek oleh pelaku. Mendapatkan perlakuan seperti itu, ia langsung menatap sang pelaku.

"Aku pikir dia enggak sengaja menyenggol terus mau minta maaf. Tapi dia cuma liatin mukaku sambil tangannya gerak-gerak, aku lupa kejadiannya cepet banget," sambungnya.

Sesudah sampai di tribun media, Mawar langsung duduk dan membuka laptop untuk mulai bekerja. Sembari menonton pertandingan sekaligus juga menenangkan diri.

Namun, ia justru merasa panik atas kejadian yang menimpanya. Mawar pun kemudian bercerita ke sesama rekan peliput yang ada di situ sambil gemetar.

Setelah itu Mawar memutuskan menghubungi panitia pelaksana (panpel) untuk melaporkan kejadian tersebut. Ia kemudian diajak ke ruang media sembari ditenangkan oleh rekan-rekan lainnya.

Baca Juga: Kronologi Kasus Cabul Anak Kiai Ponpes Shiddiqiyyah Jombang, Korban Lima Orang yang Melapor

"Selesai pertandingan pelaku dibawa ke ruangan yang isinya polisi, manajemen, temen-temen media dan aku. Awalnya pelaku enggak ngaku, pas didesak akhirnya dia ngaku, karena konsumai miras dan ditemukan obat penenang," ungkapnya.

"Hampir 2 jam diintrogasi akhirnya karena pelaku kooperatif dan minim saksiku. Aku minta dia minta maaf dan melakukan syarat-syarat agar efek jera," imbuhnya.

Mawar memaparkan ada tiga poin yang harus dipenuhi pelaku dalam permintaan maafnya saat itu. Mulai dari tidak mengulangi kesalahan di kemudian hari, pelaku harus berjanji tidak datang ke stadion dalam keadaan mabuk atau pengaruh minuman atau obat-obatan terlarang.

Terakhir yakni mengirimkan email permohonan maaf atas tindakan pelecehan terhadap korban kepada manajemen PSS Sleman dan komunitas suporter khususnya Brigata Curva Sud (BCS). Ditambahkan Mawar, pelaku juga berjanji untuk bersedia menjadi duta anti seksisme di stadion.

"Sekitar jam 2 pernyataan yang dibuat pelaku ditandagangi pelaku, korban dan dua orang saksi, di depan anggota kepolisian Polsek Depok Timur, Sleman," pungkasnya.

Humas PSS James Purba menyampaikan bahwa kejadian tak terpuji ini akan dijadikan pembelajaran bagi semua pihak. Tak hanya panpel tapi juga klub hingga suporter.

Semua pihak diminta untuk terus menjaga situasi di dalam maupun di luar stadion. Terlebih dengan lebih lantang menggaungkan anti pelecehan seksual.

"Ini di luar kehendak kita semuanya. Ke depan ini jadi evaluasi karena kan yang namanya korban kita pasti melindungi. Dan kita menyiapkan hal-hal yang memang akan mendukung kalau seandainya ini terjadi lagi agar semua yang nonton di Maguwoharjo bisa aman dan nyaman," ujar James.

James berkomitmen akan menindak tegas pelaku jika kejadian serupa terulang kembali. Bukan hanya ancaman pidana, tak menutup kemungkinan juga bagi siapa saja yang melakukan tidak terpuji tersebut akan dilarang masuk ke Stadion Maguwoharjo.

"Kita mungkin akan bekerjasama dengan kepolisian untuk meringkus. Ini sebenarnya enggak bisa dibiarkan. Kalau kita bicara konteks ke depannya kalau ini terjadi lagi, kita bisa melakukan banned ke komunitas untuk tidak hadir di Stadion Maguwoharjo untuk efek jera. Dan untuk pelaku nantinya kita enggak akan beri ampun lah untuk menyentuh Maguwoharjo," tegasnya.

Dihubungi terpisah, Kapolsek Depok Timur Kompol Endar Isnianto membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pelaku pun sudah ditangani oleh polisi juga saat itu.

"Dari korban menyadari pelaku tidak sadar atau bagaimana, akhirnya diminta membuat surat pernyataan saja," ucap Endar.

Load More